S[18+]

113 7 0
                                    

Happy Reading

*
*
*


"Tadi bilang apa? " tanya Gervil pada Arvin yang sedang makan dengan lahap.

"Mwas" ucap Arvin yang masih penuh dalam mulutnya.

'Bisa mati gua kalo gini'

***

Setelah 6 jam 55 menit akhirnya mereka sampai di bandara terbesar di Australia. (Aku liat dari Google jam penerbangannya) .

Dan setelah 5 jam lebih sekitar jam 4 dini hari Gervil dan Arvin baru selesai beres-beres mansion besar ini.

Dan kini mereka tidur sampai jam menunjukan pukul 5 sore, mereka sudah melewatkan makan pagi dan siang dan kini sudah hampir malam.

Arvin lebih dulu bangun, dan bergegas mandi laku ke dapur, di dapur masih belum tertata rapih masih ada yang belum masuk kulkas dan kini Arvin menuntaskan semuanya dan mulai memasak masakan untuk mereka.

Saat sedang pokus memasak tiba-tiba tangan besar melingkar pada pinggang ramping Arvin.

Kurang lebih gini gambarannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kurang lebih gini gambarannya.

"Mas ih! Ngagetin tau" ucap Arvin terkejut, ini emang udah jadi kesepakatan mereka bahwa Arvin akan menyebut Gervil dengan sebutan Mas.

"Hehe maap sayang" ucap Gervil dengan wajah bantalnya.

"Yaudah sana duduk aku mau selesai kok" ucap Arvin.

Akhirnya Gervil melepas pekukannya laku duduk di meja makan, tapi ia tidak mungkin jika tidak cuci muka dahulu dan dengan secepat kilat Gervil berlari ke kamar mandi bawah dan membasuh wajah nya.

"Sini makan" ucap Arvin yang sudah menata meja makan dengan makanan yang ia buat sendiri.

Gervil berlari kecil dan dengan cepat duduk di hadapan Arvin yang sedang membawakan nasi untuknya.

"Sayang... " ucap Gervil yang kini mereka sedang makan.

"Hm.. Kenapa? " tanya Arvin.

"Engga nanti aja" ucap Gervil dan di balas anggukan oleh Arvin.

Setelah makan tadi kini mereka sedang di ruang keluarga tengah menonton film horor yang di rekomendasi oleh Irene.

Flim nya emang benar-benar seram dan ada beberapa bagian yang plesnya membuat Arvin malu.

Lihatlah mereka sedang menonton dengan posisi Arvin duduk di antara kaki Gervil jadi kanan dan kiri Arvin adalah kali Gervil, tangan Gervil meluk pinggang Arvin.

Saat adegan hot di tayangkan dan kini durasinya agak panjang dan itu membuat Gervil panas, dan pusaka milik Gervil mulai tegak sepertinya.

"Mas ih kok ganjel sih" ucap Arvin dan tidak sengaja memegang pusaka milik Gervil, dan membuat Gervil menggeram.

Arvin membalikkan tubuhnya berhadapan dengan Gervil, "kenapa si mas? " tanya Arvin bingung.

Gervil yang sudah tak tahan membawa Arvin layaknya karung beras lalu Gervil membawa Arvin ke kamar mereka lalu meletakan Arvin di kasur.

"Apa si mas ih, kan ga di kasih jatah udah janji" ucap Arvin yang mulai peka.

"Itu kemarin udah ingat? " tanya Gervil dengan suara seraknya Arvin baru ingat ia berjanji dia hari yang lalu gawat.

"Tapi mas-" ucapan Arvin di potong Gervil.

"Kau tak bisa menolakku kali ini sayang" setelah mengatakan itu Gervil dengan cepat menyanbar bibir menggoda Arvin, melumat nya dengan halus dan lembut, awalnya Arvin diam tapi lama-lama dia juga terbuai sama permainan Gervil.

"Enghh.... Mas... " lengkuh Arvin saat Gervil turun ke lehernya.

Gervil terus turun dan kini Gervil membuka baju Arvin dan terlihatlah buah dada Arvin yang sedikit menonjol dan itu sangat menggoda.

Tanpa menunggu lama langsung saja Gervil menyambar nipple pink milik Arvin yang menggoda iman itu.

"Ahh.. Mas.. Ah jangan di gigithh... " desah Arvin sambil menjambak rambut Gervil.

Cukup lama Gervil bermain dengan nipple pink Arvin hingga bengkak dan kini Gervil membuka celana Arvin dan juga bajunya, kini Gervil dan Arvin sudah telanjang bulat.

Gervil mengoral anus milik Arvin dan itu membuat Arvin bergejolak mendesah keras.

"Ahk... Mash udah.. " desah Arvin.

Di rasa sudah cukup Gervil memposisikan peni*nya ke arah cincin anus Arvin. "Tahan oke? " ucap Gervil sambil mencium kedua mata Arvin.

Dan sekali hentakan Gervil memasukannya.

"AHK.... S-SAKIT MASH HISK HUWAA SAKIT" Arvin sudah menangis dengan cepat Gervil melumat bibir Arvin agar bisa sedikit menghilangkan rasa sakitnya.

Dan merekapun melakukan naninu.

Perfect man for me [√]Where stories live. Discover now