karena hantaman yang semakin lama semakin keras, para peri tersebut akhirnya mengeluarkan mutiara mereka masing-masing dan bersiap kabur.

"ini untukmu."

"cepat ambil ini."

jaemin segera mengambil semua mutiara itu dan memasukkannya ke dalam tas selempangnya. ia menyayat tangannya agar mengeluarkan darah yang dapat memancing ilcho, kemudian merobek salah satu bagian kain perinya yang terkena darah. bagian kain itu dilemparkan ke samping gua sehingga ilcho tertarik untuk ke sana dan jaemin bisa keluar dari bagian depan gua.

"berhati-hatilah." bisik donghyuck.

"baik." jawab jaemin sembari hampir menangis. ia juga sebenarnya takut, namun kini perlahan dirinya keluar dari sana.

"ilcho, jika kau mampu, kemari dan tangkap aku." jaemin mengangkat tangannya yang tersayat, kemudian berlari sembari menangis ketika monster itu mengejarnya.

di sisi lain, jeno menyadari bahwa pergelangan tangannya tiba-tiba mengeluarkan darah. walaupun belum menemukan siapa orang yang membawa hawa iblis ke hutan siyoo, lelaki itu tetap memilih untuk segera menghampiri jaemin.

🐆

"ayah, dewa taeyong!" peri donghyuck dan kawanannya berlari-lari ke kota dewa, "cepat selamatkan melati! ia dalam bahaya!"

semua dewa segera pergi ke hutan siyoo. minhyung merupakan yang paling panik di antara mereka, membuat wookhee tersenyum miring.

"donghyuck, kau baik-baik saja?" tanya ayahnya.

"aku baik-baik saja."

"diam di sini. kau tidak boleh ke mana-mana." youngho segera menyusul dewa yang lain.

🐆

"melati! melati!" minhyung terus saja memanggil jaemin di dalam hutan.

"lebih baik kita berpencar saja." usul taeyong.

"baik."

tidak hanya para dewa, seluruh pengawal kota dewa juga diutus ke dalam hutan siyoo untuk mencari peri jaemin yang kini sudah kelelahan berlari. ia hanya mampu berteriak sembari melindungi diri dengan tangannya.

"tolong!"

dan monster itu meraung dengan keras ketika tiba-tiba api neraka biru berkobar menyelubungi tubuhnya dan mendorongnya hingga tak sadarkan diri. jaemin menurunkan tangannya dengan heran dan...

"nono, mengapa kau ada di sini?"

"hanya kebetulan lewat."

"kebetulan lewat? bukankah aku menyuruhmu untuk tinggal di kuil? siapa yang menyuruhmu berkeliaran sembarangan? apakah kau tahu tempat ini sangat berbahaya? bagaimana jika kau ditangkap?"

"binatang ini yang sudah mencelakaimu, 'kan?" jeno mengabaikan ocehan jaemin. ia berjalan ke arah monster hitam itu, mengeluarkan pedang api nerakanya, dan mengarahakannya pada ilcho yang sudah lemas.

"apa yang kau lakukan, nono?!" jaemin mendorong dada jeno dan melemparkan pedangnya ke tanah, "jangan sakiti ilcho."

jeno membelalakkan matanya pada jaemin yang malah berjongkok di sebelah monster buas itu.

fairy and devil | nomin, markminWhere stories live. Discover now