Bagian 39

2.3K 104 9
                                    

"TIDAKKK!!"

Ibunya datang entah dari mana memeluk tubuh tanpa kepala suaminya itu. Wanita itu menangis dengan keras. Kaki Giovanni sudah tidak mampu lagi menopang tubuhnya, akhirnya ia ambruk ke tanah namun kesadarannya masih ada. Ia menyaksikan ibunya yang menangis histeris memeluk jasad ayahnya.

"KENAPA KAU MELAKUKAN INI SEMUA PADA AYAHMU, GIOVANNI! APAKAH DEMI GADIS ITU!? KALAU BEGITU, TUNGGU SAMPAI AKU MEMBUNUHNYA DAN MEMPERSEMBAHKAN KEPALANYA PADAMU!"

Ratu Annie selaku ibunya Giovanni bangkit dan melesat cepat menuju kastilnya. Giovanni sangat panik. Ia mencoba bangkit sekuat tenaga, akan tetapi kakinya sepertinya terluka cukup parah. Ia kembali ambruk ke tanah.

Giovanni menggigit tangannya sendiri dan menyedot darahnya sebanyak-banyaknya. Ia tidak peduli jika ia sendiri kehabisan darah. Sekarang Ambernya dalam bahaya, ia harus segera menyelamatkannya. Giovanni mencoba bangkit lagi dan berhasil meskipun sedikit sempoyongan. Ia ikut melesat menuju tempat Amber.

Ratu Annie menendang pintu kamar yang di huni Amber sampai pintu itu rusak. Amber dan Isabelle langsung terbangun dari tidur mereka mendengar keributan yang terjadi. Belum juga Amber tersadar, tiba-tiba dirinya di cekik kuat oleh ratu Annie dan menabrakkan punggungnya ke dinding sampai dinding itu retak. Amber meringis dan mencoba melepaskan tangan yang mencekiknya itu.

"NONA AMBER!" Teriak Isabelle terkejut sekaligus ketakutan melihat kejadian yang tiba-tiba ini. Mata Amber  perlahan jernih kembali dan terkejut dengan  siapa yang mencekiknya sekarang. Seorang wanita dengan wajah menyeramkan. Amber mencoba menendang wanita itu sekuat tenaganya, akan tetapi itu semua tidak mempan padanya. Amber mulai kehabisan nafas serta punggungnya yang rasanya sangat menyakitkan. Amber kehilangan kesadarannya. Tepat saat itu, wanita itu muntah darah. Cekikan di lehernya terlepas dan Amber terjatuh ke tanah.

Di sela kesadarannya, ia melihat seseorang di belakang wanita itu yang tengah menusukkan pisau ke dada wanita itu. Amber akhirnya pingsan. Isabelle segera menghampiri Amber dan mencoba membangunkannya kembali.

"Nona Amber, saya mohon bangunlah! NONA AMBER!"

"AMBER!"

Giovanni baru tiba di sana dan alangkah terkejutnya ia melihat Amber yang sudah tidak sadarkan diri dan Diego yang tengah menusuk jantung ibunya...?

Diego menarik kembali belati yang sudah berhasil memusnahkan sang ratu vampir itu, lalu pria itu menatap Giovanni yang mematung di depan pintu. Diego menyerahkan belati perak bekas ia membunuh ibunya ke tangan Giovanni lalu ia pergi meninggalkan tempat itu.

Giovanni menggenggam erat belati di tangannya lalu berjalan mendekati jasad ibunya kemudian berjongkok untuk melihat ibunya untuk terakhir kalinya. Tanpa sadar air matanya menetes. Ia memeluk tubuh ibunya dengan tangis diamnya. Namun seketika itu Giovanni tertawa sangat keras, tawa yang menakutkan bagi Isabelle yang masih berada di sana.

"Inilah yang pantas bagi ibu yang mencoba menyakiti gadisku! Bukankah ibu senang bisa bertemu Kembali dengan ayah di sana? Aku pun sangat senang ibu! HA HA HA!"

Giovanni menyingkirkan dengan kasar tubuh ibunya yang baginya menghalangi jalannya. Giovanni mengangkat tubuh pingsan Amber dan membawanya keluar dari kamar yang berantakan itu. Isabelle mengikuti Giovanni dari belakang.

Ternyata Giovanni membawa Amber ke kamar pribadinya  lalu ia membaringkan tubuh Amber ke kasur dengan hati-hati. Ia melirik dari ekor matanya, Isabelle yang masih setia mengikutinya. Giovanni menyuruh prajuritnya untuk membereskan kekacauan ini, serta membuang jasad ayah dan ibunya. Tidak perlu di bakar ataupun di kubur, tubuh vampir yang sudah mati akan hangus menjadi debu ketika terkena sinar matahari.

AMBER and the vampire prince (END)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