16

66 5 0
                                    


  Tiga hari kemudian Milla izin sekolah karena dia tiba-tiba mengalami heat dan dia harus dikurung di kamarnya lantai bawah. Biasanya ia akan menyibukkan diri dengan latihan boxing lewat pintu mini yang berada di kamarnya atau berendam di bak mandinya menahan panas yang menjalar di seluruh tubuhnya. Sebenarnya kedua hal itu biasanya berhasil dan ia tidak akan merusak tubuhnya sendiri dengan menyentuh  tubuhnya atau meminum obat-obatan penekan heat. Namun bulan ini heat-nya terasa menyakitkan dan dia sudah meminum dua kapsul obat yang juga tidak meredakannya. Pikirannya tiba-tiba saja mengarah ke pheromone Aldevaro dan Elden, memikirkan dua orang itu insting serigalanya selalu menyerukan mate mate mate membuat kepalanya cukup pusing.

  Di hari kedua, dengan frustasi Milla memberi pesan ke Alya dan mengatakan kalau dia harus diam-diam mendapatkan foto Elden dan Aldevaro untuknya. Karena Alya tahu dugaan itu dari Vina akhirnya kedua beta itu berhasil mendapatkan kedua foto alpha dominan itu tepat pukul 10.

  "Eunnghh...mereka alpha gue?" Racau Milla ketika seruan mate itu semakin keras, dan Milla baru menyadari kalau suara itu bersahut-sahutan." Apa gue punya dua jiwa werewolf?"

  Disekolah Fero tampak lebih dingin dari biasanya karena ketidakhadiran Milla karena gadis omega itu sedang heat. Saking tambah dinginnya ia tidak akan berbicara lebih dari dua kata dan enggan menjawab pertanyaan guru secara mendetail. Pikirannya selalu tertuju ke Milla dan memikirkan gadis itu apakah baik-baik saja di masa heat-nya.

  "Fero gue sudah menemukan peramal yang lebih manjur daripada yang dulu, dia  besok sudah sampai di kota kita. Gue menemukannya saat ikut lomba diluar kota kemarin."

  Fero tidak menyahuti ucapan Elden tapi ia tetap mendengarkannya. Tidak ada salahnya menemukan peramal lagi untuk melihat masa depannya yang sekarang hanya terlihat hitam, jika kedepannya ia masih ada sesuatu yang menarik pasti dia akan bertahan. Berpisah dengan mate yang terikat mark itu sangat menyakitkan.

  "Ayo kembali."

  Keduanya mengikuti kelas sampai selesai dan Fero langsung pulang seperti biasanya. Sesampainya di rumah ia tidak terkejut mendapati ayahnya mabuk-memabukkan di ruang tamu dengan puluhan botol bir kosong tergeletak di lantai. Kylson memang tidak memecatnya, namun ia menurunkan pangkatnya dari manajer ke staf promosi. Hal itu sangat menyakiti harga diri tuan Roxy Devaro yang memiliki impian dan ego yang tinggi, ia selalu menganggap dirinya tinggi setelah dua putranya berstatus alpha dominan dan dia akan memiliki segala kemewahan dengan mengandalkan kedua putranya.

  Namun sekarang setelah putra pertamanya di kalahkan dan berakhir tragis ia harus membuang harga dirinya untuk berjalan keliling mempromosikan produk dari perusahaannya. Bagaimana Roxy yang selalu tidur di atas bintang dapat menerima dirinya jatuh begitu saja? Ia pun menjadi putus asa dan ia menyibukkan dirinya dengan puluhan bir yang seharusnya ia kini sibuk menghadap ke kantor untuk peneguran karena membolos kerja dan merawat Devan yang sedang sekarat di rumah sakit.

  Fero tahu kalau ayah dan kakaknya itu satu frekuensi yang salah. Karena lelah memberitahu ia melewati ayahnya begitu saja dan langsung menuju ke kamar ibu-nya yang langsung disambut suara batuk dari dalam. Ini adalah salah satu alasan Fero masih bertahan tanpa jiwa.

  "Fero, sudah pulang nak?"

