[[SDYS]] 8

36 9 2
                                    

Assalamu'alaikum semua. Gimana kabar kalian semoga baik baik saja. Lagi mood nih jadi up lagi hehe😃. Buat nebus juga soalnya kemarin hampir sebulan aku ga up. Gimana ceritanya makin seruuu ga nih. Tenang konflik yang penulis sajikan gak memberatkan insyaallah lagian kan penulis baru juga. Buat kalian yang jadi pembaca setia makasih ya. Langsung sajaa......
Maaf di publish ulang karena ada sedikit kesalahan.






                     Happy Reading
 

    

                                  .

                                  .

                                  .

Tentu saja naya terkejut dan langsung membalikkan badannya untuk mengetahui siapa yang memanggilnya.
"Bondan"
______________________________________

♛┈⛧┈┈•༶
Author POV

Di suatu malam yang hening. Sayup sayup terdengar suara lantunan yang sangat indah ditelinga. Bondan tertarik untuk mencari tahu suara itu.  Semakin mendekat semakin pula jelas suaranya. Bondan benar benar terlarut dalam suasana malam itu.

"Laysad diinu kamaa takhsyaahu  dzaa mamnuu'u dzaaka haraam

Fal islaamu jamiilun haqqan haadzaa laysa huwal islaam

Kullu awamirhi tahdiinya wa tunadiina  lilkhoiri

Yanhaanaa 'an kulli thariiqin yakhuznaa  nahwasy syarri

Fallaahu rahiimun wa haliimun yad'u dauman lilbirri"

Hingga akhirnya bondan memberanikan dirinya untuk mendekat. Suara lembut nan indah itu terus menghiasi telinga bondan.

"Naya itukah dirimu? " Tanya bondan.

"Bondan??!, kamu membuatku terkejut saja" Jawab naya.

"Maafkan aku telah membuatmu terkejut, aku tidak bermaksud" Jawab bondan.

Author pov end

"Emm ngomong ngomong ngapain kamu disini ini kan sudah malam" Tanya naya tanpa melihat bondan sedikit pun.

"Ahh tidak, aku tadi tidak sengaja mendengar suara yang indah aku benar benar terlarut dalam lantunan indah itu....

Sudah lama aku tidak merasakan hal seperti ini, rasanya sangat menenangkan" Ungkap bondan dengan tersenyum.

"Oh ya yang kamu lantunkan tadi apa?, boleh aku tahu? " Tanya bondan.

"nasyid favoritku judulnya love and life" Jelas naya.

"Bagus ya, boleh gak aku denger kamu melantunkan nya lagi, aku ingin mendengarkannya lagi" Ungkap bondan.

Naya pun melantunkan kembali dengan penuh penghayatan.

Tetap ya duduk mereka berjarak. Ia juga sedikit takut memandang naya lama. Baginya hal itu salah satu dari cara menghormati wanita. Sejak dulu ia memang selalu menghindar dari yang namanya perempuan. Namun entah kenapa bondan merasa betah disamping naya. Meskipun begitu ia tetap sangat menghormati naya sebagai wanita. Begitu juga sebaliknya naya menghormatinya sebagai pria. Hal itu juga yang membuat bondan menyukai naya.

[Time Travel] Siapakah Dirimu Yang Sebenarnya?? Where stories live. Discover now