Part 11 - Broto Kesurupan

202 13 1
                                    

Saya dan Broto berada di satu SMA yang sama, saat itu saya di kelas 11 ipa 2, sementara Broto di kelas 11 ips 4, kami sekolah di salah satu SMA Negeri di kawasan Manahan Solo saat itu.

Tepat seminggu setelah kejadian Broto membuka mata batin Reza, saya sungguh terkejut mendapat informasi dari teman sekelas saya Eko bahwa Broto kesurupan, saya pun bergegas menuju kelas Broto, dan ternyata banyak orang sudah berkumpul disana.

"Ikat tangan kaki nya" teriak Suluk teman satu kelas Broto

Saya kaget sekaligus kasihan melihat Broto seperti macan yang hendak menerkam mangsa nya.

"Ngaung ngaung ngaung." suara broto mengaung

"Kenapa Broto?" tanya saya ke Ridwan salah satu teman sekelas Broto juga

"Barusan di tengah tengah pak Sai mengajarkan bacaan surat Al Kahfi, dia tiba tiba melompat dari kursi dan hendak berlari mengejar pak Sai." jawab Ridwan

Pak Sai nampak ketakutan saat itu, maklum beliau guru agama baru yang masih muda, dan belum begitu berpengalaman.

"Ngaung ngaung ngaung." Broto mengaung lagi

Broto tenaganya tambah kuat, semakin kuat dan berusaha melompat dari lantai atas kelas

"Tarik tangannya kuat, tarik Wan Don." kata Suluk

"Berontak ini Luk." kata Ridwan sambil memegang kakj Brito

Nampak Doni menghadang di ujung tembok, menjaga supaya Broto tidak meloncat.

"Istighfar Broto Istighfar." kata Doni

Broto memberontak, sambil menarik celana Doni...

"Kreeeekkkkk." terdengar suara celana Doni robek ditarik oleh Broto

Beberapa saat kemudian pak Agus guru agama senior kami datang, membawa sebotol air. Pak Agus memegang kepala Broto, dilanjutkan meruqyah Broto.

"Bismillahhirahmaanirahim." doa doa ruqyah pun mulai dibacakan pak Agus

Broto nampak kesal dan marah.

"Ojo ngusir aku, aku tinggalane mbahe Broto, dinggo jogo Broto." kata jin yang menguasai Broto

"Lha ngopo koe kok ngamuk?" tanya Agus

"Wong iku gateli, aku meh dipisahno mbi juraganku." jawab jin yang menguasai Broto sambil menunjuk pak Sai guru agama baru

Selang beberapa waktu, kira kira pada saat jin tadi berbicara, pak Agus menuangkan air di botol yang dia bawa ke mulut Broto.

"Hah...Hah...Hah...." Broto bersuara mengerang kesakitan

"Istighfar mas Broto Istifghfar mas Broto." kata pak Agus sambil mengusap muka Broto dengan Air yang dibawanya

Broto diam, makin lama seperti orang yang tidur. Dan beberapa saat kemudian Broto terbangun.

"Pak." kata Broto

"Alhamdullilah sadar sudah dek, alhamdullilah." kata pak Agus

"Alhamdullilah." kata beberapa teman kelas Broto

Pak Agus lantas menawari Broto sesuatu yang mungkin bisa menenangkan hati Broto.

"Mas Broto, tak buang ya penunggu mu, mau to?" tanya pak Agus

"Mboten Pak, ini tinggalan mbah saya Pak, biar saja tetap dengan saya." jawab Broto

"Kenapa mas? Ini sebenarnya berbahaya buat kamu kedepan, ini berdasar pengalaman saya." nasihat pak Agus

"Begini Pak, nenek luhur kami sudah membuat perjanjian dengan mereka, pernah beberapa kali dibuang dari badan saya, tapi kembali lagi." jawab Broto

"Saya buang jauh atau saya kurung di tempat yang sulit mereka kembali mas, kalau njenengan mau." penawaran pak Agus ke Broto

"Berbahaya nanti buat keluarga saya, terutama Bapak saya." jawab Broto

Pak Agus pun tampak agak kecewa dengan keputusan Broto, beliau ingin Broto hidup tenang, tapi apa daya itu lah keputusan Broto.

Setelahnya Broto diberi ijin pulang oleh pak Sai, karena badannya nampak lemas setelah kesurupan tadi, Dony pun sama juga diberi ijin pulang karena celana nya sobek, tapi Dony tetap mau melanjutkan pembelajaran walaupun menggunakan sarung pinjamam masjid SMA.

Pak Sai pun mulai pembelajaran kembali, dan bertanya kepada murid kelas 11 ips 3, untuk mengetes kepahaman mereka.

"Doni tolong dilanjutkan ayat al kahfi setelah yang saya terangkan tadi, tolong artinya ditulis di papan tulis." instruksi dari pak Sai

"Maaf pak sarung yang saya pinjam banyak yang sobek Pak, nanti celana dalam saya kelihatan Pak." jawab Doni

Semua teman teman 11 ips 3 pun tertawa terbahak bahak mendengar cerita Doni. Ridwan pun spontan celetuk uneg unegnya.

"Celana mu yang sobek minta baru Pak Sai yang ganti Don, guru agama kok ga bisa ngatasi orang kesurupan." celetuk Ridwan

Semua teman ips 3 nampak tertawa campur kasihan ke pak Sai. Pak Sai pun nampak malu dan bergegas mengakhiri pembelajaran di kelas tersebut.

Rumah Keraton Mataram [ TAMAT ]Where stories live. Discover now