•11•

14 11 0
                                    

Setelah menepikan motornya di parkiran gerai Mixue ice cream. Kenan dengan agresif menggenggam jari jemarinya Gabby—tanpa meminta persetujuan lebih dulu.

Takut jika gadis cengeng dan manja hilang begitu di culik orang jahat—meski Kenan mengetahui bahwa kemungkinan hal tersebut terjadi sangatlah kecil.

Jika Gabby hilang lantas siapa yang akan disalahkan? Pasti yang disalahkan dirinya, Kenan yakin itu. Besar kemungkinan bahwa dia akan di coret dari kartu keluarga karena telah gagal menjaga anak orang.

Gabby membeo sesaat ketika jari jemarinya digenggam oleh Kenan dengan sedikit agresif. Gabby mendongak—menatap wajah Kenan dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

Gabby mengulum senyum. Jika begini dia jadi teringat akan masa kecilnya dengan Kenan, dimana Kenan selalu menggandengnya jika pergi kemana-mana—meski tempatnya dekat sekalipun.

"Ngapain lo lihat-lihat gue?" Kenan bertanya mengomel—berhasil membuat Gabby cemberut lagi.

"Nggak, Gabby nggak lihat Kenan, tapi lagi lihat cowok si tukang marah-marah."

Kenan menyipitkan matanya setelah mendengar jawaban Gabby barusan. Tentu saja Kenan merasa tersindir. 'Cowok si tukang marah-marah?' berarti dirinya bukan?

"Lo nyindir gue?"

Gabby memalingkan wajahnya tanpa berniat menjawab pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Kenan. "Ini Kenan jadi beliin Gabby ice cream nggak sih?"

Setelahnya Kenan tersadar, dia baru menyadari lagi apa tujuannya membawa Gabby ke tempat ini. Tentu saja Kenan ingin membelikan Gabby ice cream—sesuai dengan janjinya tadi saat di dekat sungai.

"Jadi, lo bikin gue emosi terus, makanya gue jadi lupa," Kenan menyahut kesal, setelahnya dia membawa Gabby memasuki gerai Mixue ice cream.

Banyak pasang mata yang menoleh kearah mereka berdua—mengingat bahwa mereka berdua mempunyai paras good looking yang bisa membuat iri siapapun yang melihatnya.

Ketika sudah memasuki gerai Mixue ice cream, Kenan segera menyuruh Gabby untuk duduk di salah satu kursi yang masih kosong dan dirinya duduk di depannya.

Tanpa mempedulikan banyak pasang mata yang menyorot kearah keduanya. Ada pandangan iri, juga ada pandangan yang terlihat tidak suka.

Tidak berselang lama, waitress menghampiri keduanya seraya menyerahkan buku menu dan langsung diterima oleh Kenan.

"Mbak, pesen sundae strawberry ice cream sama hawaiaan fruit tea."

"Baik mas, tunggu sebentar ya?"

"Kenan kok pesen sundae strawberry es krim sih?" Tanya Gabby keheranan.

Kenan tersenyum tipis, jika diingat-ingat kembali, Gabby adalah maniak warna pink—jadi Kenan memilih Sundae strawberry ice cream untuk Gabby. Pasti Gabby akan menyukainya, Kenan yakin itu.

Berbeda dengan dirinya yang memilih minuman Hawaiian fruit tea, sejujurnya dia saat ini sedang tidak mood untuk makan ice cream.

Lagi pula jika dia menyamakan pesanannya dengan Gabby percuma saja karena dia tidak terlalu menyukai buah strawberry yang terasa asam.

Maka dari itu Kenan memilih memesan minuman saja dari pada tidak beli sama sekali—mau di taruh mana mukanya yang tampan ini, huh?

Ketika mendengar Kenan memesan ice cream kesukaannya Gabby langsung membulatkan mata seolah tak percaya. Apakah Kenan sudah ingat kepadanya?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 31, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Live TogetherWhere stories live. Discover now