"baik. kau... jika kau ingin di sini, tidurlah di sini, aku yang akan pergi."

jeno tampak tak bergeming, tetapi sedetik kemudian, dengan kekuatan sihirnya ia telah berdiri di depan pintu, menghalangi jaemin.

"kau tidak boleh pergi ke mana pun."

"kau ini tidak ada habis-habisnya! kau sudah umur berapa? mengapa kau masih belum puas bermain? aku beri tahu padamu, walaupun aku mengenalmu baru satu hari, tapi hari ini adalah hari paling menyebalkan daripada masa laluku selama seribu lima ratus tahun lalu!"

"jika kau berada dalam lingkup pandanganku, saat ada bahaya, aku baru bisa langsung melindungimu."

"bagiku, hanya kau yang paling berbahaya di seluruh langit sooyoon!"

💮

meja kayu di kamar jaemin menjadi saksi betapa mengantuknya peri itu malam itu. mengapa meja kayu? tentu saja ia tidak akan tidur di ranjang yang sama dengan lee jeno si keras kepala.

"aduh!" keluh jaemin ketika kepalanya yang sudah berat terbentur mejanya sendiri. ia menoleh begitu mendengar jeno ikut mengerang sembari memegangi kepalanya di tempat tidur, "kepalaku terbentur, mengapa kau ikut mengerang?"

"aku memerintahkanmu, kelak kau tidak boleh membentur dirimu."

peri berdosa ini juga bisa perhatian ternyata.

peri kecil itu membuat ekspresi semanis mungkin.

"jika terus seperti ini, kita berdua tidak bisa tidur dengan tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"jika terus seperti ini, kita berdua tidak bisa tidur dengan tenang. lebih baik kau kembali dan tidur di kamarmu sendiri."

jeno mengerutkan dahinya melihat ekspresi tersebut, "kalau begitu, besok aku akan ke sini lagi."

peri melati menutup pintu dan merebahkan dirinya sembari tersenyum senang. akhirnya, ia bisa beristirahat sebelum beberapa menit kemudian pintu kamarnya terbuka dengan keras dan para pengawal kota dewa menerobos masuk.

"apa yang kalian lakukan?!" mata jaemin membelalak.

"ayo ikut aku!" salah satu pengawal menarik lengan jaemin hingga ia menjerit. detik berikutnya, ia sudah tersungkur bersama lee jeno di pintu masuk kuil sasung. seseorang yang kini berdiri membelakangi mereka adalah dewa perang langit sooyoon, jung minhyung.

"dewa minhyung... jangan bunuh aku."

"beraninya seorang peri berdosa melarikan diri dari penjara. kau akan mendapatkan hukuman yang setimpal!"

pedang putih itu menghunus tubuh lee jeno, membuatnya jatuh tak sadarkan diri.

"de... dewa minhyung." jaemin penuh dengan rasa syoknya. namun, minhyung kini sudah beralih padanya.

fairy and devil | nomin, markminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang