CHAPTER 31 : BUAH CINTA

Start from the beginning
                                    

Dia mencium, menghisap dan menggigit pelan leher itu. Membuat Nara menjerit tertahan, merasakan sensasi geli dan hangat dari sentuhan bibir Yohan, serta sapuan nafas Suaminya yang panas seolah membakar lehernya.

"Yo-Yohan...." Nara memeluk kepala Yohan yang masih berkeliaran di sekitar lehernya dan kini menjalar ke area dada. Yohan menciumi tulang selangka Nara hingga area dada nya dengan lembut, Namun menuntut. Tangan pria itu tak tinggal diam, dia menjelajah seluruh bagian tubuh Nara, tanpa memberi celah untuk di tinggalkan.

Hawa panas kian menyelimuti keduanya, hingga tangan Nara bergerak melepaskan jas dan kemeja yang membalut tubuh suami nya. Membuat pria itu kini tak mengenakan atasan apapun, sehingga tubuh atletisnya terekspos sempurna.

Nara pun tak mau tinggal diam, dia mengulurkan tangannya menjelajahi otot-otot yang menghiasi tubuh suaminya. Sembari menautkan bibir, mereka saling beradu rasa dengan tautan lidah yang mengikat satu sama lain. Hingga posisi mereka saling berhadapan di atas ranjang, dengan menempatkan Sang pria sebagai pimpinan dalam permainan.

Sang istri pun hanya bisa pasrah berasa dalam kungkungan Yohan, menerima serangan cinta yang penuh kenikmatan. Sehingga membuat keduanya terlena dalam permainan penuh yang mereka buat, permainan penuh semangat hingga bersimbah keringat.

Namun itu lah yang dapat mempererat ikatan cinta, apalagi bagi pengantin baru yang masih hangat-hangatnya. Diiringi doa dan pinta pada Sang maha kuasa, semoga permainan mereka dapat menghadirkan sesuatu yang berharga ke dunia. Yang mereka sebut sebagai buah hati, intan permata. Lebih berharga dari logam mulia maupun perhiasan di dunia, itulah darah daging mereka.

****

Yohan memijat pelipisnya perlahan, sembari menatap pada berkas penolakan perkara pabrik exafarm. Ya, lagi-lagi pengajuan untuk membuka kasus tersebut di tolak oleh menteri hukum dan peradilan.

Hal itu hampir membuat Yohan putus asa, tapi dia kembali memutar memori masalalu. Saat kekacauan tentang berlangsung di pusat kota dan saat di renggut nya komandan mereka. Rasa kecewa dan marah masih menyelimuti hati Sang hakim agung, sehingga semangat nya untuk membuka kasus tersebut kembali menggebu-gebu.

Yohan masih berambisi untuk memberantas mafia berdasi di balik kasus itu. Tapi dia tak menyangka ternyata sesulit ini, untuk sekedar menegakkan keadilan.

Pria itu menghela nafas panjang, seraya memejamkan mata sejenak berusaha menetralkan pikiran. Hingga tanpa di sadari, pintu ruang kerjanya terbuka. Menampilkan sosok wanita dengan balutan kimono tipis berwarna putih, hadir dengan senyuman hangat di malam yang dingin dan berjalan menghampiri suaminya.

Nara terhenti sejenak, melihat wajah Yohan yang terlihat lelah dan penuh guratan putus asa. Wanita itu memiliki kepekaan yang tinggi, lantas dia mengulurkan tangannya menyentuh pundak kokoh sang suami dan mengusapnya perlahan.

"Kalau lelah, beristirahatlah sayang. Lagipula ini sudah malam," ucap Nara dengan lembut.

Yohan membuka mata saat merasakan sentuhan lembut Istrinya, membelai raga serta suara merdu Nara menyapa indera. Guratan lelah tadi seketika sirna, berubah menjadi senyuman cerah.

"Kamu belum tidur?" tanya Yohan seraya menarik lembut tangan Nara yang bertengger di pundaknya, lalu mencium punggung tangan Sang istri.

Nara menggeleng perlahan sembari tersenyum tipis. Yohan menarik pinggang Nara yang berdiri disisinya, lalu membawa sang istri untuk duduk di atas pangkuannya.

Menatap wajah cantik yang tak pernah bosan dia puja, sembari membelai lembut pipi bak bola salju. Tapi tatapan mata Yohan tak seperti biasanya. Binar mata pria itu terlihat redup, seperti ada sesuatu yang menganggu hatinya.

ETERNAL LOVE {HISTORY OF EPHEMERAL PRINCESS} ✓Where stories live. Discover now