PROLOG

16.1K 1.6K 523
                                    

WELCOME BACK TOO MAGNESIUM HIGH SCHOOL UNIVERSE

°°°°°°°°°

INI CERITA FIKSI!
MURNI BUATAN OTAK AUTHOR
MOHON MAAF JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH ATAU ADEGAN DALAM CERITA INI DENGAN CERITA LAIN YANG KALIAN BACA. SAYA JAMIN ITU SEBUAH KEBETULAN SAJA. JIKA ADA SEBUAH KESAMAAN DENGAN REAL LIFE ATAU KISAH LAIN, MAKA SAYA AKAN MEMBERI INFORMASI/ PENGUMUMAN DI INSTAGRAM BAHWA SAYA TERINSPIRASI DARI SANA (KISAH TERSEBUT). KALAU TIDAK ADA PENGUMUMAN SEPERTI ITU, MOHON DIMENGERTI KALAU BUDAYA PLAGIAT TIDAK ADA DALAM KAMUS HIDUP SEORANG BERJIWA SENI SEPERTI SAYA.

Ini bukannya saya sombong, tapi ini penegasan🙏. Mari kita pilah bersama-sama dengan bijaksana. Kalau ada typo wajib banget ditandain ya. Ready?

°°°°°°°°°

TANDAI TYPO!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TANDAI TYPO!

Semilir angin sore di langit ibu kota ini cukup kencang, hingga menembus memasuki sebuah kamar di lantai dua lewat ventilasi jendela. Ada sosok gadis remaja bermata sayu yang kini sedang duduk di tepian ranjang sembari memangku sebuah buku tebal. Tatapannya muram memandang keluar jendela. Di ruangan kamar sebesar ini hanya ada dirinya seorang, sebuah ranjang tidur yang cukup besar, satu lemari pakaian, serta meja belajar yang dilengkapi rak buku berisi penuh berbagai macam buku-buku miliknya. Sepi, namun pikirannya sangat ramai.

Apalagi ketika mengingat dibagian kepalanya terbalut t perban putih kuat-kuat.

Dia hanya diam.

Bukunya tertutup.

Matanya sayu.

Pikirannya kacau.

Tiba-tiba terdengarlah suara knop pintu kamarnya yang sengaja dibuka dari luar. Disusul dengan langkah kaki tegap nan berirama yang mulai mendekatinya.

"Aku membawakan susu untukmu." Gadis bermata sayu itu mendongak dan menjumpai sosok pria tua yang kini berdiri di hadapannya membawakan satu gelas susu putih di sebuah nampan. Rambut pria itu mulai memutih dengan wajah yang juga mulai keriput. Namun, tenaganya masih cukup kuat hingga ia mendatangi sendiri kamar ini dan membawakan satu gelas susu untuknya.

"Ambil lah, jangan terlalu sering melamun," ujar sosok pria berambut putih itu.

Tak memakan waktu lima menit, susu dalam gelas tersebut sudah habis tandas oleh gadis ini. Setelahnya, ia kembali menatap pada sosok pria tua berambut putih yang kini justru duduk di sampingnya. "Kenapa anda melakukan ini padaku, Direktur Tripod? Bahkan orang tuaku tak pernah memberikan satupun gelas susu padaku secara cuma-cuma. Anda pasti menaruh racun dalam susu ini," ucap gadis bermata sayu itu dengan prasangka buruknya.

BUT I'M NOT VERY SMART!Where stories live. Discover now