⏳ Malam Mingguan

4.2K 679 107
                                    

Ayo absen dulu di sini

Goyangin tangan siapa yang masih nungguin nih cerita 🤙

Kalian apa kabar?

Kalian apa kabar?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🍒

"Pakde lagi puber kedua tah?"

"Gundulmu."

Tangan Prico yang semula dibahu beralih ke atas kepala Yesterday, menjitak gadis itu. Mulutnya kalau nyeplos enteng banget kayak gak ada beban pikiran.

Nggak tahu aja pikiran Prico lagi mumet-mumetnya. Setibanya di rumah, Prico membiarkan Yesterday bereksperimen di dapur, itu malah bagus walau mungkin nanti berakhir menyakiti lidahnya, ia langsung pergi ke ruang pribadinya. Mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Sora, pacarnya di tahun 2022 bisa ada di sini?

"Seharusnya akhir tahun ini kita putus karena dia mau nikah sama orang lain, tapi kok dia bisa ada di perumahan ini juga?"

Prico mencari cara untuk menghubungi dirinya yang berada di tahun ini. Karena berada di luar negeri, Prico ingin memastikan apakah dirinya yang ada di sana tidak ada rencana kembali ke Indonesia? Melihat dari apa yang terjadi pada Sora, Prico mulai kuatir alur yang lain ikut berubah.

"Pakde?"

Suara Yesterday dari luar, membuat Prico menutup kembali laptopnya.

Ia mendekat ke pintu. "Ada apa?"

"Kita sarapan bareng yuk."

"Kamu makan duluan, saya masih ada urusan."

"Oh gitu ya... Yaudah deh."

Yesterday membuang nafas panjang. Pundaknya lemas. Ia turun lagi ke lantai bawah sambil memegang spatula di tangannya. Di meja makan sudah ada dua piring nasi goreng, maksudnya pengin sarapan berdua dengan suaminya, namun ternyata Prico punya urusan lebih penting.

Tak cuma sekali dua kali Prico lebih mementingkan pekerjaan. Oh iya, Yesterday lupa, kan dirinya juga bagian dari pekerjaan Prico. Ia saja yang berharap Prico sungguh menganggapnya sebagai istri beneran, dengan begitu dia punya keluarganya sendiri.

Tidak tahu kenapa, Yesterday amat yakin bisa menahan Prico jadi suaminya seumur hidup. Kapan lagi keberuntungan ini datang padanya?

"Pakde, akhir pekan kerja juga?" tanya Yesterday ketika menyimpan pakaian ke lemari.

"Umh. Kenapa Yesterday?"

"Malam ini kan malam minggu, pengen juga kayak orang-"

"Sebentar, ada yang nelpon." Prico mengangkat panggilan masuk, ia pergi ke balkon, terkesan tak ingin perbincangannya di dengar oleh Yesterday.

"Apasih, emangnya gue ini orang asing? Gue kan istrinya. Ck."

Karena ini, Yesterday mulai mikir yang enggak-enggak. Apa mungkin alasan dibalik cueknya Prico itu karena ada wanita lain ya?

See You YesterdayWhere stories live. Discover now