jeno dan jaemin saling bertatapan. tatapan jeno seolah merasa tidak enak pada jaemin sedangkan tatapan jaemin tetap datar, namun ada sedikit harapan agar jeno tidak mengambil keputusan sembarangan.

kini pedang wookhee sudah berubah posisi. mata pedangnya telah diarahkan ke jantung jaemin. peri melati itu nampak tak takut sedikit pun. ia malah memberikan tatapan datar pada dewa berpakaian putih itu.

guntur masih bersahutan ketika jeno berlari ke arah mereka, membuat mata jaemin sedikit membelalak.

"jangan!" jeno berteriak dan mempersatukan bibir mereka. petir segera menyambar dengan keras, menciptakan cahaya besar berwarna hijau tosca di sekeliling tubuh mereka yang membuat minhyung dan juga wookhee terpelanting ke belakang.

"gawat. mereka bertukar kembali." mata wookhee membelalak, sedangkan jeno yang sudah kembali memandang minhyung dengan angkuh setelah bibirnya dan bibir jaemin terlepas. peri melati itu kini bersembunyi di balik punggungya. mata jeno yang penuh amarah mengeluarkan api biru yang sangat amat besar dan membanjiri hutan itu hingga membuat minhyung serta wookhee tak berdaya.

"kau sudah berjanji tidak akan menyakitinya!" tegur peri jaemin. api di mata lee jeno langsung padam karenanya.

"kau sudah terluka. aku menang tanpa mengerahkan tenaga. pergilah." ucap jeno pada minhyung. jaemin langsung berlari ke arah dewa yang tersungkur di tanah itu.

"dewa minhyung!" langkah kaki peri itu terhenti ketika jeno menariknya kembali dan langsung melumat bibirnya di hadapan minhyung yang hatinya terpecah belah. wookhee segera berlari merangkul minhyung dan mereka langsung menghilang dengan kekuatan sihir.

"apa yang kau lakukan?!" rengek jaemin sembari mengusap kasar bibirnya setelah mereka hanya tinggal berdua.

"aku..." jeno juga tidak mengerti mengapa ia melakukan hal itu.

"jangan ikuti aku!" peri itu berlari menjauhi jeno yang masih terpaku. raja bulan tersebut baru tersadar kembali ketika kuanlin berlari-lari sembari memanggilnya.

"yang mulia!" imoogi itu tak lupa memberi hormat, "yang mulia sungchan membawa pasukan dan membuat kekacauan di istana. tadi saya mengambil wewenang pengambilan keputusan sendiri di saat genting untuk menggerakkan pasukan penjaga keamanan. pasukan yang mulia sungchan sudah mengepung istana dal. sekarang hanya menunggu perintah dari yang mulia dan saya akan langsung menyerang mereka serta merebut kembali istana dal."

"tidak perlu. aku sendiri saja sudah cukup."

"yang mulia, tadi saya tidak menemukan yang mulia di istana. apakah telah terjadi sesuatu?"

↩️

"sungchan, beraninya kau duduk di singgasanaku."

bayangan hitam yang semakin mendekat ke arahnya tak membuat sungchan gentar, "kau jangan berpura-pura lagi."

semakin dekat, sungchan dapat melihat sorot mata yang sangat dikenalinya. ia langsung bangkit dari singgasana raja bulan.

"lee jeno?"

"lee jeno?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
fairy and devil | nomin, markminWhere stories live. Discover now