Bab 30 [end]

Mulai dari awal
                                    

"Aku harus gimana?" tanya Runa lirih. Ia bahkan tidak yakin bisa menjalani kehamilan bersamaan dengan kuliah. Beban tugas yang menumpuk, kadang sering membuatnya stres. Belum lagi teman-teman kelasnya tidak ada yang tahu tentang pernikahannya. Ia takut akan menjadi bahan gunjingan di kampus.

"Kamu maunya gimana?" Devan malah balik bertanya pada Runa. Ini sebuah hal yang tidak bisa diputuskan begitu saja. Harus perlu pemikiran matang dan kepala yang dingin agar keputusan yang dibuat tidak disesali dikemudian hari.

"Aku gak tau."

"Kalo kamu gak sanggup hamil saat kuliah, kamu bisa cuti kuliah dulu," ucap Devan memberi saran. "Atau kalo kamu ngerasa kuat, kamu bisa terusin kuliahnya. Aku pasti bakal bantu kok," lanjutnya.

Runa diam, mencoba berpikir sejenak.

"Dokter bilang kondisi kamu sehat. Kamu juga kalo muntah paling sering waktu malem. Tadi dokter juga ngasih obat biar gak gampang mual."

Runa menarik napas panjang, lalu dihembuskan perlahan. "Kalo aku kuliah dan perut aku tambah besar, pasti aku jadi bahan gosip yang lain."

Devan mengerutkan keningnya dalam. "Nggak papa dong. Kamu hamil juga ada suaminya. Bukan hamil sendirian."

Runa kembali memukul Devan dengan kesal. "Bukan itu yang aku maksud."

"Terus?"

"Mereka nggak tau kalo aku udah nikah," ucap Runa. "Yang tau cuma Elisa," tambahnya cepat.

"Kalo mereka nanya, tinggal dijawab aja. Nggak usah terlalu dipikirin," ucap Devan ringan. "Lagian kamu itu bukan di bangku sekolah lagi, tapi udah masuk dunia perkuliahan. Dulu temenku juga banyak yang udah nikah waktu masih kuliah. Dan itu nggak jadi masalah sama sekali. Lagian kamu juga udah cukup umur buat nikah. Emang apa yang mau dikhawatirin?"

"Omongan mereka."

"Yaudah nggak usah didengerin omongan mereka. Anggap aja angin lalu. Masuk telinga kanan, terus keluar dari telinga kiri."

"Mas Devan sih enak tinggal ngomong doang. Kan aku yang harus dengerin omongan mereka," ucap Runa mulai kesal.

Devan menghela napas panjang. "Lagian belum tentu juga mereka ngomongin kamu."

Runa cemberut. "Mas Devan sih gak pernah mau pake kondom!" serunya kesal.

Devan menggaruk belakang kepalanya. "Kok jadi aku yang salah?"

"Emang Mas Devan yang salah. Semua salah Mas Devan!" Runa berdiri dari sofa, menghentakkan kaki dengan keras lalu berjalan ke arah kamar.

Devan menghempaskan kepalanya ke sandaran sofa. Ia menghembuskan napas lelah. "Baru juga kelar masalah si Roy. Sekarang ada lagi yang bikin Runa ngambek," gerutunya. "Perasaan aku salah mulu deh," lanjutnya.

Devan tidak menyesal karena memilih mempertahankan pernikahannya dengan Runa dibandingkan harus kembali bersama Roy. Meskipun ia sempat ragu dengan dirinya sendiri, tapi setelah memikirkan semuanya, ia sadar kalau tidak bisa hidup tanpa Runa. Saat mendapati Runa demam dan muntah-muntah, membuat dirinya khawatir setengah mati. Tidak terpikir lagi ucapan Roy yang memintanya untuk kembali menjalin hubungan. Yang ada di pikirkannya adalah soal kondisi kesehatan Runa.

Kehidupan pernikahan Devan dengan Runa memang tidak selalu berjalan mulus. Ada saja kerikil-kerikil yang menjadi halangan dalam hubungan mereka. Beruntung ia mendapatkan sosok Runa yang bisa mengerti dirinya dan begitu dewasa dalam menyelesaikan masalah. Semakin lama mengenal Runa, ia semakin paham kalau Runa hanya perlu waktu sendiri sebelum akhirnya mereka duduk bersama untuk berbicara dari hati ke hati untuk menyelesaikan masalah diantara mereka.

Devan berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu menjaga dan menyayangi Runa. Ia tidak mau kehilangan Runa. Tidak bisa dibayangkan bagaimana hidupnya tanpa Runa. Bagi Devan, Runa adalah segalanya. Perempuan itu mampu membawa perubahan positif dalam hidupnya. Runa berhasil membuatnya kembali ke kodratnya. Runa benar-benar bisa menaklukan dirinya dan membuatnya tidak bisa jauh dari perempuan itu.

***

Sorry for typo and thankyou for reading❤

Author Note:
Akhirnyaaaa... kita sudah ada diakhir cerita. Semoga endingnya cukup memuaskan ya. Maaf kalo konflik cerita ini sangat amat ringan.

Cerita ini menurutku ringan, tapi paling lama selesainya. Aku jarang update cerita ini karena sering gak enak badan, bahkan sempat masuk rumah sakit karena operasi dan yang terakhir karena suasana duka. Walaupun banyak rintangan, aku berusaha buat nyelesain cerita ini. Aku males banget harus bikin cerita baru kalo cerita lama belum selesai.

Seperti biasa, akan ada epilog dan satu extra part. Untuk extra part selanjutnya, bisa kalian baca di Karyakarsa. Buat yang belum follow aku di Karyakarsa, langsung follow aku biar gak ketinggalan notifnya. Kalian juga bisa baca cerita lain di Karyakarsa lho... ada beberapa extra part dari ceritaku yang ada di wattpad, short story, dan beberapa cerita lengkap. Yuk buruan langsung di cek!!! https://karyakarsa.com/Aprilianatd

Untuk hal-hal lebih detail soal keuwuan Runa dan Devan, bakal aku taruh di KaryaKarsa. Terutama soal masa kehamilan Runa yang bakal bikin Devan pusing tujuh keliling.

Akhir kata, makasih banyak buat kalian yang udah baca, vote dan komen di setiap bab. Makasih udah suka sama cerita ini sampai akhir. Semoga kedepannya aku bisa bikin cerita lain yang lebih menarik.

Juli, 2023
Aprilianatd

Conquered Mr. Gay [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang