R

92 6 0
                                    

Happy Reading

*
*
*


Kini Arvin dan juga Gervil tengah bersiap untuk pindah rumah, rencananya mereka akan pindah ke Australia dan menetap di sana.

Setelah semuanya siap mereka pun berkumpul di ruang keluarga di mansion Bima, kedua orang tua Bima dan kakak serta adik Bima ada di sana.

(Kalo nanya gimana Sella dan keluarga mereka udah masuk penjara dandi pastikan tidak bisa keluar meski ada yang membantu mereka, dan untuk Bella dan sang suami, mereka di asingkan dan tak lagi di anggap keluarga harta merekapun di cabut oleh Bagas)

"Kalian yakin mau pindah? " tanya Fania pada kedua anaknya.

"Iya bunda kita yakin kok, nanti bunda kunjungin Avin ya, nanti Avin kasih makanan banyak buat bunda" ucap Arvin sambil merentangkan tangannya saat mengatakan 'banyak'.

"Wah lucunya cucu oma" ucap Milan menarik pelan pipi gembul Arvin.

"Hihihi" Arvin hanya tersenyum lucu.

"Yaudah kalo gitu Gervil sama Avin pergi dulu bun, daddy, oma, opa, aunty-aunty, dan Uncle-uncle" ucap Gervil pamitan pada semuanya.

Mereka mengangguk dan memandang kepergian kedua orang yang mereka sayang terutama orang tuanya.

***

Kini Gervil sedang menaiki mobil yang di suruh oleh opanya untung mengantar mereka ke bandara.

Perjalanan cukup jauh jadi Arvin bisa tidur sebentar sedangkan Gervil terus terjaga karna mengerjakan pekerjaannya yang sebentar lagi akan selesai.

Di Australia dia sudah mempunyai banyak cabang lestroran terkenal dan makanan khas dari Indonesia, banyak yang suka dengan masakan Indonesia dan sebagiannya restoran Australia seperti biasanya dan selalu ramai.

Gervil menatap Arvin yang sedang tertidur, dirasa Arvin tidak nyaman dengan tidurnya Gervil membawa kepala Arvin untuk mersandar di pundaknya.

2 jam kemudian mereka sampai di bandara soekarno hatta, Gervil tak membangunkan Arvin ia akan menggendong Arvin ala koala dan menyembunyikan badan kecilnya menggunakan selimut kecil yang sengaja Gervil bawa jika keadaan seperti ini terjadi.

Semua orang memperhatikan Gervil, berita tentang Gervil yang gagal tapi ga gagal nikah itu bikin heboh, dan makin heboh lagi Gervil menikah dengan seseorang yang mereka kira adik dari Gervil dan makin panas lagi Gervil Gay.

Kini Gervil langsung masuk ke dalam pesawat dan duduk di kursi VIP dan Gervil sengaja memesan semua bangku di sini hingga ia dan Arvin saja yang di sana.

Barang-barang sudah di masukan oleh bodyguard sang opa, dan kini Gervil memangku Arvin seperti bayi dan menepuk-nepuk pantat Arvin pelan agar tidurnya tidak terganggu.

Sekitar 15 menit kemudian pesawat akhirnya lepas landas, dan pemandangan pun mulai terlihat di jendela pesawat.

Dan sekitar 30 menit Arvin bangun dari tidurnya ia melihat ke arah Gervil yang sedang memangku laptop nya.

(Jadi tuh posisi Arvin di bagian kanan di dekat jendela, dan Gervin di kiri dekat jalan, namanya kursi VIP kan bagus menawan swiming swantik kan jadi bisa di pake buat rebahan dan tersedia TV kecil di sana dan alat canggih lainya "yang masuk akal aja ya mikirnya")

Gervil yang emang ga terlalu pokus pada leptop nya menoleh ke ara Arvin yang membuat gerakan.

"Sayang udah bangun? " tanya Gervil.

Arvin mengangguk, ini sudah jam 4 sore dan sekarang Arvin laper. "Avin laper Ervil" ucap Arvin pada Gervil dan di balas dengan senyuman dan membantu pemuda manis itu untuk bangun dan duduk dengan nyaman.

"Nih, abisin ya jangan di sisain mubajir" ucap Gervil memberikan makanan itu sepertinya nasi Seafood Arvin sangat suka Seafood.

"Makasih Mas" ucap Arvin lalu dengan cepat mengecup pipi Gervil.

Gervil?

Dia mematung saat mendengar ucapan Arvin, apa tadi Mas? Pikirnya.

"Tadi bilang apa? " tanya Gervil pada Arvin yang sedang makan dengan lahap.

"Mwas" ucap Arvin yang masih penuh dalam mulutnya.

'Bisa mati gua kalo gini'

Perfect man for me [√]Where stories live. Discover now