2. The (Wolf)Pack

Mulai dari awal
                                    

Sebenarnya kami berempat lagi bolos MOS hari itu, hari ketiga. Cukup berani. Walau sebenarnya aku awalnya menentang keras pembolos ini. Bagaimana kalau kami ketahuan dan dihukum berat. Tapi karena Sam dan Bella memaksa. Juga karna Giselle bilang dia mau menceritakan tentang sekolah ini, akhirnya aku menyerah. Jadi kami berada ditaman belakang gedung SMA. Duduk dibawah pohon membuat lingkaran agar cerita nya pw.

"Lanjut lagi nih ya. Tadi sampe mana?" Tanya Giselle sambil berpikir keras.

"Mmm.. Banyak yang pindah sekolah!" Jawab Bella.

"Aahh, jadi karna ada pengumuman enam bulan sekolah ini akan ditutup. Banyak banget murid yang pindah. Tapi secara misterius entah kenapa mendadak kasus itu ditutup dan dalam satu bulan sekolah ini dibuka kembali. Yang makin aneh lagi, dalam waktu satu bulan libur itu, mereka sudah merenovasi sekolah ini secara besar-besar menjadi seperti sekarang! Itu misteri yang tidak dapat terpecahkan!" kata Giselle sambil menghembuskan nafas. Seakan-akan habis selesai melakukan hal yang melelahkan.

"Mmm, mungkin dia sewa tukangnya banyak kali," kataku mencoba rasional.

"Judyyyyy. Judy Judy Judy," Kata Giselle sambil menggeleng geleng dan menatapku kasian. Aku langsung mengerutkan dahi. Emang apa yang salah dari perkataanku?

"Kenap-"

Omonganku dipotong oleh Giselle, "udah-udah cukup." Aku mendesis kesal.

"Jadi Gis.. Soal insiden itu, cerita dong," kata Bella mengganti topik. Sam dan aku mengangguk-angguk.

"Sebenarnya ini sangat rahasia tapi karna kalian maksa... Janji kalian ga akan bocorin ini!"

Sebenernya kami bahkan belum memaksa, dasar Giselle.

"Janji!" Kami bertiga bersahutan.

"Demi orangtua kalian! Janji?!"

"Janji!" Lagi-lagi kami bersahutan.

"Okey, gue percaya kalian ya. Enam tahun yang lalu ada seorang murid perempuan yang ditemukan tak bernyawa digudang tempat sampah. Kasus ini ditutup karna dipikir cewek ini bunuh diri. Setelah kejadian ini, pihak sekolah meminta semua orang yang tahu agar tidak menyebarkannya. Mereka diancam akan diberi pelajaran. Guru yang cerita sama gue itu, cuman cerita ke gua aja," kata Giselle.

"Terus lo udah kasih tau kesiapa aja?" Tanya Sam.

"Cuman kalian bertiga! Gatau kenapa gue punya feeling bisa percaya kalian," kata Giselle menatap kami yakin. "Oh, dan, sekolah ini punya banyak misteri, bahkan beberapa mungkin gue gatau."

Setelah itu bell pulang sekolah berbunyi dan kami tidak ketahuan bolos. Kami bertiga pulang dengan perasaan ngeri. Satu hal yang kami tahu pasti sekolah ini ga beres.

Aku masih takut sekarang. Juga Bella dan Sam. Cuman Sam tidak mau mengaku. Tapi aku dan Bella sudah kenal dia dari SD jadi kami tahu HAHA. Aku berjalan menuju lokerku dihallway sekolah yang ramai dengan anak-anak. Ada yang sedang mengambil buku dari loker(sepertiku). Ada yang ngobrol sambil ketawa-ketawa atau dengan wajah serius dan banyak lagi.

Setelah sampai, aku mengambil buku bahasa Inggris yang tebal dan buku Matematika. Ketika tiba-tiba suara dihallway ini didominasi suara tawa atau bahkan ejekan atau obrolan dari satu gerombolan cowok-cowok yang sebelumnya belum pernah kulihat.

Gerombolan ini sedang melewati hallway tanpa memerhatikan sekeliling. Mereka semua memakai jaket varsity berwarna merah. Mereka terdiri dari sembilan orang (setelah kuhitung). Ketika mereka berjalan melewatiku, ada satu cowok dari mereka semua yang berdiri dipaling depan dengan wajah sangat tampan dan terlihat paling menonjol dari semuanya. Tentu saja dia yang paling dilihat oleh semua orang. Orang-orang yang sibuk tadinya, jadi memerhatikan mereka ketika mereka lewat.

