" Ini masalah rumah tangga gue. Dan lo nggak usah ikut campur, biar gue yang selesai in ini semua," Tandas Marvin tegas dan bergegas pergi menyusul Adel.

Setelah beberapa menit lamanya akhirnya Marvin menemukan tubuh istrinya yang sedang berjalan kaki. Marvin menghentikan mobil di depan Adel namun wanita itu masih kesal dan terus berjalan tidak memperdulikan suaminya yang terus memanggil.

Marvin yang geram itu turun dari mobil dan tanpa pikir panjang langsung mengendong tubuh istrinya ke dalam mobil. Di sepanjang perjalanan Adel hanya diam dengan wajahnya yang sedari tadi terus cemberut bahkan Marvin bicarakan tidak di jawab oleh sang empu.

Hingga malam ini semua tampak hening, Marvin benar-benar tidak mengerti kenapa istrinya cemberut dan tidak mau bicara. Dan sekarang dia sudah tidur membelakangi tubuhnya, apa yang harus aku lakukan agar kamu mau bicara sama aku? Pikir Marvin menatap punggung istrinya.

Marvin merebahkan tubuhnya dan memeluk tubuh istrinya. Walaupun tidak ada balasan tapi tetap saja itu terasa nyaman dan bisa membuatnya tertidur.

~

Keesokan paginya Marvin terjaga dan tidak menemukan Adel. Marvin mencari-cari tubuh wanita itu kesetiap sudut ruangan namun nihil tidak ada keberadaan wanita itu.

Marvin turun dari ranjang dan berjalan ke dalam kamar mandi. Tak lama Marvin keluar dan menemukan istrinya yang tengah tiduran di ranjang sambil memainkan ponsel, Marvin berjalan ke arah lemari dan memakai kaos santainya dengan celana pendek selutut. Marvin ikut naik ke atas ranjang dan mendekati istrinya, namun Adel malah menghindar membuat nya geram dan kembali bersuara.

" Sayang sebenarnya kamu kenapa? Dari kemarin kamu diemin aku, apa salah aku? Apa karna Clara?"

" Bukannya kamu sendiri yang suruh aku menemuinya? Dan sekarang apa? Kamu nangis di taman Rumah sakit dan Vio melihatnya. Oh apa karna kamu mau memperlihatkan padanya kalau kamu tidak bahagia sama aku? Agar kamu bisa kembali bersama Vino Iyah?!" Marvin benar-benar sudah kalut terbawa emosi. Bayangan dan kota-kota Vino yang ingin  merenggut kembali istrinya kembali menghantuinya. Tanpa ia sadari sekarang Adel menangis sesegukan di sana.

Marvin terkejut dan mendekati Adel. Marvin mencoba menyentuh Adel namun Adel menepisnya. " Sayang aku minta maaf, aku nggak bermaksud ngomong kaya gitu."

" Apa aku serendah itu di mata kamu kak?"

" Iya memang aku yang menyuruh kamu menemuinya. Karna saat dia dalam keadaan kritis dia terus menyebut nama kamu, aku menyuruhmu menemuinya karna aku ingin tau dia akan bangun atau nggak. Dan ternyata dugaan aku benar, Clara bangun dan itu karna kamu,"

" Aku cemburu kak, aku benar-benar tidak suka melihat itu. Aku tau aku egois tapi melihat hal itu membuatku sakit hati, aku nggak tau seberapa dekatnya kalian saat di New York, tapi melihat kejadian kemarin membuat aku mengerti kalau kamu begitu penting baginya," Isakan demi isakan tidak dapat Adel tahan lagi. Air matanya mulai terus membahasi wajahnya, sejenak Marvin hanya diam dan menatap wajah istrinya yang terus berbicara. Rasanya sangat sakit melihat istrinya menangis seperti itu, ini hanya masalah kecil lalu bagaimana jika nanti Adel tau tentang kebenaran hubungannya dengan Clara saat di New York.

Marvin merengkuh tubuhnya ke dalam pelukannya. Marvin memeluk tubuh itu erat sangat erat bahkan sesekali ia mencium kepala Adel lama, air bening itu lolos. Begitu berat baginya berbohong pada sang istri, tapi mau bagaimana lagi ini sudah terjadi dan tidak bisa ia ulang lagi.

