Part 2 - Penjual Angkringan

581 33 0
                                    

Sehari setalah ibu dan mas Eka melihat sesosok pria tua berbaju beskap. Mbak Triman selaku pembantu rumah tangga di rumah kami, bercerita dengan mas Tyo selaku penjual angkringan, yang lokasi dagangannya menempel dengan rumah yang kami tempati.

"Mas Yo kemarin ibu.e sama dek Eka kelihatan pria tua dhek situ mirip cerita sampean kapan hari ke bapak" kata mbak Triman sambil menunjuk kearah kebon mangga

"Iya mbak Triman aku sudah 2 kali lihat di pojok kebon sana, alhamdullilah engga ganggu" kata mbak Triman

Mbak Triman yang mendengar cerita tadi merasa agak takut.

"Mrinding aku mas Yo kalau dengar cerita sampean dan ibu" kata mbak Triman

"Gapapa mbak Triman, asal kita ga ganggu insyaAlloh aman" jawab mas Tyo

"Iya mas Yo, wis mudah2an sampai besok agak ngalami apa apa" kata mbak Triman

Mendengar mbak Triman bercerita, mas Tyo berusaha mencairkan suasana

"Penting sampean adus rutin insyaAlloh aman mbak Triman" canda mas Tyo ke mbak Triman

"Ngece sampean ini, ben dino aku mandi mas Yo" jawab mbak Triman

Mbak Triman pun pulang ke rumah, sedang mas Tyo melanjutkan berjualan angkringan.

"Mudah mudahan laris, tanjung kimpul" harapan mas Tyo sambil kipasi makanannya

Alhamdullilah doa mas Tyo diijabah Gusti Alloh, jam 10 malam dagangan angkringan mas Tyo sudah ludes tak tersisa

"Alhamdullilah ya Alloh, tinggal bersih bersih gek pulang" batin mas Tyo

Selang beberapa menit mbak Tya selaku istrinya mas Tyo datang dan memberi kabar bahwa ibu mas Tyo kumat sakit diabetesnya.

"Mas, ibu kumat sakit, badannya lemas mau pingsan, kakinya berdarah semua" kata Mbak Tya

Mas Tyo yang mendengar hal tadi segera bergegas pulang dan mencari bantuan tetangga yang memiliki mobil untuk mengantarkan ibunya. Sebelum pulang mas Tyo memberi pesan ke mbak Tya.

"Dek tolong dikorah korah, sama disapu ya, gerobaknya biar disini, besuk biar aku yang masukin" kata mas Tyo

"Nggih mas" jawab mbak Tya ke mas Tyo

Mbak Tya pun menjalankan perintah dari sang suami untuk korah korah dan bersih bersih di area angkringan.

"Rada banter korah korah dan bersih bersihnya, biar segera selesai, bisa istirahat deh" batin mbak Tya

Mbak Tya yang juga bekerja di pabrik garmen dari pagi sampai jam 6 sore, merasa cukup lelah dan ingin segera menyelesaikan korah korah dan bersih bersihnya.

"Air sisa korah korahe tak buang ke kebon mangga Mbah Darso saja wis, gek ndang rampung" gerutu mbak Tya yang hampir selesai mencuci piring dan gelas

Air korah korah tadi pun dibuang mbak Tya ke area kebon mangga Mbah Darso, rumah yang kami huni. Selang beberapa saat setelah itu, mbak Tya nyapu bersih bersih, tiba tiba mendengar sesuatu dari kebon mangga tadi.

"Shuut shuut shuut" suara seorang pria memberi siul ke mbak Tya dari arah kebon mangga

Mbak Tya pun berpikir positif bahwa itu suara penguni rumah kami, dengan refleks dari suara tadi mbak Tya menengok ke arah kebon mangga.

"Huaaaaaaaaaaa" teriak mbak Tya sambil berlari meninggalkan gelas piring, serta melempar sapu lidinya ke arah kebon mangga

Saat masuk menuju kampung rumah mbak Tya dan mas Tyo tinggal, mbak Tya alhamdullilah bertemu mbak Triman yang sedang membeli minyak goreng di warung.

"Ada apa Ya? Tanya mbak Triman"

"Mbak barusan aku kelihatan dua Pria Beskap Jawa, satu bawa cambuk, satu bergigi taring panjang, tinggi banget mbak Triman, hampir setinggi pohon mangga Mbah Darso" penjelasan dari mbak Tya

"Lha sampean Dewe to?" Tanya mbak Triman

"Iya mbak" jawab mbak Tya

"Tadi sore aku baru cerita ke mas Tyo, ibu sama dek Eka kemarin malam juga ditampakkan pria tua itu" kata mbak Triman

"Iyo to? Mbak?" tanya mbak Tya penasaran

"Iyo Ya, beneran" jawab mbak Trjman

Mbak Triman yang merasa kasihan pun menawari untuk membantu mbak Tya menyelesaikan cucian piring dan gelas tadi.

"Wis ayo Ya, tak bantu ringkes ringkes piring dan gelas, besuk lagi kalau ga ada mas Tyo jangan sendirian lagi" nasihat dari mbak Triman

"Nggih mbak Triman, nuwun sanget" jawab mbak Tya

Mbak Triman dan Mbak Tya kembali menuju angkringan mas Tyo didepan rumah kami, alhamdullilah saat ditemani mbak Triman, mbak Tya tidak menampakkan lagi. Hanya saja yang jadi perhatian dua hari ini, ibu dan mbak Tya diganggu beruntun,

"Apa akan ada yang diganggu lagi?" Batin saya yang penasaran

Rumah Keraton Mataram [ TAMAT ]Where stories live. Discover now