  Fero mendekat ke nakas dan membantu ibu-nya untuk mengambil air minum. Setelah beberapa kata basa-basi mengenai sekolahnya Fero langsung mengatakan hal yang selama itu sudah ia pertimbangkan. Jika ayahnya sudah diturunkan pangkat maka ia harus mencari pekerjaan untuk menghidupi keluarga dan menyembuhkan kakaknya dengan cepat lalu mengirimnya pergi keluar negeri. Tapi ia masih harus meminta persetujuan ibu-nya agar tidak khawatir jika ia sewaktu-waktu tidak sempat menemuinya.

  "Menjadi barista di Cafe?"

  Fero mengangguk membenarkan, tadi siang dia mendapat panggilan dari cafe Snooze yang kemarin dia lamar dan mengatakan kalau besok lusa dia sudah diperbolehkan bekerja dengan shift sore setelah pulang sekolah.

  "Tapi kamu alpha dominan Fero, apa kata orang nanti?"

   "Lalu apa kita harus makan dari kata-kata orang bu? Alpha-alpha dominan yang jadi ceo besar disana juga pasti berusaha dari nol, tidak ada yang memalukan menjadi barista cafe. Aku tidak malu untuk menghasilkan uang."

  Ibu Fero, Erita Yuji hanya bisa menghela nafas panjang mendengar penuturan anaknya. Jika ia sehat dan tidak bertahan hidup dengan obat-obatan mungkin sekarang ia yang akan bekerja dan anaknya tidak akan terganggu belajarnya  di sekolah. Namun sekarang ia hanya bisa membiarkan anaknya bekerja bersama para alpha dan beta biasa diluar sana.

  "Baiklah itu keputusanmu, ayo kita antar baju ganti ke kakakmu. Dia pasti sudah menunggu sendirian di rumah sakit."

  Malam harinya Milla dengan terpaksa menelepon Elden dan menyuruhnya  untuk segera datang membawakan jaket atau baju bekas yang baru saja Elden pakai. Tentu saja Elden tahu apa yang sedang terjadi pada omega itu, setelah mendapat sharelock ia segera meluncur dengan motor hitamnya.

  Milla lelah menangis dan seluruh kamarnya sudah seperti kaca pecah tidak berbentuk, banyak juga pil obat berserakan dengan beberapa jarum suntik agar dirinya pingsan untuk beberapa jam tapi itu tidak membantu sama sekali. Kakaknya Axel sudah punya membawakannya semua baju miliknya serta baju kakaknya Kylson yang ditinggal namun malah heat nya semakin mencekik dan menyiksa. Ia juga tidak ingin dibawa ke rumah sakit karena pasti penangannya juga sama dan akan sia-sia. Ia pun menggertakkan giginya dan tanpa tahu malu mencari nomor Elden dan menyuruhnya dengan paksa, jika ada jalan lain maka ia tidak akan melakukan ini.

  Tok tok tok

  "Milla, gue panggil kak Freya pulang gimana? Lo pasti masih kesakitan kan?" Tanya Axel dari luar pintu.

  "Hiks, jangan! Gue benci alphadom gadungan itu, hiks....kak Axel ini sangat sakit dan panas."

  Milla hanya berguling-guling di kasurnya dengan memakai hotpants dan singlet.

  "Lalu gue harus apa? Beritahu sesuatu."

  Axel juga sangat frustasi, ini kali pertamanya heat Milla meledak-ledak dan ia harus mengusir para bodyguard keluar mansion sedikit agak jauh ke rumah lain, jadi sekarang hanya mereka berdua yang tersisa dirumah beserta pelayan beta lainnya. Beruntung saja Axel sudah menemukan mate-nya empat hari lalu jadi dia tidak terpengaruh heat Milla, ini juga kali pertamanya Axel mengklaim seorang beta sebagai mate-nya dan cukup menggegerkan satu sekolah. Sangat sedikit yang peduli tentang mate mereka dan Axel menerima mate-nya hanya dengan satu kali bertemu.

  "Hiks....kak Axel nanti Elden datang dan suruh dia kemari!"

  "Ngapain dia kemari?" Tanya Axel marah, apa adiknya ingin Elden melakukan sesuatu yang tidak-tidak?

  "Ada sesuatu yang gue minta dia bawa, eunghh pokoknya izinkan dia masuk."

  "Kenapa tidak gue yang mencarinya untuk lo? Kenapa Elden? Sejak kapan kalian menjadi begitu dekat? Jika dia membawa pesanan lo dia nggak perlu masuk dan langsung pulang."

  "Kak Axel banyak bacot!"

Bar-bar OmegaWhere stories live. Discover now