Mendekap ⁶

17 4 0
                                    

🍂 HAPPY READING ALL 🍂

Zhang Junhao kembali membawa Zhang Zeyu kesuatu tempat yang memukau netra. Kini mereka berada di pegunungan dengan bunga edelweis tertanam subur disana.

Zhang Zeyu tampak berseri-seri dan langsung berjalan kearah gerombolan bunga edelweis yang tak jauh darinya. Zhang Junhao sendiri hanya tersenyum tipis dengan membuntuti kekasihnya.

Zhang Zeyu membungkuk dan berniat mengambil ponselnya dalam saku, setelah itu memotret bunga edelweis itu serta dia pun mengajak Zhang Junhao untuk berfoto ria dan hanya mendapatkan anggukan samar. Mereka mengabadikan momen itu dengan berfoto ria.

Setelah itu mereka pun memilih duduk bersama — menikmati sepoi angin menerpa serta keindahan yang tersaji depan retina.

Sapuan lembut angin berembus tenang menggerakkan tangkai edelweis yang terhampar banyak. Bunga itu tampak bergerak seirama dengan pelan dan penuh pesona. Zhang Zeyu bahkan sampai dibuat terlena karenanya.

"Zey, berikan aku satu makna yang terkandung pada bunga edelweis," pinta Zhang Junhao sembari memusatkan perhatian pada pemuda manis disisi kirinya.

"Abadi."

"Kenapa?"

"Karena kau abadi dalam hati."

Senyum Zhang Junhao tertarik sempurna, tetapi tak lama karena ia kembali teringat satu kalimat tak luput dari sejengkal pun. Kalimat itu selalu merusak suasana hatinya, sungguh sial!

"Berikan aku satu makna dari edelweis." Kini Zhang Zeyu pun meminta hal yang sama pada Zhang Junhao.

"Kau lelaki yang kuat."

"Kenapa?"

"Karena kau adalah pemuda yang selalu menerima perlakuan semesta, meski buruk sekalipun."

"Zey, tolong kembali."

Kalimat yang kembali terlontar berhasil membuat Zhang Zeyu menoleh bingung. Kembali? Maksudnya apa? Kenapa dia harus kembali?

"Dia membutuhkan mu, Zey. Aku tak pa, karena aku tau aku telah kau abadikan," ujar Zhang Junhao yang malah semakin membuat kentara kebingungan pada wajah Zhang Zeyu.

"Kau berkata apa sih?" tanya Zhang Zeyu tak habis pikir.

"Edelweis telah mati, Zey," ujar Zhang Junhao dengan suara yang melemah. Dia pun dengan pelan menunjuk kearah bunga edelweis yang mulai meluruh kelopaknya karena terhempas angin yang entah mengapa mengencang tajam menerpa.

Zhang Zeyu menoleh kearah bunga edelweis dan kembali menatap Zhang Junhao yang memegang bagian dadanya. Napas pemuda itu pun memberat.

"Tak luput dari sejengkal pun," kata Zhang Junhao.

Zhang Zeyu lagi-lagi mengalami pusing mendera. Dia meraung — merasakan sakit yang luar biasa. Bulir air mata menetes perlahan dengan isaknya yang tertahan.

Zhang Zeyu menggeleng ribut, memukul-mukul pelan kepalanya yang terasa semakin bertambah pusing.

"AAAKHHHHHHH!!!"

Sequel DB - Edelweis Embraced (HaoYu) End✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt