8. Another Plan

25 2 0
                                    

"Nanti kau lembur lagi?" Tanya Renjun yang saat ini tengah menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya, kepada suaminya yang saat ini sudah duduk dikursi makan.

Haechan yang mendengarnya pun langsung mengangguk, membenarkan pertanyaan yang istrinya berikan. Sedangkan istrinya langsung menghela nafasnya panjang. "Yasudah kalau gitu! Nanti sore akan aku kirimkan makanan untuk kamu makan." Ujar istrinya yang mendapat decihan tak suka dari anak mereka.

"Alah! Bilang aja supaya ayah bisa ngemilikin ibu sepenuhnya, jadinya ayah lebih milih untuk lembur dan ibu bisa ngirim makanan, supaya ayah bisa menahan ibu disana." Terkaan yang Sungchan berikan untuk ayahnya, yang membuat netra ayahnya langsung membola, dan menatap dirinya dengan tatapan tak percaya. Sedangkan ibunya malah terkekeh mendengar asumsi dirinya yang sangat tidak masuk akal.

"Emangnya kenapa? Iri? Bilang bos! Makanya cari pacar biar ada yang bisa dimanjain." Balas Haechan yang saat ini sudah menatap anaknya dengan pandangan mengejek, sekaligus memeluk istrinya dan mendekatkan kepalanya di tubuh rampingnya. Memanasi anaknya yang tengah melihat dirinya.

"Aku sudah punya pacar sih!" Elak Sungchan tidakk terima ejekan sang ayah, dan malah dibalas kekehan penuh ejekan yang ayahnya berikan.

"Ah, masa? Siapa yang mau menjadi pacar anak manja seperti dirimu?!" Ledek Haechan kembali, yang sukses membuat anaknya menahan kesal. "Shotaro? Jangan bermimpi, sayang! Kau sudah di tolak oleh dia yang ke 10 kalinya." Sambungnya yang semakin mengejek anaknya.

"Kata siapa?! Sekarang aku sama Shotaro dekat kok! Kemarin--"

"Kau kerumahnya untuk membawakan pembalut? Itu bukannya dekat! Kau dimanfaatin dia karena gak ada yang bisa dia suruh selain kamu!" Intrupsi yang Haechan berikan akan pembelaan yang anaknya berikan.

"Ibu...." kalimat rengekan yang Sungchan berikan kepada ibunya, seraya menunjuk ayahnya karena kesal.

Sementara Haechan langsung mendecih tak suka, menatap anak semata wayangnya. Selalu saja meminta pertolongan istrinya ketika dirinya kalah berdebat.

"Chan...." teguran yang Renjun berikan kepada suaminya ini, agar suaminya berhenti membuat anak mereka kesal.

Haechan yang mendengarnya pun langsung mendecak kesal. "Maafin ayah ya, baby Lee." Ujarnya dengan mimik wajah yang pura-pura menyesal.

Sementara Sungchan malah tersenyum kemenangan menatap sang ayah yang bertekuk lutut, tak berdaya kepada dirinya. "Gapapa, ayah. Aku akan selalu memaafkan sikap kekanakan milikmu." Ujarnya.

"Cha, sekarang saatnya makan. Jangan ada perdebatan ketika makan." Peringatan yang Renjun berikan kepada kedua jagoannya, sebelum mereka makan bersama, yang dibalas anggukan kepala oleh mereka berdua.

Mereka bertiga akhirnya makan dengan hikmat tanpa ada perdebatan atau suara yang keluar , sesuai intruksi yang ia berikan. Setelah makan, mereka berdua akhirnya pergi. Ia menemani dua jagoannga sampai depan rumahnya. "Hati-hati, jangan mengebut, perhatikan guru yang tengah menjelaskan pelajaran, dan jangan membolos!" Peringat yang selalu ia katakan kepada anaknya, ketika sang anak hendak berangkat sekolah.

Sungchan mengangguk. "Mengerti, Bu." Finalnya yang langsung masuk kedalam mobil miliknya, dan pergi meninggalkan perkarangan rumahnya.

"Aku berangkat, ya?" Pamit Haechan, yang sukses mengalihkan atensi istrinya yang tengah menatap mobil anaknya yang perlahan menghilang dari kediaman mereka.

Renjun menoleh, lalu mengangguk. "Jangan terlalu memaksakan dirimu. Kalau memang kau sudah tidak sanggup? Kau bisa memberitahu diriku. Kita sepasang suami-istri, bukan? Aku akan membantu dirimu apapun kondisinya." Peringat yang selalu ia berikan kepada suaminya.

NO BOUNDIRES 2 - HYUCKRENحيث تعيش القصص. اكتشف الآن