" Aku minta maaf," Ucap Marvin lirih.

Adel tidak bergeming ia hanya hanyut dalam kesedihannya. Bawaan hamil itu benar-benar membuat Adel semakin cengeng, namun hal itu adalah sebuah anugrah yang harus ia hadapi dan syukuri.

Beberapa menit lamanya telah berlalu. Adel pun sudah lebih mendingan, hanya ada sisa isakan-isakan kecil di bibir ranum itu.

" Sudah jangan nangis lagi. Aku minta maaf ya, aku janji aku nggak akan pergi menemui Clara tanpa seizin kamu. Meskipun dia sahabat aku tapi kamu benar dia hanya seorang sahabat dan kamu istri aku, apapun yang terjadi aku akan pergi dengan seizin kamu," Tutur Marvin sembari tangannya menghapus air mata Adel.

" aku nggak papa kok kalau kamu pergi jenguk Clara. Aku hanya mau kamu jangan terlalu dekat sama dia, aku benar-benar cemburu ngeliatnya,"

" Iya sayang aku janji. Tapi aku seneng kamu cemburu kaya gini tandanya kamu sayang sama aku,"

" Iyalah sayang kalau nggak mana mungkin ada baby di perut aku," Cetus Adel yang mendapat kekehan kecil dari Marvin.

Marvin mengelus perut Adel sesekali menciumnya sayang. " lain kali kalau ada apa-apa bilang sama aku. Jangan kaya tadi, tau-tau kamu lagi sama Vino. Aku nggak suka lihat kamu dekat-dekat sama dia."

" Kenapa? Dia kan sahabat kamu,"

" Tapi dia juga kan pernah singgah di hati kamu. Kalian kan pernah saling mencintai, aku takut kalau itu keulang lagi," Tutur Marvin sendu

" Kamu ini nggak akan lah. Di perut aku udah ada orang ya kali aku mau ke yang lain,"

" Iya sayang aku percaya,"

Adel tersenyum dan mengelus perutnya sendiri.

" Yang,"

" Hm?"

" Aku pengen," Rengut Marvin manja.

" Pengen apa sih? Kalau ngomong tu yang jelas,"

" Pengen ngelongokin baby,"

" Apaan si baby kan masih di dalam perut. Kamu ini nggak jelas deh,"

Marvin membuang nafas panjang meratapi kepolosan istrinya.

" Bukan itu maksudku. Itu lo yang, masa kamu nggak ngerti sih?"

" Udah lama aku nggak main sama kamu. Aku benar-benar nggak kuat puasa lama-lama kaya gini, ayok yang sekali aja," Pinta Marvin memohon dengan menampilkan wajah imutnya

" Sayang aku kan lagi hamil, kamu nggak ingat pesan dokter?"

" Ya kan dokter bilang jangan terlalu sering. Tapi ini malah udah lama aku nggak main, lagian berhubungan itu sangat bagus. Ayolah yang, massa kamu nggak kasian sama aku. Sejauh ini aku udah berpuasa  loh," Rengut Marvin merengek seperti bayi minta makan.

" Yang massa kamu mau nolak si keinginan suami. Kamu tau kan nolak keinginan suami itu dosa, kamu mau durhaka sama suami?"

" Ya nngak mau lah,"

" Ya makanya sekarang kamu harus mau,"

" Ck dasar bisa aja kamu bujuknya,"

" Heheh,"

" Tapi pelan-pelan aku nggak mau baby aku kenapa-kenapa,"

" Iya sayang kamu tenang aja. Aku akan pelan kok, tapi nggak janji,"

" Ck dasar,"

Marvin mulai menc*um bibir ranum istrinya itu lembut. Marvin merebahkan tubuh istrinya perlahan, kini c*uman itu berubah menjadi sebuah l*matan kecil, tangan nakal itu mulai menjelamah tubuh Adel yang masih tertutup kain.

*
*
Next part😅

Gimana nih lanjut nggak? Komen bawel nya dong...

Di tunggu up selanjutnya ya!!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 03, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

STARWhere stories live. Discover now