Curhat

1.2K 199 47
                                    

Karena tak ingin penyamarannya terbongkar, Taehyung pura-pura tidak perduli pada nama yang tertera di sana dengan panggilan "My Lovely Mommy". Gilak, dimana-mana orang itu memelihara sugar daddy, bukan malah mengencani mami-mami yang sudah bersuami. Umpatan Taehyung dalam hati.

Di luar dugaan, Jungkook mengabaikan ponselnya, itu membuat Taehyung dengan sengaja ingin memancingnya.
"Jungkook, ibumu menelpon!" panggil Taehyung. Suara yang dibuat seramah mungkin tapi hati bergejolak seperti badai.

"Biarkan saja dulu!" Jungkook menuang air yang sudah mendidih ke gelas.

"Kau suka manis, Tae?"

"Tidak, manis itu berbahaya," sahut Taehyung dengan nada bercanda.

Jungkook membawa dua cangkir keramik ke meja belajar. Asap dari cangkir meliuk-liuk membawa aroma teh hijau yang menenangkan.

"Kita minum di bawah saja," ajak Taehyung yang langsung duduk bersila di atas karpet.

"Kau mau makan ramen?" tawar Jungkook yang dibalas anggukan.

Taehyung meniup-niup isi dalam cangkir, karena cuaca sangat dingin, suhu panas teh hihau itu perlahan menurun sehingga Taehyung bisa dengan cepat menikmatinya.

"Tapi aku hanya punya satu bungkus ramen. Tak masalah kita makan semangkuk berdua?"

"Oh, tidak apa-apa." Taehyung rasanya ingin muntah, beberapa hari yang lalu ia terpaksa minum dari satu botol yang sama. Sekarang ia harus pura-pura makan satu mangkuk berdua.

Ternyata balas dendam itu sangat menyiksa.

Beberapa saat kemudian, satu mangkuk ramen sudah datang, dengan aroma yang menggugah selera. "Kau suka pedas? Maaf aku lupa bertanya."

Jungkook meletakkan mangkuk di tengah-tengah antara dia dan Taehyung. Dilihatnya Taehyung menggeleng.

"Aku suka pedas," bohongnya.

Jungkook membalasnya dengan senyuman. Kali ini dengan senyuman semanis saat di kantin tadi.

Jungkook menyeruput kuah pertama kali, ia melihat Taehyung masih diam dan ragu.

"Kenapa tidak makan? Mau kupisahkan mangkuknya?"

"Tidak begitu." Taehyung menyahut cepat. "Aku berbohong tadi, sebenarnya aku tak suka pedas. Dan ini pertama kalinya makan ramen."

"Apa?" Jungkook terbelalak, hampir menjatuhkan sendoknya.

"Maksudku, ini pertama kalinya makan ramen di rumah orang lain."

Hampir saja Taehyung keceplosan, mengatakan bahwa dia adalah tuan muda yang setiap hari, menu yang dinikmatinya adalah buatan koki handal dan sudah sesuai dengan takaran ahli gizi. Itu yang membuat Taehyung sampai saat ini bertanya-tanya. Darimana asalnya penyakit usus buntu dari sang ayah?

Dengan hati-hati Taehyung menyendok kuah ramen panas itu untuk ia cicipi rasanya.

"Jangan ragu, untung aku tidak memasukkan cabai di dalamnya. Aku ingat di kantin tadi kau kepedasan hanya karena mencelupkan kentang dengan saus sambal."

"Sungguh pengingat yang baik." Taehyung tertawa senang.

"Kekasihmu sangat beruntung memilikimu," sambung Taehyung lagi.

Seketika gerakan Jungkook terhenti. Matanya nanar melihat ke arah lain.

"Maaf, aku tak bermaksud menyinggungmu." Taehyung mengucap kata menyesal, meski rasanya ingin memukul kepala Jungkook dengan sendal.

"Taehyung ...." hening sejenak. "Apa kau masih mau berteman denganku jika tahu yang sebenarnya?"

"Kau ini bicara apa, tentu saja aku masih akan jadi teman baikmu."

The Golden Youth (Tamat Di Pdf) Where stories live. Discover now