"Riyan, aku kembali ke kelas dulu ya. Oh iya maaf kalo aku engga tau kalau kamu alergi nasi goreng, terutama sama udangnya. "

"Hmm"

"Gaada yang mau dibicarain tentang hal lain?"tanya Rena kembali dengan sendu.

"Gak ada. Lo boleh pergi."

Tidak ada senyuman setelah itu. Hanya ada rasa sesak. Begitu dinginkah dia?

Seusai menemui Riyan, wajah Rena terlihat kecewa. Semangat yang ia kumpulkan untuk menemui Riyan sirna sudah. Ketidakpekaan Riyan membuat Rena terkadang merasa sedih. Pernah sekali Rena berpikir kalau ia hanya mencintai Riyan seorang diri.

Rena menatap bekal yang sedari tadi ia bawa. Sebuah penolakan secara dingin yang dilakukan oleh Riyan. Dengan alasan alergi, Riyan sukses membuat Rena menjadi sendu.

"Udah, kalo dia emang beneran alergi gimana? Gausah dipikirin hal kayak gitu."Ujar Deas dengan merangkul Rena yang tengah sendu.

Rena memanyunkan bibirnya. "Iya juga sih, tapi kan lo liat aja deh sendiri tadi. Itu orang kaku banget."
"Bukannya Riyan emang dikenal dingin sama seluruh murid sekolah ini?"

"Iya juga sih, ya tapi kan... "

"Lo cukup beruntung bisa dapetin cowok kayak Riyan. Ya yang pastinya sih kayaknya Riyan itu setia. Lo gak boleh baperan, oke?"

"Hmm."

Pak Revan:
Saya ada rapat tiba-tiba. Lain kali aja ya saya traktir.

Sebuah pesan diterima oleh Rena. Sepertinya ia dan Deas tidak jadi makan gratis di kantin. Dengan segera ia memberitahu kepada Deas, sahabatnya itu.

"Kayaknya kita gak jadi makan sama Pak Revan. Dia ada rapat tiba-tiba di ruang guru."Rena menunjukkan pesan yang diterima nya dari Revan itu.

"Yah! Gue kan udah dandan cantik gini. Udah pake gincu merah gini eh gak jadi. Payah ah. Pokonya besok gue ngambek sama Pak Revan."

Rena menutup telinganya karena suara Deas yang keras. "Lo itu berisik banget. Gue mau makan dulu bodo amat dah mau lo udah pake gincu kek. Bye!"

Rena meninggalkan Deas dengan sengaja. Ia berbalik sambil tertawa ke arah Deas.




Kelas kosong terjadi.

Rapat membuat kelas menjadi kosong dan tidak ada kegiatan belajar mengajar. Semua guru berkumpul di ruangan rapat koordinasi. Tidak ada yang merasa sedih mendengar hal ini, karena pada dasarnya kelas kosong selalu menjadi primadona dimanapun.
Rena menulis beberapa catatan yang kemarin belum ia selesaikan. Dengan meminjam buku sejarah milik Deas

"Guys. Gue denger ada pertandingan futsal. Disini ada yang mau jadi cheerleader untuk pertandingan Riyan minggu depan?"Ketua kelas itu memberikan pengumuman di depan kelas dengan lantang.

Rena yang sedari tadi mencatat mendadak memperhatikan pengumuman itu. Riyan akan melakukan pertandingan lagi tanpa memberi kabar dengannya dulu.
"Pertandingannya dimana emang?"tanya Rena penasaran.

Sontak membuat seisi kelas menjadi memperhatikan Rena. "Lo kenapa nanya-nanya dimana Riyan tanding? Lo gak usah dateng deh karena acara itu khusus buat orang yang famous!"

ANGLOCITA  [selesai]Where stories live. Discover now