"Ya, aku mau mengajakmu jalan-jalan di dunia manusia sebenarnya. Namun nampaknya kau masih sibuk, mungkin lain waktu saja aku mengajakmu."

"Tidak, Ratu! Saya tidak sibuk sama sekali, justru saya merasa bosan. Kalau begitu, mari kita bersenang-senang di dunia manusia. Ngomong-ngomong saya merindukan suasana dunia manusia!"

Amber tersenyum sumringah, lantas menarik tangan Elena untuk mengikutinya. Amber sudah belajar banyak tentang kekuatannya jadi untuk berteleportasi ke dunia manusia merupakan hal mudah.

Sekarang kedua wanita itu sudah berada di dunia manusia. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan menelusuri tempat-tempat di sana. Mereka pergi ke mall dan mencoba semua wahana permainan yang siapa saja bebas merasakan, orang dewasa maupun anak kecil.

Puas bersenang-senang di sana, mereka duduk di sebuah cafe yang menawarkan pemandangan seluruh kota. Rasa minuman di sana sudah tidak lagi dapat mereka rasakan, tetapi mereka tetap menikmatinya. Mereka berbincang banyak hal, perbincangan antar wanita tidak ada putusnya.

Amber tiba-tiba berhenti bicara, memejamkan mata untuk fokus mendengarkan suara Giovanni di pikirannya. Amber membuka matanya lagi dan menampilkan muka masam. Elena menatapnya heran. "Ada apa, Ratu? Semua baik-baik saja?"

"Kau ini, sudah berapa kali aku bilang panggil saja namaku!"

"E--eh ...i--iya, Amber. Maaf, aku hanya merasa lancang jika memanggilmu hanya namamu saja."

"Tidak perlu lagi. Kita harus segera kembali ke kastil sebelum para suami kita mengamuk!"

Elena mengangguk patuh. Mereka pergi setelah membayar, mencari tempat sepi dan aman untuk mereka berteleportasi menuju kastil vampir. Benar saja, Giovanni dan Diego berada tepat di depan mereka.

"Apa? Kalian mau memarahi kami? Kalian pikir kami tidak bisa merasakan bosan berada di sini tanpa melakukan apapun?" Amber dan Giovanni saling menatap tajam, berbeda dengan Diego dan Elena yang sama-sama mengangkat bahu, cuek. Akhirnya Diego dan Elena pergi meninggalkan Amber dan Giovanni.

Giovanni bersedekap dada, begitu pula Amber. "Apa gunanya taman yang aku buat khusus untukmu jika tidak untuk kau kunjungi saat kau merasa bosan?"

"Dan kau pikir dengan pemandangan itu-itu saja mampu menghilangkan rasa bosanku?"

Giovanni menatap nyalang Amber, lalu menghela nafas. "Aku akan menyuruh Isabelle membuat taman yang lebih indah lagi untukmu. Puas?" Amber mengangguk semangat.

Perdebatan selesai saat itu juga. Mereka kembali ke kamar mereka namun Amber tetap tidak bisa memeluk Giovanni lantaran Giovanni membawa pekerjaannya ke kamar. Giovanni terlalu fokus pada pekerjaannya itu tanpa melirik sedikit pun pada Amber.

"Giovanni, kau haus?"

"Tidak."

"Lelah?"

"Tidak juga."

"Mengantuk?"

"Bodoh, aku vampir."

Amber memukul keningnya sendiri lantaran kebodohannya menanyakan hal tidak berguna. Mau bagaimana lagi, Amber cemburu dengan kertas-kertas itu yang telah merebut perhatian Giovanni.

Amber duduk di kursi kosong, di depan Giovanni dan mengambil salah satu kertas itu lalu membacanya. Mata Amber terbelalak kaget. "Ini undangan untuk pengangkatanku!?"

"Kau pikir apa?"

"Aku hanya merasa belum siap. Bisa dikatakan aku vampir yang baru dilahirkan satu bulan yang lalu."

