Bagian 32

2.4K 102 12
                                    

Mata itu terbuka perlahan menampilkan manik coklatnya yang indah. Amber perlahan bangkit duduk. Dia melihat sekitarnya yang ternyata dirinya berada di sebuah kamar mewah. Amber tidak tahu di mana dirinya berada sekarang. Ini bukan kamar  yang ia tempati sewaktu di kastil Giovanni dan juga bukan kamar di apartemen Giovanni.

Ia hanya mengingat tentang ingatan terakhirnya saat dirinya di terkam oleh seekor serigala besar yang mengejarnya. Amber sontak memeriksa tubuhnya, mengecek bagian tubuhnya yang mungkin saja sudah berada di perut serigala itu. Amber bernafas lega saat mengetahui dirinya baik-baik saja kecuali kaki dan kepalanya yang berbalut perban. Tunggu... Perban?

Amber mencoba berdiri sesekali meringis. Dia berjalan tertatih-tatih menuju pintu. Saat dia hendak membukanya, seseorang terlebih dulu membukanya dari luar yang berhasil membuatnya terkejut dan berjalan mundur.

Seorang wanita cantik dengan pakaian tomboy, tersenyum ke arahnya. Amber tidak membalas senyum itu karena dirinya masih waspada akan segala hal di sekitarnya.

"Ha ha, jangan lah takut seperti itu. Aku werewolf baik, kok. Aku orang kepercayaan Axelle yang di tugaskan untuk menjagamu sampai hari itu tiba."

"Apa maksudmu hari itu tiba?"

"Hari pernikahanmu dengan Axelle tentu saja."

"A-apa...?"

Gadis bernama Beatrice itu menatapnya heran. Amber hanya diam mematung dengan matanya yang melotot sampai dia sendiri takut sewaktu-waktu mata Amber akan keluar dari rongganya.

Beatrice menyentuh lembut pundak Amber yang tak di sangka mendapat reaksi penolakan dari gadis itu. Beatrice langsung mengangkat kedua tangannya seperti seorang penjahat yang menyerah setelah tertangkap polisi.

"Tenang, tenang. Sudah aku katakan aku werewolf baik, kan. Aku pun masih sayang nyawaku."

Amber masih diam. Beatrice menghela nafasnya dan berbalik hendak keluar dari kamar itu. Akan tetapi langkah gadis itu terhenti tiba-tiba dan membalikkan lagi tubuhnya menatap Amber yang kembali waspada.

"Beberapa omega akan datang menyiapkan keperluanmu. Jangan takut seperti ini kepada mereka. Nilai mereka sama seperti manusia biasa sepertimu, tidak perlu khawatir mereka menyakitimu."

Amber tak membalasnya. Benar, beberapa saat para omega alias pelayan mendatangi kamarnya dengan pakaian dan aksesoris di tangan mereka masing-masing. Mereka meletakkan semua itu di meja rias. Lalu mereka menggiring Amber ke kamar mandi yang ternyata sangat luas itu.

"Aku bisa sendiri."

Omega itu tetap memaksa Amber. Amber merasa risih dan dia mulai kesal. Meskipun Amber sudah menunjukkan kekesalannya, para omega itu seakan tidak peduli.

"AKU BISA SENDIRI! JANGAN MEMAKSAKU, PERGI KALIAN!"

Para omega itu terdiam, namun ada salah satu omega yang menatapnya tajam dan dia maju untuk mendorong Amber hingga Amber terjatuh ke lantai. Beruntung Amber menahan tubuhnya yang jatuh dengan tangannya dan beruntung lagi karena lantai kamar mandi belum basah.

"Berani sekali manusia rendahan sepertimu membentak dan memerintah kami! Asal kau tahu saja, kami tidak akan sudi melayani manusia sepertimu jika bukan Alpha kami sendiri yang menyuruhnya! Jadi jangan sok memerintah kami!"

Amber terkejut atas perkataan yang di lontarkan omega tadi. Omega yang lain pun mengangguk mengiyakan ucapan omega tadi. Omega tadi mengangkat dagunya dan melipat tangannya di depan dada dengan sombong.

Amber hendak berdiri, namun tangan omega yang satunya menjambak rambutnya hingga Amber kembali terjatuh. Amber meringis dan memegangi rambutnya yang di tarik dengan keras. Rasanya kulit kepalanya mau terkelupas.

AMBER and the vampire prince (END)Where stories live. Discover now