AGSAM ; BAB 1

124K 2.8K 584
                                    

Komen disetiap paragraf. Penuhin ya. Biar keliatan rame. Komen banyak-banyak. Jangan gak vote!😡🙏

tandai typo, belum sempat revisi.

tandai typo, belum sempat revisi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

BRAK!

“GUE GAK MAU PUTUS AGSAM!”

Wanita cantik itu, berteriak seraya menggebrak meja dengan kasar. Tak peduli dengan tatapan pengunjung cafe lainnya. Matanya menatap sang lawan bicara dengan tajam. Terlihat tidak terima dengan keputusan pemuda, yang delapan tahun lebih muda darinya itu.

“Kita gak bisa putus gitu aja Agsam. Kita udah hampir pacaran dua tahun. Lo gak bisa seenaknya gini.” lanjut Bianca tak terima, mengenggam tangan Agsam dengan erat. “Lo gak sayang gue huh?!”

Agsam berdecak, menepis tangan gadis itu pelan. “Sorry, Bianca. Rasa itu kayaknya udah hilang.” Agsam jelas berbohong.

Seperti yang dikatakan Bianca, mereka berdua hampir berpacaran dua tahun. Tapi, selama itu pula, Agsam sama sekali tidak memiliki perasaan pada wanita ini. Agsam hanya sedikit bermain dengan sangat baik, sampai ular yang ingin menjebaknya, terjebak sendiri dengan jebakannya.

Bianca Kalesya, nama wanita itu, wanita berusia 25 tahun itu mendongak. Meraup kasar wajahnya, lalu kembali menatap Agsam dengan tatapan berkaca-kaca. “Wait, Bubu sayang. Kenapa tiba-tiba? Gue ada salah sama lo?” Bianca bersikap lemah.

“Bi—”

“At-atau karna gue terlalu sibuk sama kuliah? Jadi lo mau putus? Agsam gue bisa perbaiki itu kalo itu masalahnya. Tapi tolong! Gue gak mau putus sama lo. Gue sayang sama lo, Agsam. Jangan buang gue.” isakan kecil sang wanita mulai terdengar.

Bullshit. Agsam tertawa pelan didalam hati. Ia menunduk, benar-benar tak percaya dengan ucapan penuh kebohongan yang keluar dari bibir wanita itu. Agsam tersenyum smirk. Wanita ini, terlalu percaya diri sekali ketika mengucapkan kalimat itu. Tapi jangan terbang terlalu tinggi, Agsam bukan tipe seseorang yang mudah dibodohi.

“Agsam, please ngomong sesuatu, jangan buang gue ...”

Agsam mendesah pelan, mengambil ponsel. “Bi, sekali lagi sorry, gue gak bisa lanjutin hubungan ini.”

Laki-laki jangkung itu bangkit dari kursi, berbalik hendak pergi meninggalkan Bianca. Tapi langkahnya harus berhenti, ketika merasakan sepasang tangan memeluknya dengan erat dari belakang.

Isakan Bianca terdengar. Memeluk perut Agsam dengan erat, membenamkan wajahnya dipunggung laki-laki itu. “Gue say-sayang sama lo, Agsam. Kenapa lo buang gue huh? Agsam ...”

Agsam mengerang pelan.

Andai saja Bianca tahu, seberapa berhasratnya Agsam ingin menembakkan peluru kekepalanya, wanita itu pasti tidak akan berbuat nekad seperti.

AGSAM: BAD HUSBANDWhere stories live. Discover now