Gerombolan itu pergi lalu semua orang kembali sibuk, beberapa memulai pembicaraan tentang gerombolan itu tentunya.

Dari cara jalannya dan bagaimana anak-anak menatapnya aku dapat menyimpulkan bahwa mereka adalah orang-orang yang populer disini, atau mungkin berkuasa, entahlah.

***

Usai bell istirahat berbunyi. Aku dan Bella bertemu dengan Sam dikantin. Aku sudah menceritakan tentang gerombolan yang tadi kulihat dihallway ke Bella. Bella bilang ketika ke toilet dia juga melihat 3 cowok dengan jaket varsity merah sedang membaca dinding pengumuman.

"Hei guys," sapa Sam yang sekarang sudah mengantri mengambil makanan dibelakang Bella. Aku didepannya Bella.

Setelah selesai mengambil makanan, kami duduk disalah satu meja bundar yang ada dikantin.

"Sam, udah liat segerombolan cowok-cowok pake jaket varsity belom?" Tanyaku pada Sam. Aku baru sempat mengobrol dengannya pas istirahat.

"Belom, emang kenapa?" Tanya Sam.

"Gapapa sih," kataku. Setelah dipikir-pikir itu ngga penting juga, ngapain cerita-cerita ya. Haih Judy Judy.

"Lo udah liat ya Jud?" Tiba-tiba suara familier ini mengagetkan kami bertiga. Siapa lagi kalau bukan Giselle.

Aku mengangguk. "Bella juga," kataku lalu Bella mengangguk.

"Oh, mereka itu satu geng cowok-cowok populer. Kayak pack. Wolfpack," ujar Giselle lalu dia mengibaskan tangannya untuk menyuruh kami semua mendekat. Aku dan Bella langsung maju mendekat ke Giselle untuk mendengar ceritanya, sedangkan Sam acuh tak acuh. Aku dan Bella memasang kuping baik-baik, lalu Giselle melanjutkan.

"Mereka deket banget satu sama lain, kayak sodara. Mereka ikut banyak kejuaraan football. Ketua mereka yang paling ganteng dan charming, Ethan.."

Pasti Ethan yang tadi berdiri paling depan, benakku.

"...Ethan bukan cuman ganteng dan jago olahraga, dia juga kaya banget, gatau orangtuanya kerja apa," kata Giselle sambil menggeleng-geleng. Giselle seperti tahu tentang semuanya disekolah ini. Aku lumayan kagum. "Beberapa dari mereka suka ngebully, tapi Ethan bukan salah-satunya. Yang paling suka ngebully itu namanya Ben, dia yang badannya paling gede, yang wajahnya serem," kata Giselle sambil bergidik. "Tapi after all, semua orang disekolah ini tetep mengidolakan mereka."

"Kayak difilm-film aja," kata Bella sambil tertawa. Aku mengangguk-angguk setuju.

"Makanya," kata Giselle ikutan tertawa.

"Mereka kelas berapa?" Tanya Sam.

"Kelas 12, beberapa IPS, beberapa IPA," jawab Giselle seakan-akan dia adalah expert gerombolan ini.

"Kalo Ethan itu IPA/IPS?" Tanyaku tanpa berpikir, keluar saja dari mulutku. Padahal aku ngga peduli, serius.

"IPA dear," jawabnya lalu aku mengangguk-angguk.

"Hai hai semua! Sam! Bella! Judy! Giselle!" Wajah riang ini datang lagi menghampiri kami, lebih tepatnya Sam. Dalam sekejap Rhonda langsung duduk disamping Sam.

Aku langsung menatap Bella, memberi isyarat lewat kontak mata. Lalu kami tertawa pelan. Kasihan Sam.

Belum selesai Rhonda menyelesaikan kalimatnya untuk Sam. Semua mata dikantin, hampir, menatap kearah pintu masuk kantin.

"The Wolfpack!" Bisik teriak Giselle kekami. "Itu Ethan!"

Benerkan itu yang Ethan!

"Itu Ben!"

Mukanya serem sip!

"Omaigat! Ganteng banget!" Meskipun Rhonda berbisik dengan cepat lagi, aku dapat mendengarnya. Matanya terpaku pada Ethan. Bukan cuman Rhonda, tapi cewek-cewek lain juga.

Well, kayaknya sebentar lagi Sam tidak akan menjadi idola para cewek.

TBC

Ethan dimulti media guysss! Thankyou for reading! Sekalian vote dong! Muah:*

The Haunted SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang