Extra Part 1 : Dangerous Woman & Psycho Man

102 9 0
                                    

-o0o-

7 tahun kemudian....

Perempuan itu duduk di kursi bandara menunggu kedatangan seseorang. Matanya menyipit melihat sosok laki-laki bertubuh jangkung mengenakan hoodie hitam menyeret koper celingak celinguk mencari sesuatu. Perempuan itu lantas berjalan cepat menghampirinya.

Grep!

Memeluk tubuh laki-laki itu dengan erat. Untung saja laki-laki itu mampu menahan terjangan tiba-tiba seperti tadi. Ia tersenyum tipis.

"I Miss you so bad, sunshine."

Helena tersenyum lirih. "Me too." Andreas melepaskan pelukannya. Menangkup kedua wajah Helena. Mengelus pipi perempuan itu lembut. Helena memejamkan matanya.

Tujuh tahun mereka berpisah mengejar impian. Setelah kelulusan, Andreas pergi ke Melbourne untuk melakukan tugasnya dan berjanji akan kembali pada istrinya setelah menyelesaikan semua tugas itu. Laki-laki itu juga mewarisi perusahaan ayahnya yang kini ia memegang kendali penuh di perusahaan itu. Sementara Helena yang saat ini sukses merintis perusahaan fashion miliknya dan sudah berkembang pesat ke negara-negara luar.

Tujuh tahun bukanlah waktu yang singkat. Setiap hari, Andreas mati-matian melakukan tugas itu dengan harapan hidup supaya dia bisa kembali. Helena, perempuan itu yang senantiasa sabar menunggu Andreas dan percaya padanya. Akhirnya mereka bertemu kembali setelah perpisahan menyakitkan tersebut.

Andreas menatap lekat Helena. "Ayo pulang! Aku kangen banget sama kamu." Helena mengangguk. Ia menggenggam jemari Helena. Keduanya lantas pergi dari sana.

Sepasang suami istri itu tiba di sebuah apartemen. Apartemen yang keduanya beli dengan tabungan mereka. Tentu saja laki-laki Osiris itu berhasil mendapatkan restu dari keluarga Helena. Dan sempat mengadakan pernikahan kecil empat bulan setelah lulus kuliah. Walau saat itu Andreas hanya menetap selama setengah hari dan harus kembali lagi.

Keduanya lantas naik menuju kamar mereka. Andreas menaruh kopernya di sudut samping lemari. Melepaskan hoodie yang ia pakai dan hanya menyisakan kaos hitam oblong. Naik ke atas kasur dan bersandar di kepala ranjang.

"Sunshine, come here."

Helena menggantung coat cokelat yang tadi ia kenakan sebelum akhirnya menghampiri Andreas. Ia bersandar di dada bidang laki-laki itu.

"Andreas."

"Hm?"

Helena mendongak. "Tugas apa yang kamu lakuin di Melbourne?" Andreas tersenyum tipis. Sejak awal, ia tak pernah mengatakan tugas yang sebenarnya pada Helena. Hal itu membuat Helena sangat penasaran.

"Bertahan hidup." Andreas tersenyum. Dahi Helena mengernyit kebingungan. "Supaya bisa ketemu kamu." Mencium dahi perempuan itu. Seketika ia tersenyum miring mengetahui maksud perkataan Andreas.

Drtt!

Helena melepaskan pelukan Andreas dan mengambil ponsel yang berdering di atas meja. Raut wajahnya berubah dingin melihat nama yang tertera di sana.

'Chloe'

Ia lantas mengangkat panggilan itu. "Halo?" Andreas menatap Helena dari samping sembari menopang dagu. Memperhatikan Helena yang terlihat sangat serius. "Jam delapan malam, di tempat biasa mereka akan datang untuk mengambilnya." Setelah berdeham, perempuan itu mematikan panggilannya. Ia menoleh, mendapati Andreas yang tersenyum.

"Jadi istriku, bisnis fashion seperti apa yang kamu lakuin?"

Helena tersenyum. Mendekatkan wajahnya sehingga membuat hidung mereka saling bersentuhan. "Bisnis mematikan kehidupan, supaya bisa bertahan demi ketemu kamu."

The HelWhere stories live. Discover now