"Halmonie minta maaf, sampaikan maaf halmonie pada Lily juga. Halmonie menyesal, sangat menyesal. Kembalilah jika kamu sudah mulai tenang. Layangkan saja tuntutan untuk halmonie dan haraboeji, halmonie mendukung hal itu. Karena halmonie mengaku salah," ungkap halmonie dengan sangat lembut.

Rose tidak mengeluarkan satu kata pun. Dia keluar dari pelukan halmonienya dan kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan Mansion dengan menggelar tangan manajernya untuk memasuki mobil.

Brug ...

Rose duduk di kursi penumpang depan, dia menundukkan kepala dan menangisi lirih sambil memukul dadanya.

Brug ...

Manajer unnie yang baru masuk mobil, syok dengan tindakan Rose. Manajer unnie langsung membawa tubuh Rose ke dalam pelukannya.

"Hiksss ... hiksss ... hiksss, sakit sekali unn rasanya di khianati orang yang kita sayang. Dadaku sesak unn, sakit sekali," lirih Rose di dalam pelukan manajer unnie.

"Shuts, menangis sesukamu. Tidak ada yang melarang, luapkan semuanya. Hidup tidak selamanya berjalan sesuai dengan skenario kita. Yang sabar dan kuat untuk Lily. Jisoo barusan mengirimkan foto Lily yang sedang menangis menunggu keberadaan mu," ucap manajer unnie.

Mendengar nama putrinya, Rose langsung melerai pelukan dan menghentikan tangisnya. Rose menatap wajah manajer unnie, sambil menghapus kasar air matanya dengan tisu yang ada di dalam mobil.

"Ke rumah sakit, sekarang unn. Tolong berhenti di toko mainan nanti," pinta Rose yang mulai memasang seat beltnya.

"Ne," manajer unnie memasang seat beltnya dan mulai melajukan mobil ke arah rumah sakit.

***
Sementara di dalam ruang rawat Lily, anak perempuan itu sudah bangun dari 10 menit lalu. Dia menangis mencari keberadaan mommy Osinya. Sedangkan Jennie berusaha untuk menghentikan tangis putrinya.

"Hiksss ... hiksss ... hiksss, mommy," lirih Lily dengan air mata yang terus mengalir.

"Sayang, lihat aunty," panggil Jennie dengan lembut dan hal itu sukses membuat Lily berhenti menangis dan menatap Jennie.

"Mulai hari ini, Lily akan ikut bersama aunty. Lily resmi menjadi putri aunty. Dan Lily memanggil aunty dengan sebutan mommy, bukan aunty lagi," ucap Jennie dengan sangat lembut memberikan putrinya pengertian.

"Aunty ahat, Lily tidat ingin punya mommy cepelti aunty ahat. Aunty yang bilang Lily, dlatula tecil dan tidat ingin beltemu Lily," ucap Lily yang menolak permintaan Jennie. (Aunty jahat, Lily tidak ingin punya mommy seperti aunty jahat. Aunty yang bilang Lily, drakula kecil dan tidak ingin bertemu Lily).

"Lupakan yang dulu, sayang. Mommy minta maaf, mulai saat ini dan seterusnya mommy akan merawat, menyayangi dan melindungi Lily," ucap Jennie dengan keseriusan di wajahnya.

"Telima taci, nty. Tapi, Lily cuda memiliti mommy, mommy Oci," saut Lily. (Terima kasih, nty. Tapi, Lily sudah memiliki mommy, mommy Osi).

"Mommy yang membuat Lily menjadi seperti ini? Tidak dia hanya aunty Lily, aunty Osi dan ini adalah mommy Lily. Mommy J," tolak Jennie dengan tegas, menaikkan nada suaranya pada Lily.

"J," tegur Jisoo yang melihat Lily tersentak dan mulai menangis lagi.

Jennie memang susah kontrol emosi saat keinginannya tidak dia dapatkan, seperti saat ini. Lily menolak dirinya. Namanya juga anak-anak, butuh waktu untuk menyesuaikan diri. Tidak bisa langsung A, terus berubah langsung jadi A.

Maklum guys, mommy muda mah gini, suka lepas kontrol dan labil.

"Hiksss ... hiksss ... hiksss, aunty ahat," ucap Lily yang kembali menangis.

Jennie merutuki kebodohannya, "hah," menarik napas perlahan dan mulai menaiki kasur tempat putrinya tiduri, "unn, tolong selimuti kami. Sepertinya Lily haus," ucap Jennie yang ingin menyusui putrinya pertama kali.

Jisoo mengikuti keinginan adiknya. Dia percaya adiknya bisa meluluhkan Lily. Jisoo mulai menyelimuti tubuh Jennie dan Lily, sesaat setelah Jennie berhasil membuat posisi yang nyaman saat menyusui putrinya.

"Shuts, mommy miane, sayang," ucap Jennie mulai mengarahkan mulut Lily dengan payudaranya.

Hebatnya Lily tidak menolak dengan tindakan Jennie, mungkin dia sudah lelah karena beberapa waktu lalu menangisi mommy Osinya dan sekarang kembali menangis karena mommy J nya. Benar-benar melelahkan, ya, Lily, ya 😁.

Chup ...

Satu ciuman mendarat sempurna di perban kepala Lily dari Jennie. Jennie bahkan bersenandung sambil mengusap punggung putrinya.

Hati Jisoo menghangat setelah melihat tindakan adiknya pada ponakannya.

Semoga segera pulih dan membaik. Yang sabar sayang, kamu akan mendapatkan milikmu kembali, batin Jisoo.



MOMMY LOVE YOUOnde histórias criam vida. Descubra agora