29. Perbuatan Si Iblis

Start from the beginning
                                    

Bibi Fratt, nama yang tertera dalam panggilan itu sebelum Akiro mengangkatnya dengan segera.

"Akiro, kumohon kau cepatlah pulang. Iblis itu mengamuk lagi," sedetik setelah panggilan itu tersambung, kalimat ini yang Akiro dengar dengan jelas bersamaan dengan suara pecahan beling yang samar-samar, diikuti tangis histeris yang sangat Akiro kenal itu. Nada bicara bibi Fratt terkesan terburu-buru, bercampur isak tangisnya yang menyiratkan kepanikan. 

Akiro mengeraskan rahangnya, mematikan panggilan itu secara sepihak sebelum meginjak gas dan meninggalkan area parkiran dengan cepat.

Hanya butuh beberapa menit bagi Akiro untuk sampai pada tujuannya, dengan pikirannya yang berkecamuk sepanjang perjalanan, kecepatan mengemudinya kian meningkat, membelah jalan raya tanpa ragu untuk dapat sampai dengan cepat. Sebanyak apapun Akiro menarik napas untuk meredam emosinya yang memuncak, nyatanya itu tak berhasil untuk mengurangi pikiran negatifnya yang terus bermunculan.

Akiro membanting pintu mobilnya secara keras sebelum melangkah masuk ke dalam sebuah rumah. Tipe rumah sederhana satu lantai yang hanya cukup ditinggali oleh sebuah keluarga kecil.

Akiro membungkukkan tubuhnya sedetik setelah membuka pintu. Secara cepat dan tak terduga, sebuah botol kaca melayang tepat ke arahnya. Akiro refleks menghindar dengan cepat, alhasil botol kaca tadi berakhir menampar permukaan dinding dengan keras dan hancur menjadi kepingan kaca-kaca kecil yang membanjiri lantai. Napas Akiro berpacu dengan cepat saat sebuah realita menghampiri dirinya, kepalanya itu nyaris menjadi korban.

Akiro kembali bangkit berdiri sebelum mendongakkan kepalanya dan mengedarkan pandangannya ke sekitar. Guna mengambil jeda untuk napas memburunya, Akiro dapat melihat dengan jelas keadaan rumah saat ini.

Banyak pecahan beling yang berserakan di sepanjang lantai, genangan-genangan cairan berwarna kuning yang berkumpul pada beberapa titik sebelum semacam terseret oleh langkah kaki hingga berakhir kacau. Akiro juga mendapati bercak darah pada salah satu pecahan botol kaca.

Tatpan Akiro berubah menggelap saat mendapati ibunya terduduk di dekat meja makan, menaikkan pandangannya, fokus Akiro jatuh pada kedua lengan ibunya yang memeluk erat kaki seorang pria. Tangisannya pecah denggan keras, ia berteriak kuat, meraung meminta belas kasihan yang sebenarnya tidak pantas ia dapatkan dari orang kejam sepertinya. Pria itu bahkan tidak pantas untuk hidup.

Akiro mengeraskan rahangnya, tidak tahan untuk menyaksikan hal itu lebih lama lagi, akhirnya Akiro buka suara.

"Hentikan sekarang."

Walau nada bicaranya terkesan tenang tanpa emosi, tapi suaanya benar-benar kuat dan penuh dengan nada peringatannya. Tatapannya terarah tajam ke arah depan, tepat ke arah mereka berdua yang tampaknya masih belum menyadari kehadirannya.

Ibunya masih menangis, menggosok kaki pria itu secara berulang menggunakan tangannya yang dipenuhi bercak darah, berusaha menahan pria itu yang hendak pergi dari jangkauannya.

"Hentikan sekarang dasar baj*ngan!"

Akiro berteriak kuat, melampiaskan amarahnya melalui suara tegnsya. Keheningan melanda rumah itu untuk sesaat, tangis ibunya reda, bibi Fratt yang sedari memperhatikan interaksi mereka sambil berjongkok disudut ruangan ikut mengambil napas sebanyak-banyaknya dan berakhir pada pria itu yang menoleh ke arah Akiro. Dia tersenyum miring. Akiro dapat melihat dengan jelas senyum licik yang bersarang pada wajah iblisnya itu.

"Aku tahu hanya dengan cara seperti ini maka kau akan kembali ke rumah ini, dasar anak durhaka," ujarnya menghempaskan secara kasar kakinya membuat ibu Akiro terhuyung ke belakang karena gerakan yang tak diduga olehnya itu.

"Hans!" Fratt memekik kaget dengan perbuatan Hans sebelum menghampiri ibu Akiro dengan gerakan cepat.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Fratt sembari membantu wanita itu untuk bangkit berdiri, baru hendak membantu  untuk membersihkan kaki telanjangnya, jaga-jaga jika ia menginjak serpihan kaca yang tersebar di rumah itu, namun ia lebih dulu menerobosnya dengan kaliamit cepatnya.

SCANDAL CONTRACTWhere stories live. Discover now