Mendekap ⁹

33 1 1
                                    

🍂 HAPPY READING ALL 🍂

10 Tahun Kemudian.

Zhang Zeyu berniat menjemput putrinya yang kini telah menduduki bangku sekolah dasar. Dengan kecepatan sedang mobilnya terus melaju menuju sekolahan.

Setibanya, Zhang Shunyi — putrinya lekas masuk tepat duduk disampingnya. Zhang Zeyu tersenyum. "Sudah siapa bertemu?"

Zhang Shunyi mengangguk pelan. "Aku siap."

"Baiklah."

Setelahnya mereka menuju kesuatu tempat dengan senyuman yang entah memiliki arti apa, tentu hanya mereka yang mengerti pasti.

Zhang Shunyi menatap kearah jendela. Ketika mobil akan melewati toko bunga, si kecil lekas meminta sang Bunda tuk berhenti sejenak.

"Nda, lebih baik membeli bunga terlebih dahulu, kan?" tawaran Zhang Shunyi diterima baik oleh Zhang Zeyu.

Zhang Zeyu pun memberhentikan laju mobilnya, lantas pemuda yang telah bekerja menjadi penulis lagu serta penyanyi itu keluar dari dalam mobil — meninggalkan sang buah hati seorang diri dalam mobil. Gadis kecil itu menatap punggung sang Ibu yang termakan pintu masuk kedai bunga.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya pemilik kedai bunga itu dengan tersenyum manis.

Zhang Zeyu membalas dengan tersenyum tipis lantas mengangguk. "Aku ingin memberikan sebuket bunga yang dimaknai keabadiannya. Apakah kau memilikinya?" tanya Zhang Zeyu.

Pemilik kedai bunga mengangguk. "Aku memiliki bunga edelweis. Kau mau berapa tangkai?"

"Hmm, aku mau 10 tangkai. Ohh yahh, apa bisa diberi pesan?"

Pemilik kedai itu mengangguk. "Tentu bisa, jika ingin menulis pesannya — kau bisa menulisnya di meja itu. Motif kertasnya bisa kau pilih sendiri dan pulpen nya sudah ada macam-macam warna."

"Baiklah, sebelumnya terimakasih, Bu."

Pemilik kedai itu mengangguk sebelum akhirnya Zhang Zeyu melangkah menuju meja penulisan surat. Sedangkan Ibu pemilik kedai bunga mulai membuay buket yang dia minta.

Jarang sekali ada bunga edelweis yang dijual. Terlebih dengan suhu yang beda dengan pegunungan. Zhang Zeyu sangat bersyukur karena samg anak sangat jenius menawarkan untuk membeli bunga terlebih dahulu, jikalau tidak mungkin dia dan sang buah hati telah berada di lokasi tujuan sekarang.

Zhang Zeyu mendudukkan dirinya pada kursi, lantas mengambil kertas yang terasa pas untuk isi suratnya kali ini. Pemuda yang semakin manis kentara melekat pada wajahnya itu pun tak lupa mengambil pulpen dengan warna tinta yang pas. Zhang Zeyu mulai menulis.

Entahlah, aku tak tau ingin berkata apa disini. Cukup lama aku tak melihat senyummu — membuatku mati kutu tak paham makna langkah yang ku pijak tanpamu disini.

Aku bahkan tak benar-benar merasakan apa itu hidup. Apa kau tau? Aku telah hilang sejak saat itu, Shun. Aku pergi dengan tautan jemarimu yang terlepas dari tanganku.

Aku harus apa?

Jika boleh aku berkata pada dunia..., aku ingin memberontak dan menukar jiwaku padamu, tapi ternyata... aku tak cukup nyali untuk melakukannya. Aku tak bertenaga — aku terkulai lemas melihat mu bersimbah darah.

Sequel DB - Edelweis Embraced (HaoYu) End✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt