07

525 71 48
                                    

.























.



























.

























Derasnya hujan mengiringi perjalanan Geo di pagi hari ini, dia membelokkan motornya ke sebuah gang.

Di gang itu dia bisa melihat sebuat perkomplekan tempat dimana Tian tinggal sendirian.

Bisa di bilang Tian kost di sana karena dia ini bukan lah orang berada seperti Geo dan yang lain nya.

Tian bisa lolos ke sekolah yang di tempati Geo pun berkat beasiswa yang selalu dia dapatkan.

Lalu dimana orang tua Tian? Bukan kah marga Tian itu asalnya dari keturunan China?

Memang benar tapi bukan pure China bisa di bilang Tian ini darah campuran yang dimana papa nya Tian ini di usir oleh keluarga kandung nya.

Dari sana lah Tian sekeluarga hidup sederhana dan pada akhirnya saat Tian memasuki kelas 1 smp mereka pergi ke negera orang tanpa memberitau Tian kecil.

Tian kecil di asuh oleh nenek dari pihak ibu dan dia sempat akan di lecehkan oleh paman nya.

Beruntung ada seorang anak datang dan menyelematkan nya dari paman bejat nya itu.

Dia tidak tau siapa nama anak itu yang jelas dialah orang pertama yang membuat Tian berubah menjadi seperti sekarang.

Walau begitu Tian tetaplah takut jika bertemu sang paman, bayangan tentang masa lalu selalu menghantuinya.

Oke balik lagi ke Geo yang sudah sampai di rumah yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kost Tian.

"Lo dimana?"

"Di rumah blok 2"

Rumah blok 2 ya? Pasti ada di sekitaran sini.

Geo mengedarkan pandangan nya dan dia turun dari motor untuk mencari tau dimana lokasi Tian.

Samar-samar pandangan Geo menangkap sosok Tian yang melambaikan tangan.

Segera Geo berlari ke tempat Tian yang tak jauh dari tempat dia berdiri, dia memeriksa seluruh tubuh Tian.

"Matiin telp nya dan ayo pergi" Ajak Geo menggenggam tangan Tian dan membawanya ke tempat motor dia berada.

Saat menaiki motor dari kejauhan Geo bisa melihat adanya paman dari Tian yang marah-marah karena tidak mendapati adanya Tian di sana.

Geo mengirimkan pesan pada anak buahnya untuk mengatasi paman dari Tian.

Setelah itu dia segera menyalakan motor miliknya dan melaju kencang meninggalkan gang komplek milik Tian.

Akibat dari aksinya barusan membuat Tian refleks memeluk perutnya dengan erat.

Dia tidak sadar bila orang yang di bonceng nya merasa takut dan sudah merapalkan doa keselamatan.

Ya bagaimana tidak? Geo membawa motor bak orang kesetanan dan tidak memperdulikan protesan dari pengendaran motor ataupun mobil lain nya.

"Gama anying kalau mau mati jangan ngajak gue" Batin Tian memejamkan matanya.

Jika Tian sedang ketakutan setengah mati maka berbeda dengan Geo yang bingung harus membawa Tian kemana.

Akhirnya dia memilih membawa Tian ke apartemen miliknya yang lokasinya tidak jauh dari sekolah mereka.

The Generation BAT (S2) END ✅Where stories live. Discover now