Mendekap ⁸

22 4 1
                                    

🍂 HAPPY READING ALL 🍂

Deinverr menapakkan kakinya pada ladang sepi — benar-benar tak ada kehidupan barang secuil ujung jari kelingking.

Deinverr memutuskan untuk duduk menyandar pada batang lapuk hackberry. Dia menekuk lutut sebelah kanan, sedangkan sebelah kiri dia selonjorkan.

Deinverr menatap kearah langit kelabu — di penuhi mega yang mendung, bahkan mentari pun enggan menghapus abu — apa lagi peri mungil sepertinya tak bisa menikam perbuatan alam yang terkesan menyakiti palung?

Angin kembali datang, namun dirasa tak cukup kuat — ini angin kepakan sayap Raja Nymphalidae dan Raja Kupu-kupu bagian Selatan. Sial, dia dikerubungi — tak memiliki celah tuh kabur atau bersembunyi.

"Ternyata kau yang mengumumkan surat palsu itu!? Kau menghancurkan semuanya peri kecil!!" murka Raja Nymphalidae dengan raut wajahnya yang merah. Sayapnya yang lebar terkesan besar itu masih dia kepakkan dan menghasilkan angin yang kencang. Antena Deinverr pun ikut serta bergerak ribut karenanya.

"JAUHKAN DIRIMU DARI KETURUNAN PIERIDAE, RAJA NYMPHALIDAE!!" teriak Decalbert dari arah berlawanan. Kakak dari Deinverr itu datang bersama Raja Pieridae dan beberapa prajurit peri dari Kerajaan mereka.

Refleks Raja Nymphalidae dan Raja Selatan itu berbalik. Raja Nymphalidae itu menyeringai tajam dengan langkah kakinya mendekati pasukan Raja Pieridae.

"Maksudmu apa Raja Nymphalidae membohongi Kerajaan Pieridae?" tanya baik-baik Raja Pieridae.

Tapi ternyata tak cukup membuat Raja Nymphalidae itu berkata dengan intonasi yang baik.

Raja Nymphalidae itu menggerakkan tangannya kearah belakang — tepat pada Deinverr. Deinverr serasa tercekik dan melayang saat itu juga dan membuat Decalbert ingin melangkah, namun ia urungkan karena selaan lebih dulu dia dapatkan dari Raja Pieridae.

"Masih sanggup kau bertanya, Pieridae?!" tanyanya. Tekanan cekikan pada leher mungil Deinverr semakin ia eratnya dan membuat Deinverr memberontak tak siap.

"AKHHH!! AL... AL..., TOLONG-TOLONG AKUU," teriak Deinverr dengan napas tak teratur. Wajahnya berubah merah dengan paduan biru. Sialnya Raja Nymphalidae tak memiliki belas kasih dan dia semakin menajamkan rungunya dengan terkekeh.

"Bahkan rintihannya sudah kau dengar dengan jelas, Pieridae! HAHAHAHAH...!!!" ujar Raja Nymphalidae.

"Lepaskan peri keturunan ku, Nymphalidae!" pinta Raja Pieridae dengan kesabaran setipis kulit bawang.

"Apa katamu? Lepaskan? Mana bisa!! Berikan aku Kerajaan makmur mu Pieridae, maka keturunan mu akan aku lepaskan!" saut Raja Nymphalidae.

"Aku tidak akan menyerahkan mahkota ini padamu, licik!"

Penuturan enggan Raja Pieridae ternyata mempengaruhi tekanan cekikan pada Deinverr. Peri muda itu semakin tersengal-sengal — pasokan oksigen nya menipis, bahkan untuk sekedar menghirup dia tak begitu mampu.

Pada akhirnya, ramalan itu berubah malapetaka. Ucapan Deinverr yang lalu benar adanya. Fakta yang membuat peri penghuni istana Pieridae terperangah itu semakin membuat Decalbert mengepalkan tangan kencang.

Seperti itulah — mereka memang tak pernah mau mengalah, tetapi jika tahta ingin diserahkan tak segampang memberikan koin palsu pada keturunan bukan? Bahkan harta yang selalu mereka makmurkan adalah contoh keruntuhan yang paling nyata. Satu kata "serakah" mungkin yang paling tepat untuk makhluk bumi rasa, bahkan mereka enggan bersyukur lebih — makhluk tak memiliki kepuasan yang terbatas.

Sequel DB - Edelweis Embraced (HaoYu) End✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat