28. Mrs.Fratt

Magsimula sa umpisa
                                    

"Selamat untuk kita berdua, Vee mencetak rekor penjualan terbaiknya tahun ini. Jika bertambah terus mungkin ini akan menembus rekor gaun yang kau desain dua tahun lalu," ujar Grace sembari tersenyum lebar saat mendapat mata Gwenn terus bergerak untuk memastikan perkataan Grace barusan

"Grace, kau tidak berbohong kan?" Tanya Gwenn dengan nada ragunya namun sedetik kemudian senyumnya perlahan terbit saat mendengar perkataan Grace.

"Aku serius Gwenn, aku baru menerima laporannya dari mereka tadi."

Gwenn menautkan alis, "Penjualan apa? Seingatnya, belakangan ini ia jarang mempromosikan produk mereka secara gencar, Gwenn baru hendak memulainya melalui acara pergelaran busana milik Richard.

Grace kemudian bangkit dari duduknya, sedikit membungkukkan tubuhnya untuk menyeberangi meja kerja Gwenn dan membisikkan sesuatu dengan nada pelannya, "Baju yang kau pakai di kelab malam bersama Akiro," kemudian Grace kembali menjauhkan tubuhnya dan duduk seolah tdak terjadi apa-apa.

"Karena wajahmu tidak terlihat, mereka menjadi fokus pada punggungmu, rambutmu dan pakaianmu untuk mencari tahu siapa wanita itu," lanjut Grace.

Gwenn terdiam untuk beberapa saat, tidak tahu kalau ternyata pengaruh Akiro bagi publik sebesar itu. Didukung oleh sifat umum manusia yang cenderung ingin mengetahui segala masalah orang lain, terutama para selebritas, kini masalah ini menjadi sempurna bagi Gwenn.

Gwenn benar akan hal itu, Akiro adalah kartu As-nya.

—-

"Selamat datang Mrs. Fratt."

Grace berujar dengan nada ramahnya untuk menyambut wanita itu ketika selangkah memasuki Vee. 

Gwenn tahu perilakunya ini bisa terbilang tidak sopan, tapi tampanya bukan Gwenn saja yang berpikir demikian. Dari penampilan hingga bagaimana wanita itu bersikap, segala hal tentangnya berhasil menyita eprhatian sekitar termasuk para pegawai dan beberapa pelanggan yang menghentikan interaksi mereka untuk sekedari menoleh ke arah mereka.

Gwenn memperkirakan usianya kurang lebih sama seperti mommy-nya jika masih bersamanya sekarang. Hanya saja dengan rambutnya yang sudah cenderung beruban, diikat asal dengan sebuah jepitan plastik berikut dengan kaos kusam dan rok panjangnya yang bermotif polkadot. Yang menarik perhatian adalah terdapat semacam bercak-bercak air yang sudah lama tidak dicuci sehingga meninggalkan warna kekuningan disana. 

Sikap yang ia tunjukkan cenderung menampilkan sisi waspadanya, tangannya menyatu erat sembari memegang dompet kainnya. Kedua kakinya yan dibungkus sepasang sandal jepit berdiri kaku dengan kepalanya yang terus menoleh ke segala arah layaknya orang kebingungan dan takut sebelum akhirnya berhenti pada Gwenn yang sedang berjalan ke arahnya.

Entah hanya perasaan Gwenn saja atau memang benar adanya, Gwenn mendapati tatapan wanita itu berubah menajam saat Gwenn menghentikan langkahnya tepat didepan wanita itu. Berubah dari yang canggung menjadi keras, dari yang takut menjadi kuat. Gwenn menyimpulkan perasaan itu dari tatapan yang terus dilayangkan oleh Mrs. Fratt.

"Senang bertemu dengan anda Mrs. Fratt, saya sudah lama ingin bertemu dengan anda. Terima kasih sudah mengirim sketsa anda ke email perusahaan kita," ujar Gwenn menyapa.

Lima detik berlalu, tidak ada tanda-tanda wanita itu akan menjawab sapaan Gwenn, sebaliknya dia malah terus diam sembari menatapnyalang ke arah Gwenn. Tidak ingin membuat interaksi privasi mereka menjadi tontonan di toko, Gwenn akhirnya berakhir melirik sekilas ke arah Grace meminta bantuan.

"Mrs. Fratt, silahkan ikut kami ke lantai dua. Jika berkenan, kita bisa ke ruangan Mrs. Victoria untuk berbicara lebih nyaman disana," ujar Grace mempersilahlkan wanita itu untuk megikuti langkahnya.

SCANDAL CONTRACTTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon