Fate

53.1K 1.9K 26
                                    

Seharusnya saya update LBH, tapi malah keterusan nulis one shot. Anyway, enjoy!

Angel
-14.06.15

***

Fate

“Happy birthday, Sophie... Happy birthday, Sophie... Happy birthday, dear Sophie, happy birthday to you...”

Sophie tertawa kecil saat kedua orang tuanya mencium pipinya yang gembul sambil memberi pelukan hangat kepadanya.

Now make a wish, Sweetheart.

Sophie menutup matanya dengan patuh.

“Kalau sudah kau boleh meniup lilinnya...”

Josh tersenyum melihat gadis kecilnya yang hari ini berulang tahun. Setahun demi setahun rasanya begitu cepat berlalu. Ia mengingat bagaimana Sophie masih belajar merangkak, lalu mencoba untuk berdiri dan makan sendiri—namun sekarang ia sudah bertumbuh. Putrinya yang penuh dengan canda dan tawa.

Daddy...

“Ya, Sweetheart?

“Apakah semua permintaanku pasti terwujud, Daddy?

Josh hanya tersenyum mendengar pertanyaan Sophie. Sejujurnya ia bahkan tidak tahu jawabannya—tapi ia harus menjawab pertanyaan tersebut, tentunya, atau Sophie akan terus bertanya.

“Ya, Sayang.” Josh menunduk agar tingginya sejajar dengan putrinya. “Selama permintaanmu itu baik dan tidak merugikan bagi orang lain, ya. Itu akan terwujud.”

Mata Sophie yang bulat membesar.Benar, Mommy?

Mia mengangguk. “Ya, Daddymu benar.”

“Kalau begitu, apakah Mommy dan Daddy akan kembali bersama?”

Josh dan Mia terhenyak.

Lidah mereka mendadak kelu—sama sekali tidak menyangka gadis kecil mereka akan menanyakan hal tersebut. Astaga, Sophie bahkan baru berumur enam tahun!

“Soal itu...”

Mommy dan Daddy...

Ujar Josh dan Mia bersamaan. Keduanya saling tatap—sama - sama kebingungan untuk melanjutkan ucapan mereka.

Ting tong. Ting tong.

Keduanya menghembuskan napas lega. Saved by the bell, batin keduanya.

***

“Sophie, be nice to your Daddy, ok?” nasihat Mia.

Sophie mengangguk. “Ok, Mommy.

Josh menatap Mia yang hendak bersiap - siap dan meletakkan tas perlengkapan Sophie di atas meja.

“Hei,” panggil Josh sesaat sebelum Mia keluar dari pintu rumah.

Mia menoleh. “Ya, Josh?”

“Kurasa...” ujar Josh. “Kita harus memikirkan ini, kau tahu... Kalau seandainya Sophie menanyakannya lagi.”

Mia mengangguk. “Yeah. Kurasa begitu.”

Sesaat keduanya hanya terdiam. Josh tampak ingin mengatakan sesuatu—yang sudah ia tahan sejak Mia datang ke sini—namun kenyataannya, tidak ada kata yang muncul sama sekali dari mulutnya.

Mia berdeham. “Ehm, Josh, kurasa Alex sudah menunggu agak lama di luar...”

“Oh, ya, ya,” ujar Josh dengan canggung. “Hati - hatilah di jalan, Mia.”

Our Love JourneyWhere stories live. Discover now