•6•

22 13 3
                                    

Tentu saja dia lapar

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Tentu saja dia lapar.

Bagaimana tidak? Semalam sampai pagi ini pun dia belum makan sama sekali. Bahkan dari tadi Kenan tidak repot-repot untuk menanyakan hal itu.

Kenan berdecak kesal. "Tapi kenapa lo nggak bilang dari tadi, hah?" Kali ini Kenan bertanya dengan lembut—sebisa mungkin dia tidak ingin membuat Gabby menangis lagi.

Gabby menatap wajah tampan Kenan takut-takut. "Gabby nggak mau ngrepotin Kenan." Gabby menyahut lirih. Sesekali mata bulat seperti boneka itu berkedip. Lucu sekali.

Kenan mendengus. Dia bahkan mati-matian harus menahan amarahnya supaya tidak keluar begitu saja. Bisa lebih repot lagi jika dirinya harus melihat Gabby menangis lagi.

Cih, dari kemarin elo mah udah ngrepotin gue kali. Batin Kenan dalam hati.

"Nggak apa-apa. Gue lebih seneng jika bisa direpotin sama lo," Kenan menukas cepat dengan suara baritonnya yang terdengar berat.

Detik berikutnya dia mengumpat habis-habisan dalam hati tatkala tidak menyadari apa yang baru saja dia katakan, tentunya dia menyesali perkataan.

Bodoh banget Lo, Ken!

Harusnya tadi dia bilang begini; Gue nggak seneng di repotin sama lo. Tetapi apa boleh buat? Nasi sudah jadi bubur.

Ya kali dia harus menarik perkataannya tadi?

Mau di taruh mana harga dirinya?

Seketika wajah cantik Gabby yang tadinya nampak murung sekarang berubah menjadi berbinar. Tentu saja dia sangat senang saat mendengar perkataan Kenan barusan.

"Serius? Kenan nggak bohong kan?" Gabby bertanya dengan penuh semangat.

Kenan menghela nafasnya jengah. Sejujurnya, selama ini dia tidak pernah membohongi orang lain. Sungguh dia tidak bohong. Hanya terkadang saja...

Jika situasinya yang bisa membuatnya harus berbohong. Toh, berbohong hanya bisa menambah dosanya, bukan? Maka dari itu dia tidak ingin melakukan hal laknat tersebut.

"Nggak. Gue nggak pernah bohong." Kenan mengelak seraya memalingkan wajahnya kesamping.

Seketika Gabby mengerucutkan bibirnya lucu. Nampak sekali bahwa Gabby tidak percaya dengan jawaban Kenan barusan.

"Padahal Kenan pas masih kecil suka bohong loh—" Gabby menjeda ucapannya sejenak.

"—Sekarang Kenan udah tobat ya?"

Sejenak Kenan dibuat terperangah oleh apa yang baru saja Gabby katakan. Dari mana Gabby bisa tahu bahwa saat dia masih kecil suka berbohong?

Dia tercekat, tentu saja.

Sebulan yang lalu maminya menceritakan tentang masa kecilnya. Dan salah satunya adalah apa yang baru saja Gabby katakan.

Live TogetherDove le storie prendono vita. Scoprilo ora