"Kau hanya akan menyandang status itu, urusan menjadi ratu biar aku yang menghandel semuanya."

Jujur Amber merasa terharu. Amber memeluk Giovanni erat. "Terima kasih banyak, Gio! Kau semakin membuatku jatuh cinta padamu!" Giovanni hanya tersenyum menanggapinya. Giovanni menyuruh Amber duduk tenang agar dia bisa menyelesaikan pekerjaannya secepat mungkin dan memanjakan istrinya itu.

Amber setia menemani Giovanni sampai pria itu menyelesaikan semuanya. Giovanni merapikan kertas-kertas di meja dan menggendong Amber naik ke tempat tidur. Giovanni menyelimuti Amber dengan lengannya yang kuat.

"Kapan acara pengangkatanku itu dilangsungkan?"

"Besok."

"Secepat itu!? Kenapa kau tidak memberitahuku lebih awal agar aku bisa bersiap!?"

"Apa yang perlu kau siapkan memangnya jika semua persiapan sudah aku lakukan sejak selesainya acara pengangkatanku?"

"Kau ini, setidaknya beritahu aku!"

"Sstt ...pejamkan matamu. Kau pergi ke dunia manusia cukup lama, kau pasti lelah. Istirahatkan tubuhmu agar acara besok lancar!"

Amber mematuhi Giovanni, mulai memejamkan matanya. Giovanni menghubungi Diego lewat pikirannya. 'Kau tidak melupakan undangan untuk Alpha gila itu, kan?'

'Semua beres karena kau mengandalkanku!'

'Kerja bagus. Sekarang, datanglah ke kamarku dan ambil undangan untuk yang lainnya. Aku sudah selesai menandatangani semua.'

'Baik!'

Diego datang tak lama, Giovanni langsung memberikan semua undangan pada Diego untuk disebarkan. Giovanni kembali naik ke ranjang, memeluk Amber yang masih memejamkan matanya. Giovanni memainkan anak rambut Amber, memperhatikan wajah Amber yang jauh lebih cantik itu.

"Amber?" Panggil Giovanni lembut. Giovanni ingin mengajari wanita itu cara berburu binatang, namun yang dipanggilnya tak kunjung membuka mata. Giovanni mengguncang lembut bahu wanita itu.

Amber mengucek matanya, dan menatap Giovanni dengan mata mengantuknya. Amber menguap yang justru membuat Giovanni melotot kaget. "Amber, kau ...!"

"Apa?"

"Tunggu, barusan kau tertidur!?"

"Entahlah, aku tadi hanya memejamkan mataku saja lalu ...GIO, AKU TADI TERTIDUR! Bagaimana bisa!?"

"Aku juga tidak tahu. Kau baru mengalaminya sekarang, kan?"

"Iya, tadi rasanya sama persis!"

"Jadi kau adalah vampir pertama yang bisa tidur. Luar biasa!"

Amber memeluk Giovanni erat dan menangis bahagia. Hal yang ia sukai rupanya masih bisa ia rasakan saat dirinya menjadi vampir, Amber bahagia untuk itu.

Giovanni teringat tujuannya dengan membangunkan Amber yaitu berburu. Giovanni dan Amber langsung melesat pergi ke hutan dunia manusia. Amber dan Giovanni mengitari hutan untuk mencari hewan liar dan berhasil menemukan satu kelinci. "Dengar, jangan buat keribuatan agar dia tidak lari. Mengerti?"

Amber mengangguk mantap, mulai menjalankan aksinya. Tujuan Giovanni mengajak Amber berburu ialah agar gadis itu tidak bergantung padanya karena takdir tidak ada yang tahu bagaimana kedepannya. Apakah Giovanni akan mati lebih dulu sehingga Amber masih bisa menyambung hidupnya. Dan Giovanni juga mengajari Amber agar terbiasa mengkonsumsi darah hewan, tidak bergantung pada darah manusia.

AMBER and the vampire prince (END)Where stories live. Discover now