15. Putus

134 13 7
                                    

Kejadian dimana Alea putus dengan Saga, hari itulah Alea pulang kehujanan. Baju Alea basah kuyup. Paginya ia demam tinggi.

Leo sudah mengirim surat izin Alea ke satpam sekolah. Jadi, hari ini Alea bisa beristirahat.

Leo sudah tau, Alea putus dengan Saga. Alea sudah bercerita kemarin setelah kejadian itu.

"Bang, Alea gak sekolah?" Riana yang tidak sengaja melihat Leo, menghampiri dan bertanya.

"Alea sakit. Harus istirahat hari ini. Suratnya udah di satpam, lo ambil juga gapapa. Gua nitip." Jawab Leo. Pemuda itu naik ke motornya dan memakai helm lagi.

"O-oke bang." 

Bel masuk berbunyi nyaring. Riana segera mengambil surat di pos satpam dan lari menuju ke kelas.

Riana terkejut. Saat ia sampai di ambang pintu, di dalam kelas terlihat sangat gaduh. Raga dan Saga bertengkar.

"Astaga. Apa-apaan ini." Riana meletakkan surat izin Alea ke meja guru dan berinisiatif untuk melerai Saga dan Raga.

"Woi anjing! Jangan berantem. Guru bentar lagi datang! Raga! Udah, berhenti!"

Tangan Riana amendorong dada Raga agar menjauh dari Saga. Ia berdiri di tengah-tengah keduanya.

"Kalian kenapa sih?! Heran gue sama kalian berdua. Kemarin akur akur aja, tiba tiba berantem."

Saga masih berusaha menggapai Raga dan berada di belakang Riana. Tapi nihil. Susah.

"Urusin gebetan lo! Ini semua gara-gara dia. Dia bilang Alea murahan!"

"Emang bener, murahan."

"Jangan karena waktu itu lo ditolak,  terus ngatain Alea yang enggak-enggak, bodoh!" Maki Saga.

Tadi sebelum Riana masuk ke kelas, Saga membicarakan tentang Alea yang minta putus. Saga bilang kalau dia benar-benar cinta sama Alea. Raga marah. Sesuai kesepakatan awal, Saga tidak boleh jatuh cinta dengan Alea. Alhasil Raga emosi dan menghina Alea kalau cewek itu murahan di depan Saga.

"Lo cuman mainin Alea, lo cuman jadiin Alea bahan taruhan. Gue ga minta lo jatuh cinta sama dia!"

"Ini hidup gue, kenapa lo yang repot! Gue ga butuh uang lo lagi. Gue lebih butuh Alea."

"What the hell, Raga?" Riana membalik badannya. Menatap Raga dengan nanar. Riana ga nyangka, Raga sejahat itu sama Alea."Apa maksud Saga tadi? Taruhan? Kalian?"

"KALIAN BAJINGAN!" Riana pergi meninggalkan kelas. Ia berlari kecil menuju taman sekolah. Ia memikirkan Alea. Dia pasti sedih.

Riana duduk di bangku taman. Ia mengusap wajahnya gusar."Raga, gue kira lo emang baik. Persahabatan kita bakalan hancur kalau lo kayak gini. Alea, maafin gue. Gue harusnya tau lebih awal, biar lo ga dijadiin bahan taruhan sama mereka."

"Ri."

Riana menoleh ke arah suara. Ia melihat Saga yang seragamnya sudah berantakan.

"Ngapain lo ke sini?"

"Gue mau bicara sebentar. Tolong dengerin gue."

Riana tidak menjawab. Dia menggeser duduknya agar Saga bisa duduk di sampingnya.

Saga menghela napas."Jujur, gue nerima taruhan dari Raga karena gue lagi butuh duit buat keperluan. Raga bilang, dia mau balas dendam karena Alea nolak dia. Gue awalnya mau mau aja. Gue jalanin taruhan itu. Ga ada cinta sama sekali ke Alea waktu itu. Tapi gue sadar makin ke sini gue makin aneh. Jantung gue berdebar kalau di samping dia. Gue beneran cinta sama dia. Niatnya, setelah taruhan ini selesai, gue mau jujur sama Alea dan minta dia tetep jadi pacar gue."

Fat Is Beautiful (END)Where stories live. Discover now