15

396 58 12
                                    

.
































.






























.































Malam harinya Geo dan Tian pamit pada Gibran, mereka berdua akan kembali ke apartemen milik Geo.

Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk sampai di apartemen tersebut, tidak ada pembicaraan antara Geo dan Tian.

Keduanya sibuk pada pemikiran mereka masing-masing dan enggan untuk memulai pembicaraan terlebih dahulu.

Mereka berdua pamit ke kamar dan mengistirahatkan diri di ranjang milik mereka.

Di sana Geo terdiam dengan tatapan tak terbaca, dia seperti tengah merenungi sesuatu.

"Jadi sekarang udah memasuki bab pertengahan? Atau menuju ending?" Guman Geo yang di landa kebingungan itu.

Dia sungguh bingung karena dirinya sama sekali tidak tau bahwa sekarang dia ada di bagian mana.

Karena kesal Geo pun mengacak acak kasar rambut miliknya dan membaringkan diri.

Dia berusaha untuk memejamkan matanya namun hasilnya nihil bukan nya tidur dia malah tidak bisa tidur.

Biasanya kalau dia sedang bimbang atau resah seperti ini akan ada papa nya yang setia menemani dirinya.

Tetapi kini dia tidak bersama sang papa dan dia harus terbiasa untuk tidak selalu bergantung pada papa nya.

Lama kelamaan dirinya tertidur pulas dan tidak memperdulikan apapun yang ada di sekitarnya.

Saya skip aja ya nanti kelamaan
















































1 bulan kemudian




































Sudah 1 bulan berlalu sejak kejadian dimana Geo bertemu dengan Artha, kini mereka jadi kerap kali bertemu.

Entah itu saat Artha menjemput Daniel dan Athara ataupun sepertinya Artha sengaja muncul di hadapan nya.

Seperti sekarang ini, dia ada di depan nya dan sepertinya ingin berbincang-bincang dengan nya.

"Ada keperluan apa anda meminta waktu saya?" Tanya Gama menggunakan bahasa yang formal.

Ya karena menurutnya Artha adalah orang asing dan bukan keluarga nya jadi buat apa dia berbahasa biasa?

Orang asing itu pergi diberikan bahasa formal agar terkesan memberikan jarak dan menekan kan bahwa kita tidak dekat.

Mendengar bahasa dan nada bicara milik Gama sudah dapat Artha rasakan betapa besar jarak antara dia dan anak yang telah dia telantarkan.

"Bisakah kau gunakan bahasa yang non formal? Kita bukan lah orang asing" Pinta Artha tidak merasa nyaman dengan bahasa formal.

Terlebih yang menggunakan itu adalah anak kandung nya sendiri, iya dia akui bahwa perbuatan nya salah.

Tetapi dia saat itu masih remaja dan belum lulus sekolah pastinya dia juga adalah remaja pada umum nya yang labil.

Dia terlena oleh kebebasan tanpa memikirkan bagaimana nasib anaknya nanti.

Setelah semua itu berlalu barulah dia sadar dan menyesali keputusan nya yang lebih memilih kebebasan hingga menelantarkan anaknya.

The Generation BAT (S2) END ✅Where stories live. Discover now