[[SDYS]] 12

20 3 2
                                    

Assalamu'alaikum semua. Waduhh lama banget ya ga up up. Maaf banget ya soalnya penulis lagu sibuk sibuknya. Bulan Agustus itu memang bulan sibuk. Dan kemungkinan juga bulan depan juga sama. Maaf banget ya oke langsung jan lupa vote, komen

                    Happy Reading

                                .
                                .
                                .
                                .


"Aku akan melakukan apapun untukmu, meskipun nyawaku taruhannya" Ungkap bondan.
______________________________________

Kala itu Sangat Prabu menyadari sesuatu hal tentang bondan. Karena ia menemukan semacam pesan dari Kerajaan yang ingin meruntuhkan kerajaannya. Sang Prabu benar benar marah kali ini dan berniat membunuh bondan saat itu juga.

"Cari bondan dan bawa ke hadapanku sekarang!!! " Ucapnya penuh amarah.

"Ayahanda tidak mungkin orang sebaik bondan melakukan hal seperti itu, saya sendiri mengenalnya" Terang Sang putri.

"Keputusanku sudah bulat dia akan dihukum mati" Tegas Prabu.

"Tidak Ayahanda kumohon, bondan bukan orang yang seperti itu, pasti ada alasan dibalik semua itu, saya yakin Ayahanda"

Tanpa sepatah kata pun Prabu pergi meninggalkan putrinya.

                             .....

Naya sedang berlari bergegas menemui bondan. Perasaannya sangat tidak enak mengenai itu. Dan benar saja Prabu benar benar berniat menghabisi bondan. Karena terlalu fokus berlari naya menbrak seseorang. Dan ternyata orang itu adalah bondan. Orang yang dia cari.

"Bondan" Tangisan seketika pecah, meskipun naya tau bondan tega tapi tetap saja naya tidak bisa membencinya entah kenapa.

"Naya apa yang kamu lakukan disini, sekarang pergilah aku tidak ingin mereka tahu-"

"Tidakkkk Prabu akan membunuhmu bondan aku tidak bisa aku tidak bisa diam saja, melihat temanku dibunuh seperti itu" Ucap naya diselingi tangisannya.

"Aku sudah siap menanggung segala resikonya naya, aku hanya berdoa semoga dengan ini raka ku bisa kembali, jangan lah menangis itu membuat hatiku meringis kau tau"

Tepat saat itu, para pengawal istana menemukan mereka berdua. Bahkan naya juga akan diikutkan karena diduga memiliki hubungan kerjasama dengan bondan.

"Tangkap sajalah aku, hukum aku, asalkan lepaskan naya dia tidak tahu apapun tentang ini, aku yang salah, jadi bawa aku" Ungkap bondan.

"Tidakkk bondan aku yakin kamu bukan orang yang seperti itu" Teriak naya.

"Naya asal kamu tahu mereka benar aku sebenarnya senopati peningging, aku pengkhianat disini, sebaiknya lakukan apa yang kukatakan waktu itu padamu" Setelah mengatakan itu bondan dibawa pergi menjauh dari naya.

"Bondan meskipun kamu pengkhianat tapi entah kenapa aku tidak bisa membencimu, benar ayu aku harus mencari ayu dan membawanya ke tempat aman" Ucap naya.

.....

"Ayu, kita harus segera pergu dari sini ini darurat" Ucap naya.

"Tapi mengapa naya" Tanya roro jonggrang.

"Akan ku jelaskan nanti, kita harus cepat" Belum jauh mereka dihentikan oleh sang Prabu.

"Tunggu, mau kemana kalian" Seru Sang Prabu.

"Prabu maafkan saya mengambil tindakan tanpa sepengetahuan Prabu tapi situasinya benar benar genting, saya akan membawa ayu pergi ketempat yang aman" Terang naya.

"Tidak kuijinkan!!!" Balas Sang Prabu.

"Kali ini saya tidak bisa menuruti kemauan anda-

" KATAKAN SAJA APA YANG KAU MAU!!! "

"Saya hanya tidak ingin ayu bertemu dengan pemimpin peningging yang serakah itu, saya hanya ingin melindungi ayu, mereka akan datang tidak lama lagi saya yakin itu" Tanpa berkata lagi naya langsung menarik membawa pergi Sang ayu.

