THE COBRA

45 6 42
                                    


Aku sudah pernah merasakan kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit adalah berharap pada orang yang bahkan tak peduli hadir atau tidaknya dirimu

~Aurel Adhisti~

 

🌺happy reading🌺


Lelaki itu memapah tubuh seorang gadis menuju UKS sekolah. Hal ini jelas mengundang tatapan penasaran dari seluruh siswa SMA Garuda yang ada di lapangan sekolah.

Siapa yang tidak mengenal lelaki itu? Salah satu anggota inti Black wolf yang sudah sangat terkenal di SMA Garuda.

Dia bukan lelaki dingin, bukan juga lelaki galak dan bukan lelaki yang suka berbuat kasar. Tapi, kadang omongannya tidak bisa di filter. Selalu asal bicara. Tetapi dia juga terkenal sangat bijaksana.

"Lo tunggu disini gue panggilin anak PMR" kata lelaki itu setelah gadis yang di bawanya duduk di brankar UKS.

Gadis itu menunduk, kepalanya mengangguk kecil, tangannya beberapa kali memijat mijat kecil pelipisnya.

Mata laki-laki itu menatap gadis itu penuh pengertian. Ia melepas jaket yang ia kenakan lalu menyampirkannya pada gadis itu "kalo pusing tiduran aja"

"Makasih" kata gadis itu pelan

"Nama Lo Naya kan?" Tanya lelaki itu memastikan.

Gadis itu mengangguk kecil. Kepalanya sedikit terangkat untuk menatap wajah lelaki itu.

"Gue Elkairo" kata lelaki itu sambil tersenyum

"Gue keluar dulu manggil Anggota PMR, jaket gue pake aja dulu" titah elkairo yang beranjak keluar meninggalkan Naya.

"Gue kira bakal di bully" kata Naya menghela nafas lega "lagian kenapa harus dia sih yang nolongin"

****

Suara ribut obrolan disertai  gelakan tawa terdengar sampai teras depan rumah Alvero. Sudah menjadi keharusan bagi seluruh anggota inti Black wolf untuk menyempatkan berkumpul di salah satu rumah anggota mereka. Misalnya minggu ini di rumah Alvero Minggu depan di rumah Arthur.

Mereka duduk di ruang tengah, ada Arthur dan Elkairo yang bermain PS milik Alvero, ada Kelvano yang selonjoran di sofa sambil bermain game  di ponselnya dan ada juga yang Alvero dan Jefran yang bermain kartu.

"Buset tuh muka apa panci item begitu"
Kata Elkairo setelah melihat kedua muka kedua temannya yang sudah sangat berantakan banyak coretan kopi di muka keduanya.

"Udah main kartunya tuh muka udah cemong begitu, udah jelek makin jelek dah tuh muka" sahut Arthur yang sudah selesai bermain PS sambil tertawa melihat muka kedua temannya itu persis seperti lutung.

Jefran dan Alvero bermain kartu dengan perjanjian jika ada yang kalah di antara keduanya maka mukanya akan di coret dengan campuran kopi dan air yang sudah mereka persiapkan.

"Meski kek gini gue tetep ganteng kok" kata Jefran dengan pedenya sambil menyisir rambutnya kebelakang dengan tangannya.

"Ganteng apanya, muka lu tuh kaya lutung" timpal Alvero setelah merapihkan kartu yang berantakan

"Sadar monyet lo juga sama" sahut Jefran tak terima

"Udah Lo berdua cepetan cuci muka, jangan berisik" perintah mutlak Arthur, kalau tidak segera di hentikan nanti pasti perdebatan mereka tidak akan selesai. Membuat pusing kepala saja.

Mata Kelvano yang sedari fokus pada game di ponselnya beralih pada notifikasi pesan dari nomor tidak di kenal yang akhir-akhir ini menerornya. Dengan malas Kelvano membuka pesan itu.

VANOURELLWhere stories live. Discover now