STAR_47

32 3 2
                                    

Di Kediaman Alvin, semua orang sangat bahagia mendengar kabar kehamilan Adel. Apalagi Marvin setelah mengetahui istrinya sedang hamil Marvin kini menjadi sangat posesif, apapun yang di lakukan Adel semuanya ia larang.

Bahkan ketika ingin turun pun Marvin selalu memapahnya, semua orang yang melihat itu hanya mengeleng dan tersenyum simpul.

" Sayang aku bisa sendiri kamu berangkat kerja aja," Ujar Adel pada sang suami.

" Aku kerja di rumah aja ya, lagi pula pekerjaan kantor nggak terlalu banyak,"

" Loh kok gitu? Kamu kan atasan mereka. Kamu harus jadi contoh yang baik untuk karyawan-karyawan kamu,"

" Iya Marvin benar apa yang di katakan istri kamu itu. Sudah lebih baik kamu berangkat sama papah, lagi pula disini ada ibu, Mbok Siti dan Pak Agus mereka yang akan menjaga istrimu 24 jam, jadi kamu nggak perlu khawatir," kini Alvin yang membuka bicara.

" Hum baiklah kalau gitu, tapi kalau ada apa-apa cepat kabari aku oke?"

" Aden tenang aja ada mbok Siti yang selalu jagain neng Adel," Sahut Mbok Siti di sebrang sana.

" Yaudah aku berangkat dulu jangan lupa makan," Ujarnya dan bergegas pergi. Namun, sebelum itu Marvin mencium kening Adel lama dan beralih mencium perut rata Adel. " Jangan nakal-nakal yah di dalam sana.  " Ucap Marvin pada perut rata Adel.

Semua orang yang melihat itu hanya tersenyum termasuk Adel.

Setelah kepergian dua pria tampan itu Adel berjalan ke meja makan. Adel mengambil buah apel dan memakannya, namun belum sempat memakannya Delina lebih dulu menahannya.

" Jangan makan buah apel dulu sayang,"

" Loh kenapa? Adel kan pengen makan buah,"

" Ini masih pagi dan kamu belum sarapan. Isi perut sama nasi dulu baru makan buah," Ujar Delina dan memberikan sebuah mangkuk yang berisi bubur.

Namun, belum sempat memakannya Adel sudah mual-mual. Adel berjalan ke arah wastafel dan memuntahkan semua yang ada di dalam perutnya, tapi yang keluar hanyalah cairan bening di mulutnya.

" Huekk..."

Delina yang mengerti langsung mengelus punggung Adel. "Bu ini minumnya." Ucap Mbok Siti sembari memberikan segelas air hangat pada Adel.

Adel meminumnya dan merasa lebih baik. Tapi tetap saja rasa bau itu terus menyerang penciuman hidungnya, Adel menutup hidungnya menggunakan tangan dan meminta menyingkirkan bubur itu karna bau nya sangat menyusuk.

Mbok Siti menyingkirkan bubur itu jauh- jauh dari Adel dan di situ Adel mulai membaik. " Sayang gimana sekarang?" Tanya Delina

" Sekarang udah mendingan Mah,"

" Owalah kasian banget neng Adel. Mbok buatin teh manis yah,"

" Mm makasih mbok,"

" Sekarang kamu istirahat di kamar. Kamu mau makan apa? Biar mamah buatin,"

" Aku nggak mau apa-apa Mah. Rasanya denger makanan bawaannya mual,"

" Ini pasti bawaan bayi, yaudah mamah beliin kue ibu hamil yah. Sapa tau itu cocok buat kamu,"

Adel mengangguk dan bergegas pergi ke dalam kamar. Di dalam kamar Adel membaringkan tubuhnya di atas ranjang, rasa mual dan pusing masih ada. Ini benar-benar membuat Adel serba salah, tapi di sisi lain Adel mengerti kalau dulu ibunya pernah mengalami hal yang sama seperti nya.

Tiba-tiba sebuah notif masuk ke ponsel Adel. Adel mengambil ponselnya dan melihat satu notif masuk dari suaminya.

Sayang💕

STARWhere stories live. Discover now