Yang Terjadi Sesungguhnya

133 8 6
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





"Kenapa Lo diem aja sih Ren!"
Bentak Erlan pada temannya. Setelah kejadian itu mereka serempak untuk segera checkout dari hotel dan saat ini berada di rumah milik Erlan.

Dante yang melihat temannya itu mengomeli Naren hanya diam saja. Erlan memang seperti itu. Terlalu peduli pada Naren sampai tidak bisa berpikir jernih.

"Gue mau Lo jujur. Jangan mau kalo harga diri Lo diinjek-injek. Rasanya gue pengen hajar si Ikal itu. Belum cukup dia nyakitin kakak gue sekarang dia nuduh Lo, Ren. Temen gue sendiri".
Naren yang duduk di sofa rumah Erlan masih diam menunduk. Pikirannya bercabang. Setelah tiga tahun dan dia masih merasa bersalah.

"Jangan terlalu emosi Lan. Lo perlu mendinginkan otak Lo itu. Semua ngga akan terselesaikan dengan emosi Lo itu".
Dante berjalan mendekati Erlan. Cowok itu memberikan segelas air putih pada temannya. Dengan cepat Erlan menerima tawaran itu. Dia meminum air itu dalam sekali tegukan.

"Do you want say something? I don't know how your feel, how your mind. But, I'm your friend Ren. Apapun masalah Lo, gue pasti akan bantu".
Ucap Dante. Naren segera mendongakkan pandangannya. Dia tersenyum tipis atas ucapan Dante.

"Saya ngga pernah memperkosa Sara".
Satu kalimat yang mampu membuat Erlan dan Dante menghela nafas lega. Mereka menunggu Naren yang jujur. Naren yang selalu berkata sesuai dengan hal yang terjadi.

"Terus sekarang masalahnya apa? Lo ngga mau ngasih tau Kak Sha? Gue liat gimana sedihnya dia waktu tau masalah ini".

"Saya ngga punya bukti. Kak Ikal hanya tau orang terakhir yang bersama Sara adalah saya".
Ucap Naren menatap kedua temannya itu.

"Shit".
Umpat Erlan mengacak rambutnya frustasi. Dia menatap serius pada Naren.

"Gue ngga tau gimana caranya nyari bukti kejadian 3 tahun yang lalu. Tapi satu hal yang pasti Ren. Lo perlu bicara dengan Sara. Cewek itu harusnya tau siapa pelakunya kan. Kenapa dia diem aja dan malah jebak Lo ke dalam masalah dia".
Dante mengangguk. Dia setuju dengan perkataan Erlan. Cewek itu adalah kuncinya. Mereka harus menekan Sara agar mau mengucapkan hal yang sesungguhnya.

"Ngga akan bisa".
Ucap Naren. Cowok itu masih ingat dengan jelas hal apa yang dia lakukan tiga tahun lalu.

Flashback

"Kamu harus tenang ya. It's okay. Semua akan baik-baik aja".
Ucap Naren berusaha menenangkan gadis itu. Dia harus segera mengenakan pakaian untuk Sara. Tidak ada niat apapun. Naren segera mengambil pakaian milik Sara yang bercecer di lantai.

"Maaf, kamu harus pake baju dulu Ra".
Menunggu Sara mengenakan pakaiannya, Naren menghadap ke arah lain.

"Kita pergi dari sini ya".
Naren menuntun Sara. Gadis itu berdiri dengan sangat lemah. Naren tidak tau harus berbuat apa.

Falling Into You [END]Where stories live. Discover now