Mark mengangkat pistolnya juga saat wanita tua itu kembali ingin menembak, tapi kalah cepat dengan mark, ia berhasil menembak si tua bangka itu, terkena tangan kanannya, pistolnya jatuh ia berteriak kesakitan, bibi jang menoleh keatas dengan seringai jahat nya.

Mark, jeno, dan sehun memandang nya dari bawah, tersadar dengan sesuatu, mereka berteriak murka lalu segera berlari kearah tempat yg menjadi tujuan nya, seharusnya mereka tidak meladeni si wanita tua ular itu, wanita yg sangat licik.

Setelah sampai ditempat, mark akan membuka pintu itu, tetapi suara teriakan melengking dari dalam membuat nya mematung, ia mengenal suara itu, suara yg ia rindukan selama 2 hari ini, suara kesayangannya, dengan tenaganya ia mendobrak pintu setengah kayu setengah besi itu dengan kuatnya.

Pintu itu di dobrak mark, makin kuat seiring dengan teriakan pilu memohon untuk berhenti itu, hatinya sakit, sakit karna gagal menjaga kesayangannya, dengan dobrakan terakhir yg dibantu sehun, akhirnya pintu itu terbuka.

Pemandangan mark sangat liar, dimana ia melihat langsung permata hatinya tengah disetubuhi oleh para biadab berdosa itu, hatinya sakit ia menangis, melihat haechan nya yg tengah mati-matian melindungi perutnya yg di selangkangannya sekarang mengalir cairan kental berwarna merah, matanya yg menyiratkan kesakitan dan kepiluan, keadaan yg bahkan jauh dari kata baik-baik saja, kenyataan yg bahkan sangat pahit yg harus ia Terima dan ia saksikan.

Tidak berdiam lama, mark menyerang mereka dengan membabi buta, ia mendengar nya, ia mendengar lirihan haechan menyebutkan namanya dengan senyuman. Senyuman yg penuh dengan kepedihan.

"Kubunuh kalian semua bajingan!!!, berani sekali kalian menyentuh ratu hatiku dengan tangan kotor kalian semua, sialan! " Desisnya tajam, ia berteriak murka bahkan air wajahnya sudah berubah bagaikan iblis yg haus akan kemarahan.

Ia menyerang mereka dengan sangat brutal, tidak ada yg selamat bahkan lolos dari lingkupan mark, semua dibabat habis olehnya bahkan tanpa sisa, terakhir mark mengeluarkan pistolnya, bersiap menembakan timah panas itu, dalam hitungan seperkian detik, kepala para pendosa itu telah hancur bahkan sangat sulit dan mustahil untuk mengetahui identitasnya. Kemurkaan mark membuat seseorang dipojok ruangan menjadi takut.

Karina, ya karina yg berada pada ujung ruangan, ia menyaksikannya, pembantaian yg dilakukan mark seorang diri, bahkan untuk memberikan kesempatan untuk sehun pun tidak ada, saking marahnya semua diborong habis olehnya. Mark menghampiri haechan yg terkulai lemas, memeluk tubuh ringkih penuh luka itu dengan semua tangisannya.

Ia beribu kata maaf terlontar dalam lisannya, untuk kegagalannya, keterlambatan nya, kecerobohannya, semua, semua yg sudah merugikan haechan ia rasa, ia meminta untuk semua itu, maaf dari haechan, dengan sesenggukan ia meraih wajah lemah kesayangannya.

"Maafkan aku, tolong bertahan lah sayang, bertahan lah untukku, juga anak kita, aku mohon" Lirih nya dengan penuh kegelisahan.

Haechan meraih wajah si dominat, tersenyum lembut walau masih ada airmata yg senantiasa menetes, ia susah payah mengeluarkan suaranya.

"K-au tidak pperlu,meminta maaf. Shh awhhh-hh aku tidak apa-apa, tol-long bawa akuh pergi dari sini, perut ku sakit sekali markkk!! ", mark segera mengangguk, ia mengangkat tubuh haechan, tujuannya hanya satu, yaitu rumah sakit, tidak ada alasan lagi, kesayangannya lebih penting dari apapun.

Tapi sebelum benar-benar pergi, haechan masih sempat nya menunjuk kearah tempat gelap disana, Satu-satunya tempat minim cahaya yg ditempati karina saat ini. Karina tersentak saat mata tajam sehun dan mark memandang nya, lalu setelahnya mark pergi meninggalkan sehun sendiri untuk melakukan sesukanya pada wanita ular itu.

Sehun berjalan mendekati karina, karina pun sama ia juga bangkit, Sama-sama menodongkan senjata api agar salah satu memilih untuk mengalah, tapi bukan sehun yg akan tunduk dengan  segala amcaman yg ada, demi kesayangannya ia rela lakukan apapun itu, asalkan tujuan utamanya kemari terselesaikan, meskipun harus membunuh banyak orang,

MAFIA OBSESSION (Nomin) Where stories live. Discover now