65. Tak Tersisa Apapun Lagi. (Kehancuran Viona)

6.7K 184 3
                                    

Viona sedang berbelanja di pusat perbelanjaan. Dia baru saja membeli heels, saat tiba-tiba saja seseorang perempuan mengikutinya dari belakang. Saat jarak mereka sudah cukup dekat, perempuan itu menarik pergelangan tangan Viona, sehingga mereka berhadapan.

Namun belum juga Viona yang terkejut dengan aksinya itu, sesuatu yang lebih mengejutkan menghantam pipinya tanpa dapat di cegat.

Plakk!!

"Perempuan rendah-an sepertimu pantas mendapatkan itu. Kau memang licik, bereng-sek! Bisa-bisanya kau melakukan itu?!" serang Salsa yang ternyata merupakan pelaku dari penamparan itu.

"Apa maksudmu, Kak. Aku tak mengerti?" tanya Viona syok, kecewa, dan bingung di saat yang bersamaan. Dia tahu tabiat perempuan dihadapannya sekarang dan dia menyesal pernah membela dan mendukungnya mati-matinya, namun bukankah dia yang di rugikan. Lalu sekarang kenapa justru Salsa malah yang menamparnya.

"Kau masih bertanya, hah? Nggak usah pura-pura bodoh, Viona. Kau sengaja menggoda kekasihku untuk membalaskan dendammu bukan?!" ungkap Salsa memberitahu, tapi Viona masih tak mengerti.

Walaupun dia tak terima dengan perbuatan Salsa padanya, tapi dia tak mau gegabah membalas sebelum mendengar penjelasan. Cukup dulu dia begitu bodoh, dan juga bodoamat. Kali ini sebelum bertindak, Viona harus berpikir dua kali.

"Tapi ak--"

Plak!!

Salsa kembali melayangkan tamparannya untuk kedua kali. "Nggak usah sok lugu, aku tahu siapa kamu!!" geram Salsa marah.

Menatap ke arah pengunjung pusat perbelanjaan yang memperhatikan mereka, Salsa terbersit untuk memanfaatkan situasi. "Kalian lihatlah perempuan ini! Dia jala-ng, penggoda pacar orang lain. Jadi buat kalian berhati-hatilah pada perempuan rendah-an ini!!"

Viona menunduk tak berani menatap sekitar. Kemudian sebuah lemparan menghantam tubuhnya, dan Salsa terlihat senang di sana. Orang-orang memprovokasi dirinya. Membuat Viona tak berdaya dan terluka tanpa bisa dihindari, walaupun kemudian petugas keamanan segera datang, tapi Viona sudah terkena amukan orang-orang yang terhasut omongan Salsa.

Air matanya tak henti menetes sepanjang perjalanan pulang. Dia teringat pada Rania yang pernah dihina dan kini Viona menyesal, sebab dia sudah merasakan karmanya.

"Hikss-hiks ... kenapa semuanya jadi seperti ini. Kenapa Kak Salsa seperti itu dan apa maksudnya tadi, kenapa juga dia berkata begitu. Hikss-hiks, haruskah dia memperlakukan aku sehina ini ...." Viona terus meracau sambil mengusap pipinya yang basah.

Sungguh sesak dihianati orang yang paling dia percayai, dan sekarang bahkan di seperti ditikam dari depan. Namun apa boleh buat, mungkin ini adalah akibat perbuatan buruknya sendiri.

Dengan lemas setelah berhasil sampai ke rumah dengan mengemudikan mobilnya pulang. Viona berjalan sambil menunduk sambil berjalan ke kamarnya. Dia tak lagi memperhatikan sekitarnya, atau mungkin tak sadar kalau ada yang lebih buruk dari saat dirinya dipermalukan dihadapan umum.

"VIONA!!"

Gadis itu terpaksa mengangkat kepala saat mendengarkan teriakan keras memanggil namanya. Dia mengedarkan pandangan dan sekarang dia menyadari ada yang salah.

Plak!!

Kembali lagi, sebuah tamparan keras menghantam pipinya tanpa terduga.

"Mas!!" teriak Mommynya kaget.

"Daddy!!" ujar Arga dan Rania bersamaan.

Viona meneguk ludahnya kasar kemudian menatap sepasang orang tua asing yang juga ada di sana. Bukan hanya itu, disisi mereka ada sosok pria yang membuat Viona membulatkan matanya.

