⏳Pertengkaran Pertama

5.1K 711 99
                                    

Up nih semuga kalian gak lupa cerita ini

Ada yang masih nungguin?

Absen dulu yok di sini

"Kenapa kamu gak tulis itu di surat perjanjian sebagai syarat?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kenapa kamu gak tulis itu di surat perjanjian sebagai syarat?"

"Ya kan gak kepikiran waktu itu!"

"Kenapa baru kepikiran sekarang coba?"

"Ya soalnya baru suka Pakde setelah nikah!"

Loh weh? Yesterday auto mingkem pas sadar apa yang dia bilang barusan.

"Kamu..."

Yesterday membungkam mulut Prico yang hendak bicara dengan es krim. Ia takut ditanya-tanya soal keceplosannya tadi.

Sebagai orang yang tidak suka manis apalagi itu es krim, Prico lekas-lekas menutup mulutnya sebelum dijejali es krim lebih banyak oleh istrinya. Dengan cepat ia menetralisir rasa manis dengan air mineral di atas mejanya.

"Kamu apa-apaan sih, kamu kan tahu saya dari awal udah nolak mesen es krim, saya gak suka."

"Dih, gitu aja Pakde ngamuk." dengan santai Yesterday menjilat es krimnya.

"Bukan ngamuk, masalahnya saya gak suka manis."

"Kalau gitu ngapain nikahin saya?"

"Hah?"

Yesterday menoleh sambil nyengir, mana pinggiran bibirnya belepotan es krim.

"Saya kan manis, Pakde."

"Kamu cukup percaya diri ya bilang gitu?"

"Iyalah, Pakde gak percaya ya saya manis? Kalau gitu cobain biar tahu beneran manis."

Niat Yesterday murni bercanda, tapi Prico terlanjur menangkapnya sebagai sinyal nakal dari Yesterday. Ia berdeham walau tenggorokannya baik-baik saja.

"Kamu tuh beneran gak mau kalau temen cowok kamu tadi dateng ke rumah?" tanya Prico disela-sela menunggu Yesterday selesai makan. Dia sudah menghabiskan makanannya duluan, habis Yesterday pesan seabrek-abrek.

"Nggak mau lah. Pakde kan orang dewasa, masa gak tahu peraturannya. Dimana-mana kalau udah nikah tuh gak boleh bawa orang lain ke rumah. Apalagi lawan jenis."

"Ya kan cuma teman."

"Semua juga berawal dari temen," balas Yesterday gak mau kalah.

"Kalau gitu, saya gak boleh nih bawa temen ke rumah?" Prico mengetes Yesterday. Ingin tahu apakah gadis ini sungguh menyukainya atau cuma asal bicara.

"Ya..." Yesterday mengangkat wajahnya, ia melirik Prico. "Ya Pakde pikir aja!"

Prico menahan senyumnya, tangannya spontan menyisihkan nasi yang ada di sudut bibir Yesterday.

See You YesterdayWhere stories live. Discover now