Part 15 - Let's Do Fun!

En başından başla
                                    


"Oke, lo yang nantangin ya!" Rico mengajak mereka bertiga untuk kembali berjalan mencari wahana-wahana lain..


Mereka berempat kemudian memutuskan untuk naik halilintar. Satu kereta berisi empat orang, dengan dua baris yang masing-masing berisi dua orang. Tadinya Julio mengajak Rico untuk satu baris dengan dia, namun Rico menolak, dengan alasan ia tidak mau menjadi sasaran Julio kalau-kalau dia mau muntah. Akhirnya, Julio duduk dengan Agnes, dan Rico dengan Michelle. Permainan dimulai. Rico dan Michelle sangat menikmatinya, tapi tidak dengan Julio dan Agnes, keduanya sama-sama payah. Julio bahkan berteriak lebih kencang daripada Agnes ketika kereta melewati jalur rel yang menukik dan menurun tajam. Selesai dengan halilintar, mereka bermain kicir-kicir dan ontang-anting. Keduanya juga wahana yang membutuhkan nyali besar untuk menaikinya. Lengkap sudah penderitaan Julio siang itu. Perutnya tak lagi bisa menahan rasa mual yang berlebihan, selesai dari ontang-anting Julio segera berlari mencari kamar mandi. Rico dan Michelle tertawa puas melihat Julio.


"Udah lega, Yo?" tanya Rico begitu Julio keluar dari kamar mandi. Julio kecut. Tatapannya seolah ingin memburu Rico dan membunuhnya saat itu juga.


"Eh, gue haus nih, kita cari minum yukk.." ucap Michelle kemudian


"Gini aja, gue sama Michelle yang beli minum, kalian berdua tunggu disini ya, lo pasti masih lemes kan, Yo? Lo istirahat aja dulu" balas Rico. Ia melirik Michelle.


"Nggak papa, kita barengan aja beli minumnya!" Julio yang sadar akan ditinggal berdua dengan Agnes segera memperlihatkan wajah sok sehatnya.


"Udah, nggak usah ngeyel! Baek-baek lo pingsan malah kita yang repot" Michelle yang menyahut "Nes, lo disini dulu ya, noh jagain si payah! Kali aja dia ntar mual lagi"


"Kalian jangan lama-lama ya.." jawab Agnes. Rico dan Michelle pergi berlalu. Rupanya ini adalah rencana Rico agar Julio dan Agnes punya waktu untuk berdua. Setidaknya kalau saat ini Julio tidak mengingat Agnes, Julio bisa menganggap Agnes sebagai teman barunya.


Julio dan Agnes duduk berdua di sebuah bangku. Jarak duduk mereka cukup jauh memperlihatkan kecanggungan diantara mereka berdua. Agnes memainkan jarinya, memutar otak untuk memulai percakapan, sementara Julio sibuk dengan hpnya.


"Udah nggak pusing dan mual kan?" akhirnya Agnes memulai percakapan. Julio diam, matanya masih terpusat pada layar hpnya, tangannya sibuk mengetik sesuatu


"Engga" jawab Julio singkat, tanpa melihat Agnes sedikitpun.


"Syukurlah..." skakmat! Jawaban singkat Julio sama seperti 'aku tidak ingin berbicara banyak denganmu' bagi Agnes


"Aku nggak nyangka kamu segitu takutnya tadi. Padahal dulu kamu pemberani banget kalo diajak main kesini" Agnes berhenti. Ia memejamkan matanya, kalimatnya barusan tak seharusnya meluncur begitu saja, Julio pasti bisa marah kalau dia mulai mengusik masa lalunya


"Oya?" Julio akhirnya menoleh pada Agnes. "Seberani itukah gue dulu?"


"Iya, bahkan kalo aku takut kamu yang selalu nenangin aku, dulu kamu jagoan. Wahana-wahana dsini udah sering kamu coba dulu" Agnes tidak berani bertatap mata dengan Julio. Ia tak mau kalau harus menangis disitu.

PROMISE ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin