Ketika menapaki kaki di anak tangga pertama, air mata Rose lagi-lagi keluar tanpa permisi. Dia terus menaiki anak tangga, bahkan dia menghitung jumlah anak tangga di Mansionnya. Hal ini baru pertama kali dia lakukan selama berpuluh-puluh tahun dia tinggal di Mansion ini. Itupun karena dia sedang membayangkan betapa sakitnya tubuh putrinya, saat berguling bebas dari 38 anak tangga.

Klik ...

Rose masuk ke dalam kamarnya dan melihat halmonie sedang duduk di tepi kasur dengan mengelus bingkai foto dirinya saat sedang bersama Lily di supermarket, foto itu di ambil Alice unnie pada saat mereka pergi berbelanja bersama.

"Jauhkan tangan kotormu dari fotoku dan putriku!" ujar Rose, menghampiri halmonienya dan merampas bingkai foto itu.

Srek ...

Rose menatap halmonienya dengan tatapan memburu dan penuh kebencian. Halmonie Park menyesal dengan perbuatannya. Seharusnya dia tidak mendukung perbuatan keji suaminya dan memilih untuk melindungi Lily yang merupakan kebahagiaan cucunya.

"Miane, halmonie salah. Tidak seharusnya halmonie melakukan hal itu," sesal halmonie Park menatap mata Rose dengan penuh penyesalan, bahkan dia ingin mencoba menyentuh pipi Rose. Tapi, Rose lebih dulu memberikan jarak.

"Sudah terlambat! Apa dengan kata maaf semuanya akan kembali seperti semula. Putriku akan kembali seperti sebelumnya?" Rose mencerca halmonie dengan emosinya yang meluap-luap.

"Miane, sayang," ulang halmonie.

"Apa salah putriku? Jadi selama ini alasan kenapa putriku selalu menungguku pulang baru dia makan, itu tidak lain tidak bukan karena perbuatan kalian 'kan? Semua cerita yang putriku dan kalian buat seperti indah, itu hanya sebuah kebohongan 'kan? Kalian menyiksa putriku 'kan?" cerca Rose dengan banyak pertanyaan dan air mata menetes dengan wajah merahnya.

"Ya!" tegas suara laki-laki yang baru memasuki kamar Rose, tidak lain adalah haraboeji Park.

Semua pandangan tertuju pada haraboeji.

"Semua pertanyaan mu, jawabannya Ya," tegas haraboeji yang sudah ada di depan Rose di samping halmonie.

"Wae?" tanya Rose dengan lirih. Dia meratapi kebodohannya yang begitu saja percaya meninggalkan Lily dengan haraboeji dan halmonienya yang sejak awal menentang keras keberadaan Lily.

"Aku tidak sudi silsilah keluarga ku, di rusak dengan orang asing!" jawab haraboeji dengan penekanan.

Mata Rose membulat sempurna, setelah mendengar ucapan haraboejinya.

"Sampai jumpa di persidangan, aku bukan lagi bagian dari Park. Kalau pun hal itu terjadi, aku baru akan kembali menjadi bagian Park setelah tuan dan nyonya besar sudah mati!" balas Rose yang tidak kalah menusuk hati haraboeji dan halmonienya.

Plak ...

"Jaga ucapanmu!" bentak haraboeji, "kau akan melawanku di pengadilan hanya untuk anak sialan itu yang sebentar lagi akan bertemu ajalnya?" tanya haraboeji yang tidak percaya dengan tindakan cucu kesayangannya.

Chuih ...

Rose membuang ludah yang bercampur darah dari mulutnya. Hari ini dia mendapat 2 tamparan di pipinya, dari Jennie dan barusan dari haraboejinya.

"Jangankan melawan kau, mati untuk putriku, aku rela! Mari bertemu di pengadilan, pastikan usia kalian cukup! Mulai saat ini aku bukan bagian dari marga Park!" tekan Rose, pergi meninggalkan kamar dengan menarik tangan manajer.

Halmonie berjalan menyusul Rose dan manajer, "Rose, tolong berhenti," ujar halmonie masih terus mengikuti langkah Rose dan manajer.

Rose menghentikan langkahnya, begitu juga dengan manajer. Halmonie melajukan langkahnya dan membawa Rose ke dalam pelukannya. Syukurnya, Rose tidak melakukan pemberontakan.

MOMMY LOVE YOUWhere stories live. Discover now