SE - Bab 6: Hangover

48 9 5
                                    

"Lepasin gua Aaron!"

Bryan merintih di bawah Aaron yang menindih tubuhnya.

Hal ini terjadi di saat Bryan pulang dengan keadaan mabuk. Aaron membantu Bryan untuk sadar tetapi Bryan semakin liar dan menghancurkan barang yang ada di kamarnya.

Karena kamar Bryan sudah hancur dan berantakan, akhirnya Aaron langsung membawa Bryan ke kamarnya. Mengunci tubuh Bryan agar diam dan tidak menjadikan kamarnya sebagai korban kapal hancur.

"Minum obat nya dulu!"

Aaron mencari tali di kamarnya namun yang ada hanya dua dasi sekolahnya dan itu ia ambil lantas menalikan dasi itu ke tangan serta kaki Bryan.

Merasa Bryan sudah tidak banyak bergerak karena sudah di tali. Aaron mengambil obat untuk pereda hangover, namun Bryan kembali memberontak yang membuat Aaron langsung menindih tubuh Bryan.

Seperti itu lah bagaimana Bryan kini bisa merintih di bawah Aaron.

"Gak!! Lepasin gua!!"

Bryan terus memberontak dengan kaki dan tangan mencoba menjauhkan Aaron dari atas tubuhnya. Hal itu tentu sia-sia karena Aaron lebih kuat di bandingkan Bryan.

"Choi Beomgyu!"

Deg!

Kedua netra Beomgyu menggelap, mengarah tajam di mata Aaron. Tubuhnya diam tak bergerak, kakinya pun juga ikut diam.

"Dengarkan aku, minum obatnya dulu." Lirih Aaron.

Merasa Bryan tenang, Aaron mengambil segelas air. Menarik pelan Bryan agar duduk dan meminum obat itu. Bryan nampak lebih tenang dan menurut saat ini.

Akhirnya perjuangan Aaron sejak pulang sekolah terbayar dengan baik. Bryan menunduk dalam tanpa berkata apapun kepada Aaron yang kini menanti perkataan rasa terimakasih untuk nya.

Karena tidak ada balasan, "Terimakasih." Ujar Aaron.

"Sama-sama." Balas Bryan.

Hei! Seharusnya Bryan kembali mengulang kata-kata nya. Kenapa malah membalasnya dengan ucapan sama-sama.

Ingin protes, Aaron di hentikan dengan Bryan yang mencoba melepaskan dasi yang mengikat tangan dan kakinya.

"Lepasin." Pinta Bryan pelan.

Aaron melepas dasi itu, Bryan duduk dengan tenang. Ia merasa sedikit canggung karena harus berada di satu ruangan dengan Aaron dan terlebih lagi mereka hanya berdua di kamar Aaron.

"Kalau ada masalah jangan di pendem, cerita aja." Ujar Aaron.

"Gua gapapa. Udah sana lu keluar, yang lain pasti nunggu elu buat makan bareng." Balas Bryan.

"Tidak, kita keluar bersama. Aku akan menunggumu setelah mencuci wajah." Bantah Aaron.

Decakan kesal keluar dari bibir Bryan. Ia dengan langkah kesal masuk ke dalam kamar mandi Aaron. Tidak peduli jika harus memakai sabun milik Aaron, lagian ia masih bisa menggantinya nanti.

Sedangkan Aaron hanya terdiam menunggu Bryan keluar dari kamar mandi. Ada pertanyaan yang mengganjal di kepalanya, tentu menganai perubahan Bryan yang tiba-tiba marah dan menghancurkan seisi kamarnya.

Ingin sekali Aaron bertanya namun ia takut jika hal yang membuat Bryan marah adalah masalah pribadi. Mau bagaimana pun ia tidak bisa ikut campur dalam urusan pribadi orang lain.

Mungkin jika Bryan mau bercerita kepadanya, setidaknya Aaron masih bisa membantu jika ia memang bisa membantu.

"Udah, yok keluar."

Student Exchange | TaeGyuWhere stories live. Discover now