ثَمَانِيَةَ عَشَرَ

33 8 0
                                    

Jangan lupa yhh, sebelum baca cerita nyaa,baca sholawat dan Bismillah dulu...

Belαjαr jαdi pemααf, berhenti menjαdi pembenci, berhenti sαlαhkαn orαng, dαn belαjαr memperbαiki diri💜💭.

☘️Fahimtum?

______________________________________

Happy reading 💕......

Matahari telah tersenyum terang pagi ini,menggantikan sang bulan yang telah menerangi gelap nya malam,awan tertata rapi mengelilingi gunung,suara kicauan burung yang saling bersahutan menambah kesan damai untuk pagi ini.

Seorang gadis dengan gamis berwarna maroon tengah asik menikmati hembusan angin pagi yang menerpa wajah cantik nya dan membiarkan rambut yang ia gerai di terpa oleh angin.

Di atas balkon kamar nya,ia menatap nanar kearah layar ponsel nya yang memperlihatkan pesan yang sahabat nya kirim kan kemarin sore.

Kurang lebih seperti itulah percakapan nya dengan Aina.

Dan Hari ini Dinda akan menemui Aina seperti janji nya itu.

"Jujur Aina aku masih merasa takut untuk mengatakan semua nya"ucap Dinda lirih menatap ponsel nya.

"Semoga kamu bisa menerima takdir ini Aina" ucap Dinda berjalan memasuki kamar nya karena aktivitas para tetangga nya mulai terlihat  sedangkan diri nya tadi tidak mengenakan hijab dan cadar nya

🍒🍒🍒

Tok ..tok ..tok ..

Suara ketukan pintu itu terdengar nyaring di depan rumah bercat coklat itu.

"Assalamualaikum" ucap seorang gadis dengan gamis maroon nya setelah mengetuk pintu tersebut.

"Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh" ucap seseorang yang membuka kan pintu itu.

"Dindaa" ucap seseorang itu tersenyum hangat.

"Akhir nya kamu main lagi kesini" ucap Aina.

Yh seseorang itu adalah Aina,dan sekarang Dinda sudah berada di kediaman Aina.

"Masuk dulu yuk" ucap Aina dan mendapat anggukan dari Dinda sebagai respon.

Setelah masuk dan sedikit berbincang dengan Aina.Dinda memberikan kotak amanah dari Nara untuk Aina.

"Apa ini Dinda??" Tanya Aina bingung.

"Dari Nara" ucap Dinda tersenyum tipis di balik cadar nya,sebisa mungkin ia menahan air mata yang akan kembali luruh agar Aina tidak curiga.

"Kenapa di titipin ke kamu??,Nara nya enggak ikut datang ke sini?" Tanya Aina

"Tidak,kan nanti kita akan ke rumah baru Nara" ucap Dinda tersenyum tipis.

"Rumah baru?" Ucap Aina heran.

"Baiklahh" ucap Aina mengiyakan ucapan Dinda.

Ada sesuatu yang mengganjal di fikiran Aina apa yang di maksud dengan rumah baru?? Apa mungkin Nara dan orang tua nya pindah saat diri nya masih di RS dan Nara lupa memberitahu nya.

Entah lah Aina hanya mencoba berfikir positive.

"Yaudah yuk sekarang ajha" ucap Aina.

Dinda menarik nafas nya pelan kemudian menghembuskan nya.

أنا آسف صديقي (Maafkan Aku Sahabat) [End]Where stories live. Discover now