03. BINVS : BERKELAHI

8.5K 1.1K 207
                                    

HALLO PREN 👋

TANDAIN TYPO!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TANDAIN TYPO!

"Tanpa saya bercerita, lukisan sudah menceritakan segalanya." __Kai Tsana.

03. BINVS : BERKELAHI

"Bisa nggak sih, lo. Sekali aja bikin gue nggak marah-marah terus. Setiap hari selalu bikin darah tinggi. Capek gue, kepala gue pusing!"

"Ya, tinggal minum bodrex apa susahnya?" sahut Alip menimpali gerutuan Alifah si kembarannya itu.

Setelah upacara kemerdekaan Republik Indonesia tadi, Magnesium High School free KBM satu hari full. Jadi lah Alifah mengambil kesempatan ini untuk berinteraksi dengan Alip. Pasalnya kini Asrama tidak dibagi perkelas cewek/cowok. Melainkan dibagi menjadi dua gedung khusus laki-laki dan gedung lain khusus perempuan.

"Gue tau lo sering kabur-kaburan malem-malem lewat tembok belakang sekolah, kan? Selama ini gue diem biar lo nggak di hukum sama osis apalagi sampe masuk RKP kayak si Kai itu," ucap Alifah mengetahui fakta di balik seorang Alip.

"Ada kawah ada labirin. Lha, emang gue pikirin?" sahut Alip dengan tengilnya menggunakan pantun.

"Diem lo! Nggak usah nyahut, gue belum selesai ngomong!" bentak Alifah dengan kedua mata mendelik.

"Jangan galak-galak, Al. Gue takut, lo serem."

"Makannya kalo ada orang bicara itu didengerin. Dengerinnya pake telinga, bukan pake hidung. Ngerti?" Alip mengaggukkan kepalanya patuh. Bibirnya terkatup rapat tak berani bicara.

"Gue minta lo buat berhenti ikut komunitas darbuka-darbukaan itu di luaran sana. Lambat laun rahasia bakal kebongkar dan acara kabur-kaburan lo itu akan dapat hukuman."

"Bukan cuma lo doang yang kena, tapi juga nama gue bakal buruk nantinya. Karena semua orang tau kalo lo itu kembaran gue. Males banget."

"Apalagi lo masuk Basis dan gue osis. Nama osis bakal tercemar karena adanya gue yang posisinya jadi sodara lo," cerca Alifah terus-menerus tak memberikan kesempatan untuk Alip berbicara.

"Dan kalo mama sama papa tau, gue bakal dimarahin habis-habisan karena tingkah laku lo itu. Jadi, jangan berulah," ucapnya lagi-lagi memperingati.

"Bukanya selama ini gue yang selalu disalahin, Al? Lo, kan, anak kesayangan mama sama papa." Alip masih menunduk, namun mulutnya bersuara.

"Lo merasa paling terbebani?"

"Nyatanya emang semua beban gue yang nanggung."

"Itu resiko lo, yang udah bikin sebagian tempurung kepala gue hancur sampai rambut gue botak," ucap Alifah kembali mengungkit masalalu pahit yang sudah Alip perbuat terhadapnya.

Alip yang masih menunduk kepalanya, pun melihat jelas kedua telapak tangan Alifah yang mengepal keras di sisi kanan kiri rok seragamnya. Melihat itu, Alip semakin yakin kalau Alifah masih belum bisa memaafkan kesalahannya di masa lalu. Atau mungkin tidak pernah bisa di maafkan?

BUT I'M NOT VERY SMART!Where stories live. Discover now