prologue >>>

296 21 0
                                    

Dua orang siswa terlihat sedang berbisik-bisik di toilet. Tenang, mereka berbincang di luar bilik, kok. Di depan jejeran wastafel dan cermin besar.

Salah satu dari mereka menjelaskan apa yang harus dilakukan. Satunya lagi hanya diam mendengarkan. Sesekali mengangguk.

"Tapi, lo yakin bakal berhasil?"

"Yakin banget lah."

"Emang alasan lo nyebar gosip ini kenapa?"

Yang ditanya hanya menggaruk tengkuk. Dia menyengir. "Hehe, gabut aja, sih."

"Goblok!" seru temannya sambil memukul bahu lelaki tersebut.

"Aduh, sakit tau! Asli gue gabut. Kalo ada gosip kan nanti tiap hari bahas gosip itu terus."

"Hmm, bener juga, sih."

Aduh, percuma ganteng kalau obrolannya gosip mulu.

"Eh, lo mau tahu yang sebenarnya gak?"

"Apaan?"

"Sorry, sebenarnya gue su–"

Siswa yang tengah diajak berbincang pun mengeluarkan pulpen dari saku seragamnya. Wajahnya datar. "Kalau lo lanjutin bercanda lo, nih pulpen gue tancepin di tangan lo."

"Heh, jangan! Ck, iya-iya gue beneran deh kali ini."

"Cepet."

Pemuda tersebut menengguk salivanya sendiri sebelum akhirnya berucap, "Mafia game kali ini beda. Kalau kalah, nyawa taruhannya."

Siswa di hadapannya terkejut. Dia melebarkan mata. "Serius, lo?!"

"Nanya lagi. Ya enggak lah!"

Ceklek.

Suara pintu tersebut membuat keduanya mengalihkan pandang. Terlihat seorang siswa masuk. Tampangnya tidak main-main. Beneran ganteng, cuy.

Siswa tersebut diam. Salah satu alisnya terangkat. Dengan kedua tangan dimasukkan saku celana, dia bertanya, "Kalian lagi bahas apa?"

"E-eh? Gak bahas apa-apa, kok. Hehe."

Murid itu tertawa kecil. Lalu secepat kilat dia merubah raut mukanya. Matanya menatap tajam. Bibirnya tersenyum sinis.

"Bohong."








































akhirnya gue publish
juga enih cerita :v

Mafia Game | TXT & ENHYPENWhere stories live. Discover now