Part 13 - Santet Salah Sasaran

211 15 0
                                    

Bude Dar, beliau kakak ipar perempuan dari bapak.

Pada saat itu Bude Dar, terdapat keperluan acara Dinas Pendidikan Guru dan Olahraga kota Surakarta, beliau ini sudah 20 tahun mengajar, dan ditugaskan ke Solo pada saat itu. Beliau berdomisili mengahar di Wonogiri saat itu, di salah satu SMP di Kota Wonogiri.

Beliau menginap hampir dua minggu di rumah kami, karena ada pelatihan pegawai negeri saat itu.

Sore itu, seminggu setelah mengikuti pelatihan beliau tiduran sebentar badha ashar di dipan lama tinggalan Mbah Darso, ibunya bapak, setelah hampir 2 tahun tidak ditempati.

"Arghhhhhhhh......." teriak Bude Dar kesakitan waktu itu

Ibu yang sedang menjemur baju, bergegas berlari ke ruangan Bude Dar.

"Mbak Dar, kenapa mbak Dar?" tanya Ibu saat itu

Bude Dar pun nampak lemas tak bisa bergerak. Ibu yang mengetahui hal tadi bergegas memanggil bapak.

"Mas mas mas, Mbak Dar ambruk..." teriak Ibu

Bapak pun bergegas berlari ke arah ruangan Bude Dar, karena mendengar suara teriakan Ibu.

"Ya Alloh mbak, kenapa ini." bapak nampak sangat khawatir

"Mas segera dibawa ke Kustati saja, teriak Ibu, tak ambil kunci mobil di lemari." jawab Ibu

"Iya dek, mbak Triman ajak pisan bantu bopong." jawab bapak

Langsung saja saat itu Bapak mengeluarkan mobil dari garasi, sementara mbak Triman dan Ibu membopong Bude Dar dibelakang.

"Mbak, istighfar nggih." kata mbak Triman

Bude Dar hanya menganggukan kepala, tak kuat untuk berbicara.

"Sabar mbak, itu rumah sakitnya kelihatan." jawab Ibu menghibur hati Bude Dar

Alhamdullilah sampai di Rumah sakit, bapak bergegas masuk memanggil dokter.

"Dok tolong kakak, saya lumpuh." bapak meminta tolong dokter

"Iya mas , sabar nggih, posisi dimana kakaknya?" tanya dokter

"Didalam mobil dok." jawab bapak

"Mbak Mas perawat." tolong ditidurkan ke  IGD pasien didalam mobil

Bapak pun lantas bergegas membuka pintu mobil dimana ada mbak Triman dan Ibu juga di belakang, sementara perawat membawa ranjang gerak ke depan mobil.

"Mbak tolongin kakak saya nggih." ibu meminta ke mas mbak perawat

"Nggih bapak ibu tenang nggih." jawab mas Perawat

Alhamdullilah pada saat itu Bude Dar langsung mendapat pertolongan pertama dari tenaga kesehatan di rumah sakit Kustati, hanya saja hasil cek darah dan USG, tidak menunjukan diagnosa apapun.

"Beliau sepertinya lumpuh bapak." kata dokter

"Diagnosa nya apa dok?" tanya bapak

"Belum kami ketahui." jawab dokter

"Terus ini harus gimana dok?" tanya dokter

"Opname disini dulu nggih, satu Minggu, sambil kami pantau." jawab dokter

Bude Dar pun diputuskan opname selama seminggu. Selama seminggu beliau diberi obat obatan terus menerus dan fisioterapi, alhamdullilah kondisi setelah seminggu opname membaik tapi beliau belum bisa jalan. Bapak pun menanyakan kembali ke Dokter.

"Pak Dok, apa kakak saya ini stroke?" tanya bapak

"Tidak ada diagnkasa dan tes darah dan lain lainyang mengarah kesana Pak." jawab Dokter

"Kalau begitu apa Dok? Apa sejenis lumpuh layu?" tanya dokter

"Bukan juga, diagnosa medis belum menemukan, Minggu depan kontrol kembali, kalau kunjung belum membaik, nanti kami MRI kepala. " jawab pak Dokter

Minggu depan saat kembali ke rumah sakit untuk kontrol dan cek MRI kepala, hasil nya sama, tidak ditemukan penyakit apapun. Saat pulang ke rumah, bapak pun bertanya dengan Ibu.

"Sakit apa sebener mbak ini?" tanya Bapak

"Aku ya bingung mas, neg minggu depan belum membaik  ya kita bawa ke RS Soeradji Jogja saja mas." jawab Ibu

Saat ibu sedang berbicara dengan bapak, datanglah teman bapak bernama pakde Mar berkunjung, seorang ustad cukup terkenal di Solo.

"Dek War, sehat?" tanya pakde Mar

"Alhamdullilah sehat mas." jawab bapak

"Kok koyo miker ngono?" tanya pakde Mar

"Kakak ku, mbak Dar minggu kemarin ambruk, badannya lumpuh ky orang stroke, kepikiran mas." jawab bapak

"Kata dokter sakit apa?" tanya pakde Marsono

"Nah ya itu mas, belum ketemu sampai sekarang." jawab bapak

"Aku ijin lihat beliau boleh ya?" tanya pakde Mar

"Boleh mas, silahkan." jawab bapak

Bapak pun lantas membawa pakde Mar ke ruangan Bude Dar.

"Mbak sampun sehat nggih? Enakan nggih badannya nggih?" tanya pakde D
Mar ke Bude Dar.

"Iyea... Iyea...." jawab Bude Dar pelo terbata bata

"Bentar nggih, saya ijin bacakan doa, mugi mugi diparingi kesembuha  nggih." kata pakde Mar

Pakde Mar pun melakukan ruqyah kepada Bude Dar, aneh tapi nyata, setelahnya Bude Dar mampu berjalan dan berbicara layaknya dulu saat normal.

"Dek War, Dek Dwi, badanku enak neh." kata Bude Dar menangis dipelukan ibu

Bapak pun nampak senang campur tangsi melihat Bude Dar bisa normal kembali.

Bapak yang penasaran lantas bertanya ke pakde Dar sebenarnya apa yang terjadi..

"Sebenere apa yang terjadi mas Mar? sampean ruqyah kok bisa normal lagi mbak saya?" tanya bapak

"Coba lihaten kakine mbak mu mas War." jawab pakde Mar sambil menunjuk dua titik hitam di telapak kaki kanan kiri  Bude Dar, lokasinya simeteris

"Iya mas ada bentol hitam dua titik, kanan kiri." jawab bapak

"Itu tanda bahwa ada santet dan ilmu gaib yang masuk ke mbak mu." jawab pakde Mar

"Lha kan beliau bukan orang sini? Kok bisa kenanya beliau" tanya bapak

"Santet ini awalnya ditujukkan ke kamu sama mbak Dwi.... mas War." jawab pakde Mar

"Lha terus kok bisa kena mbak...mas Mar?"

Pakde Mar pun menebak dengan sangat tepat.

"Mbak njenengan tidur habis badha ashar ya?" tanya pakde Mar

"Iya mas, benar, niatnya istirahat bentar jawab bude Dar."

"Nah ya itu, jangan sekali kali tidur badha ashar itu wejangan orang tua dulu kan gitu nggih, ya karena rawan hal hal kejadian seperti ini." jawab pakde Mar





Rumah Keraton Mataram [ TAMAT ]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum