⏳ Sentimen

3.7K 644 194
                                    

🍒Anyongg haseyoo, ayo absen di sini yang mau cerita ini terus di publish di wattpad

Kasih tau kenapa kalian masih nunggu cerita ini?

Ramein, biar terus di update di sini yaa

Ramein, biar terus di update di sini yaa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Bibirnya sudah tak perawan lagi. Semalam bibirnya telah tersentuh oleh laki-laki dewasa. Yesterday menarik selimut menutupi kepalanya, malu mengingat kejadian semalam. Mana masih berasa banget sampai pagi.

Suara pintu kamar mandi membuat Yesterday pura-pura tidur lagi. Malangnya, ia lupa menutupi kakinya dengan selimut. Alhasil Prico yang baru selesai mandi jadi harus nahan senyum juga karena melihat kaki Yesterday menggeliat.

Ia memandangi dirinya sendiri di depan cermin, masih belum memakai baju, cuma pakai handuk. Tetesan air mengalir dari rambutnya yang masih basah.

Prico memukul pelan keningnya karena perbuatannya semalam. Bisa-bisanya dia tergugah untuk mencium Yesterday. Setan dalam dirinya berteriak lebih kencang dari logikanya.

Bila diingat kilas baliknya, tadi malam Yesterday terlihat sangat cantik di matanya. Ia sudah susah payah menahan diri sejauh ini tapi pertahanannya ambruk ketika ketika bibir Yesterday sudah menyentuh bibirnya duluan.

Tahu apa kelanjutan semalam? Ia mungkin akan mengangkat Yesterday ke ranjang untuk melakukan hal yang sudah seharusnya ia dapatkan sebagai suami gadis itu. Tapi untunglah ia tahu batasannya. Prico segera menarik diri dari Yesterday. Setelah mencium Yesterday, ia meminta gadis itu untuk segera keluar dan tak mau memandangnya sama sekali.

Sengaja ia lebih lama di kamar mandi dengan harapan Yesterday sudah tidur saat keluar nanti. Dan harapannya terjadi. Gadis itu tidur nyenyak di ranjang. Prico tidak perlu terbebani.

Pagi ini pun begitu, nasib baik sepertinya memang tengah berpihak padanya. Biasanya gadis itu akan bangun lebih dulu untuk membuatkan sarapan untuknya tapi ternyata Yesterday masih saja terlelap.

Rasa lega Prico hanya semu rupanya. Karena selesai mandi, ia melihat pergerakan kaki Yesterday. Jangan bilang kalau gadis itu sebenarnya sudah bangun lebih dulu darinya tapi tetap pura-pura tidur?

Mana ini akhir pekan, sudah menjadi kesepakatan mereka berdua agar dirinya meluangkan waktu di rumah tiap akhir pekan untuk menemani Yesterday. Itu artinya sepanjang hari ini ia akan melalui kekikukan.

Setelah mendengar bunyi langkah kaki Prico yang keluar dari kamar, Yesterday baru berani menurunkan selimut. Ia mengendap-ngendap ke pintu kemudian membuka pelan agar bisa mengintip.

"Untung aja..." Yesterday mengusap dadanya.

"Untung apa?"

Teguran dari arah berlawanan membuat tubuh Yesterday mematung. Ia memberanikan untuk menoleh ke arah kiri.

See You YesterdayWhere stories live. Discover now