Suasana mendadak hening. Entah kenapa Sang Prabu membiarkan naya membawa putri nya pergi. Sekujur tubuhnya kaku seakan tak dapat bergerak sedikitpun. Antara percaya dan tidak percaya. Apakah naya benar benar melindungi putrinya atau malah sebaliknya. Keadaannya semakin rumit. Kemudian Sang Prabu memutuskan menuju ruang hukuman dan menemui bondan.

.....
"Bagus hahahahaha dengan begini wilayah kekuasaan ku akan semakin luas, dan putri itu akan menjadi milikku" Tawa menggelegar menggema di ruangan itu. Tak lama setelah nya dia bangkit dari duduknya.

"Siapkan pasukan kita akan menyerbu kerajaan baka saat ini juga" Ucapnya.

Berangkatkah seluruh pasukannya ke kerajaan baka. Dan akan langsung menyerang setibanya disana.

                                .....

"Katakan padaku apa tujuanmu yang sebenarnya dan beritahu aku siapa dirimu yang sebenarnya"

"Aku senopati peningging, senopati bondan tugasku menjadi mata mata di Kerajaan ini" Jawab bondan santai.

"Seret dan hukum dia sekarang juga" Murka sang Prabu.

"Sebaiknya anda mencari tempat berlindung daripada menghukum saya, sebentar lagi mereka akan datang" Sarkas bondan.

Sang Prabu terkejut bukan main. Karena amarahnya yang amat tinggi. Ia mengambil pedang dan langsung menodongkan ke arah bondan. Jika bondan bergerak sedikit saja lehernya akan langsung tergores.

Benar saja tak lama setelahnya suara bising nan mengganggu terdengar semakin jelas. Suara langkah kaki, pedang, dan teriakan yang tak terhenti semakin jelas terdengar di telinga sang Prabu.

Di ruang eksekusi mereka sekarang. Hampir saja sang Prabu memenggal kepala bondan. Mereka dikejutkan dengan suara lantang yang menyeru. Membuat Prabu baka dan bondan spontan menoleh ke arah sumber suara.

"Wahh disinikah anda saya mencari yang mulia kemana mana" Ucap orang itu dengan sunggingan senyum di wajahnya.

"Siapa kau, apa maumu"

"Hahahha seluruh pasukan mu telah porak poranda, mereka kalang kabut, ternyata meruntuhkan kerajaan ini tidak serumit itu, layaknya menjatuhkan piring dan menumpahkan apa yang tersaji di piring tersebut

jika ingin tahu siapa aku, aku adalah BANDUNG BONDOWOSO penguasa kerajaan peningging, seseorang yang akan melenyapkan mu HAHAHAHAHA " sarkas nya.

"Satu hal lagi yang perlu anda ketahui Prabu baka HAHAHAHA aku akan meminang putri mu yang sangat cantik itu, roro jonggrang, anda tidak keberatan bukan ayahanda Prabu HAHAHAHA" lanjut bandung bondowoso disertai tawa khasnya.

'Kuharap naya dan ayu roro jonggrang baik baik saja, semoga saja ayu dan dia tidak bertemu seperti apa yang kamu inginkan naya' batin bondan.

"SAMPAI KAPAN PUN TIDAK AKAN PERNAH KU RESTUI, ORANG SEPERTI MU TIDAK PANTAS BERSANDING DENGAN PUTRIKU" balas Prabu baka.

"Oh ya harusnya mulut Anda diam saja, itu menyakiti hati saya" Lanjut bandung bondowoso. Akhir dari perselisihan itu kalian sudah pasti menduganya, yaitu perang habis habisan hingga sang Prabu terkapar tak berdaya.

....

Di sisi lain
Terlihat dua gadis yang berlari tak tentu arah untuk menjauh dari kerajaan baka yang mulai mengalami kehancuran. Miris sekali terlihatnya. Cairan bening lolos keluar tanpa henti. Membasahi wajah elok sang putri. Bagaimana ia tidak sedih melihat kehancuran kerajaannya di depan mata. Ditambah dirinya tidak tahu bagaimana dan dimana ayahandanya sekarang berada.

"Ayu kita harus pergi"

"Ayahanda" Tangisan sang putri pecah seketika, kini ia terduduk lemas dengan kedua tangannya yang menutup wajahnya.





Udah ya sekian dulu. Jangan lupa vote, komen. Makasih juga buat pembaca setia book gabutz ini. Sampai jumpa di next chapter. Dadaaaaaaa. Akhir kata wassalamu'alaikum

[Time Travel] Siapakah Dirimu Yang Sebenarnya?? Where stories live. Discover now