Tidak perlu dijelaskan, Viona cukup paham dengan apa yang terjadi. Walaupun dia tak tahu bagaimana kejadian rincinya, tapi melihat pria itu, pria yang sama yang sudah mengambil kehormatannya sebagai wanita, Viona paham sekarang. Mungkin apa yang sudah disembunyikannya terbongkar sudah.

"Kau selalu bilang, kalau Rania perempuan rendah-an dan sekarang kau sendiri yang menunjukkan prilaku itu! Dasar anak tidak tahu di untung, aku menyesal mempunyai putri sepertimu. Tidak bisa menjaga kehormatanmu sendiri!!" ujar Nugraha, daddy-nya. Pria yang selama ini selalu tenang dan bijak menghadapi sesuatu, kini dia terlihat berbeda.

Kecewa menciptakan amarah dan Nugraha sebagai ayahnya Viona, terlihat lebih hancur dari siapapun di sana.

"Dad--"

"Jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi. Aku tak sudi mempunyai putri sepertimu!!" bentak Nugraha kasar, tapi setelah mengatakan itu, tubuhnya tiba-tiba runtuh dan dalam sekejap pria paruh baya itu jatuh tak sadarkan diri.

"Mas!!"

"Daddy!!"

Mereka berteriak bersamaan. Keluarga yang tadinya cuma menonton termasuk pria yang seingat Viona sudah merenggut kesuciannya, pun mendekat dan memastikan kondisi Nugraha.

"Jangan sentuh suamiku! Menyingkir!! Aku sebagai ibumu juga menyesal mempunyai anak seperti kamu!" bentak Andini mendorong Viona.

Andai Rania tak segera menahannya, mungkin tubuh gadis itu sudah terjatuh menapak lantai. Hatinya sangat sakit, dan Viona benar-benar hancur sekarang. Melihat ke arah Arga, bahkan saudaranya Satu-satunya itu pun tampak menatapnya dengan penuh kebencian.

"Kalau sampai suamiku kenapa-napa! Aku bersumpah tidak akan pernah mengakui kau sebagai putriku lagi. Aku akan menuntutmu Viona!!" teriak Andini dengan penuh amarah.

❍ᴥ❍

Sesampainya di rumah sakit, Viona tak pernah berhenti menyeka air matanya. Sesak luar biasa kini sangat kontraks membuatnya ingin meminta mati dan tak mau hidup lagi. Namun, bahkan sekarang dia tak berani mendekat ke arah keluarganya. Viona dengan rasa sakit dan penuh penyesalan, hanya bisa mengawasi dari jauh.

"Kau baik-baik saja?" ujar seseorang membuatnya mendongak.

Viona meneguk ludahnya kasar, tiba-tiba kebencian menyergapnya. "Apa maksudmu datang ke rumahku dan apa yang sudah kau katakan pada keluargaku?!"

"Cih!" Bukannya menjawab pria itu malah berdecih kesal. "Tidak usah pura-pura bodoh, kau tahu segalanya dan kita akan menikah!" seru pria itu dengan yakin.

"Kau memang bajing-an. Aku tak sudi menikah denganmu!"

"Persetan dengan kamu sudi atau tidak, tapi kau sudah lihat bukan apa yang sudah terjadi. Mengetahui putrinya sendiri sudah kehilangan kehormatan sebagai perempuan, seorang Nugraha dari keluarga Prayudha pebisnis yang terkenal itu, syok dan sekarang kritis--" pria itu menjeda kalimatnya, kemudian tersenyum miring dan menyeringai.

"Lalu bagaimana jika anaknya yang kotor ini hamil dan tidak menikah? Kau mau melihat ayahmu mati?!" lanjut pria itu mempermainkan Viona.

"Berengs-ek!" umpat Viona marah.

"Aku tahu itu, tidak usah diperjelas!" ujar Pria itu menjawab tenang.

Emosi Viona tak stabil dan dia tak bisa mengontrol dirinya lagi. Sehingga diapun bangkit dan tiba-tiba mencengkram krah baju pria itu sambil menatapnya tajam.

"Sudah pendek, tidak usah sok emosi. Kau lihat, dirimu bahkan memperlihatkan bagaimana tinggi badanmu yang kurcaci," balas pria itu dengan kalimat yang bisa-bisanya masih meledek Viona.

Namun Viona sendiri tak memperdulikan itu. "Katakan apa maumu, hah?!"

"Singkat dan padat. Menikah denganmu dan berikan aku seorang anak!"

"Apa tujuanmu?"

"Kau tidak perlu tahu!"

❍ᴥ❍

Bersambung

Terjebak Cinta Pria Dingin (Tamat) Where stories live. Discover now